Sofyan: RKP 2017 Memacu Pertumbuhan Infrastruktur dan Ekonomi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Februari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 31.823 Kali
Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan keterang pers usai sidang kabinet di Kantor Presiden, Jakarta (10/2). (Foto:Humas/Deni)

Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan keterangan pers usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta (10/2). (Foto:Humas/Deni)

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Anggaran 2017 telah dipresentasikan di hadapan Sidang Kabinet Paripurna (SKP), di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (10/2) sore.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menjelaskan, mulai dari sekarang Bappenas harus mulai berkoordinasi dengan semua K/L, dengan daerah dalam rangka menyusun RKP 2017.

Ia menyebutkan, tema RKP 2017 adalah memacu pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah.

Kemudian yang kedua adalah ada salah satu program yaitu program revolusi mental, itu akan di-embed, akan dikaitkan semua aktivitas pemerintah ada aspek revolusi mental harus embed. Misalnya penegakan disiplin.

“Kita percaya misalnya penegakan hukum dan disiplin itu salah satu hal yang paling penting untuk menciptakan masyarakat yang tertib dan industri yang baik,” terang Sofyan kepada wartawan usai Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (10/2) sore.

Sofyan menunjuk contohnya misalnya, kenapa kebakaran terus-terusan sekian belas tahun? Karena selama ini ada hukum, tetapi kemudian kita tidak melakukan tindakan yang disiplin terhadap penegakannya.

Kemudian hal yang lain lagi, menurut Sofyan, rencana RKP 2017 secara spesifik yaitu bahwa pembiayaan nanti yang paling penting adalah hasil.

“Jadi program-program yang akan mendapatkan pembiayaan yang jelas sekali manfaatnya. Sebelum program diusulkan oleh kementerian, mereka harus menjawab sejumlah pertanyaan: Apa perlu? Mengapa perlu? Kapan perlu? Sehingga dengan demikian kita bisa tahu, Bappenas akan tahu nanti bahwa perlu, justifikasinya apa. Terutama dalam mendukung tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan tujuan nasional,” papar Menteri PPN/Kepala Bappenas itu.

Kemudian yang ketiga adalah, lanjut Sofyan, Presiden Jokowi telah memberikan instruksi yaitu, kalau selama ini money follow function, artinya uang itu dibagikan ke semua unit. Sehingga ada orang mengibaratkan APBN ini ibarat kita makan roti, kemudian ada mentega, dilapisi di sini, semua permukaan roti kena. Tapi tipis sekali, sehingga manfaatnya tidak terlalu terasa.

“Oleh sebab itu, nanti 2017 akan melihat pembiayaan akan dialokasikan terutama pada program-program yang jelas sekali manfaatnya,” papar Sofyan.

Kemudian masalah yang lain lagi adalah sinergi antar K/L, pusat dengan daerah. Misalnya kita ingin membangun kawasan industri. Kementerian A melakukan apa, Kementerian B melakukan apa, Kementerian C melakukan apa, daerah melakukan apa.

“Ini sinergi, atau system integrator dikerjakan oleh Bappenas,” kata Sofyan seraya menyebutkan, dengan demikian  diharapkan RKP 2017, mulai dari tahun 2016  tidak ada lagi nomenklatur-nomenklatur tidak jelas: peningkatan, pemberdayaan, istilah-istilah yang tidak jelas.

“Jadi saudara sekalian, ada pendekatan yang sangat fundamental dalam penyusunan RKP 2017,” pungkas Sofyan. (DND/UN/OJI/ES)

Berita Terbaru