Solusi Pemerintah Atasi Pelemahan Ekonomi*)

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Oktober 2015
Kategori: Opini
Dibaca: 55.359 Kali
Wakil Presiden Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Oleh: HM. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI

Pertama terima kasih atas pertemuan ini dan kehadiran saudara sekalian dari daerah. Tadi sudah disampaikan hal-hal tentang deregulasi. Saya ingin menyampaikan mengapa dan solusi yang harus kita lakukan dalam kondisi ini. Kita memahami bahwa dalam beberapa bulan terakhir kita mengalami penurunan ekonomi dunia, di Asia pada umumnya yang menyebabkan juga ekonomi kita melemah. Karena perekonomian dunia saling tersambung sehingga tidak ada negara yang bisa terbebas dari ekonomi lainnya.

Faktor utama kita adalah ekonomi China yang menurun yang akibatnya kebutuhan bahan baku besi, nikel, batu bara apapun menurun maka terjadilah penurunan permintaan sekaligus penurunan harga. Akibatnya ke kita pendapatan kita menurun khususnya di bidang itu, yaitu mineral, perkebunan, dan sebagainya.
Artinya pandapatan daerah misalnya Sumatera itu menurun, akibat pendapatan itu menurun otomatis pendapatan daerah itu menurun, yang berakibat daya beli menurun. Akibatnya industri di Jawa juga menurun, sepeda motor, mobil, makanan, pakaian juga menurun maka terjadilah penurunan secara umum. Efek berikutnya bisa menimbulkan penurunan produktivitas sehingga bisa PHK dan sebagainya. Ini efek yang paling ingin kita hindari. Itu secara umum yang terjadi. Bukan hanya kita yang terjadi ini, di Malaysia, di Jepang, terjadi di Hongkong apalagi China, Amerika juga terjadi penurunan.

Itu yang sebab umumnya, tentu saja ada masalah dari dalam negeri kita. Kemarin kita berbicara tentang anggaran kelembagaan sehingga kita ingin tingkatkan. Namun kita bersyukur pada kuartal tahun ke tiga ini sudah lebih baik. Karena faktor ekonomi kita tentu dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat, ekspor impor kita kemudian juga investasi pemerintah dan investasi dari pengusaha. Kalau semuanya menurun maka otomatis penurunan pendapatan, dan itulah yang menjadikan target kita 5,7% menjadi hanya 4,7% pada kuartal yang lalu. Mudah-mudahan tahun ini lebih baik.

Nah karena itu solusinya apa? Karena ekspor kita menurun kita tidak bisa mengharapkan ekspor kita maka justru yang bisa kita perbaiki ialah putuskan pengusaha dalam negeri untuk mengisi pasar dalam negeri. Kita bersyukur kondisi kita dibanding dengan Malaysia, kita punya 250 juta pasar lebih banyak dari negara lain. Maka ini harus diisi, jangan pasar dalam negeri masih banyak barang kita impor.

Kita masih impor beras, kita impor jagung, ini yang harus segera diisi, begitu juga yang lainnya. Namun demikian, pada saat yang sama juga terjadi persaingan. Kita bersaing dengan China juga karena dia turunkan harga terus akibat sesuai perekonomian mereka. Kita juga bersaing dengan Vietnam, kita bersaing dengan Thailand dan juga lainnya. Maka satu- satunya jalan meningkatkan produktivitas kita dengan persaingan yang baik. Persaingan selalu tiga hal, harus lebih murah, harus lebih baik dan harus lebih cepat. Maka untuk menghindari hal yang lebih jelek itu industri harus naik dan investasi harus baik karena kita masih memiliki harapan diinvestasi, baik investsi pemerintah maupun investasi swasta, itu yang bisa menopang lapangan kerja  dan bisa menopang ekonomi daerah. Maka dua hal itu harus dinaikkan, kalau ekspor hanya bisa dengan cara mengurangi impor namun sekarang sulit karena pasar terbuka dan cara itu agar devisa kita tidak defisit.

Upaya lainnya adalah mengefesiensikan ekonomi nasional. Apa yang diefesiensi? Yaitu birokrasi tidak efesien, infrastruktur tidak efisien, listrik masih kurang dan masih mahal, lembaga keuangan kita masih mahal, hal ini yang kemudian kita perbaiki. Yang tadi kita keluarkan paket-paket kebijakannya, karena itu semua untuk menopang ekonomi kita.

Pada September lalu kita menyusun deregulasi, artinya memberikan lebih banyak kemudahan orang untuk berusaha. Kalau dulu berusaha harus keliling meminta izin gubernur, walikota, lainnya menjadi kita perpendek dan lebih cepat. Begitu juga kebijakan yang lainnya untuk lebih cepat, karena kalau tidak kita kalah dari Vietnam. Usul kedua adalah harus lebih murah. Oleh karena itu menurunkan harga listrik, solar, nanti gas diturunkan,  kemudian juga beberapa pajak diturunkan, bea masuk diturunkan, agar investasi kita bisa lebih murah dan bisa bersaing.

Yang ketiga, lebih mudah. Lebih mudah, dipendekkan juga kemudian yang terakhir itu soal buruh. Agar cara kita mengatur buruh itu lebih mudah. Selama ini buruh setiap tahun harus berunding dan demo, kalau ada pemilihan bupati mau naik itu pengusaha juga lebih susah yang akhirnya ada ketimpangan contohnya pabrik di Karawang dan di Jawa Tengah. Maka kita atur regulasinya agar ketimpangan yang lebih parah yang diatur dalam formula nasional. Dengan dasar ini Upah Hidup Layak dan UMR bisa dikalkulasi dan per lima tahun, bisa dilihat pertumbuhan. Nanti dijelaskan lebih lanjut tentang situasi di daerah.

Dari Paket Kebijakan 1,2,3,4 inti dari pada itu adalah pelaksanaan bersama-sama karena kita sudah tahu betul bahwa kita ini melaksanakan perbaikan ekonomi. Jadi semua yang kita bicarakan ini pelaksanaannya di daerah. Walaupun aturannya di pusat dipercepat jika di daerah tidak maka tidak akan ada artinya. Kalau lambat maka biayanya tinggi, kalau tinggi kita tidak bisa bersaing dengan Thailand, Vietnam, China apalagi. Ini penting karena di tanggal 31 Desember Asean mendirikan MEA, artinya barang-barang dari negara-negara Asean dengan mudah masuk ke sini maka bisa-bisa industri kita lebih terpukul lagi.

Hal ini indikatornya apa, ada banyak indikatornya. Dari seberapa jauh kita bisa meningkatkan ekspor kita sehingga defisit perdagangan ekpor impor kita tidak terlalu besar atau kita positif. Potensi berikutnya dilihat dari seberapa besar investasi masuk ke Indonesia karena itu akan memperbaiki lapangan kerja dan rupiah. Kita tidak ingin kembali ke krisis 2009 dimana terjadi penurunan dan pengangguran.

Jadi ekonomi harus distabilkan dengan baik dan stabilitas harga. Memang indikatornya banyak hal maka kita harus lakukan perbaikan. Kita harapkan stabilitas di dalam negeri dan investasi. Harapan dari investasi itu begini, kita punya pasar besar sedangkan negara China, Jepang, Korea juga mencari pasar yang besar di luar akibat pelemahan ekonomi dan mecari basis industri yang lebih murah. Maka kita ciptakan dua hal itu basis industri yang lebih murah dan lebih cepat serta pasar luas maka investasi akan tetap terjaga dari luar dan dari dalam.

*) Disarikan dari paparan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rapat Kerja Pemerintah, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 21 September 2015. (FID/UN/RAH/OJI/ES)

 

 

Opini Terbaru