Stafsus Presiden Billy Mambrasar Jadi Pembicara Kunci IYS 2021, Turki

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Maret 2021
Kategori: Berita
Dibaca: 1.222 Kali

Stafsus Presiden Billy Mambrasar saat menjadi salah satu pembicara kunci pada IYS 2021, di Istanbul, Turki, Kamis (24/03/2021). (Foto: Tim Stafsus Presiden Billy Mambrasar)

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Billy Mambrasar menjadi salah satu pembicara kunci pada Konferensi Pemuda Istanbul atau Istanbul Youth Summit (IYS) 2021.

Dalam paparannya pada pertemuan yang digelar di Istanbul, Turki, Rabu (24/03/2021) malam waktu setempat, pria yang berasal dari Yapen, Papua tersebut memaparkan tentang pendidikan di Indonesia dan strategi pemerintah di bidang pendidikan di masa pandemi.

“Pak Presiden, mari bangun Indonesia dari Papua, bangun manusianya, karena manusia adalah elemen utama untuk membangun bangsa ini,” ujar Billy mengutip pernyataannya saat ditanya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai hal yang ingin dilakukannya saat menjadi Stafsus Presiden.

Menurut Billy, pemerintah masih terus meningkatkan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini masih terjadi ketimpangan.

“Ketimpangan pendidikan masih terlihat jelas antara sekolah di wilayah rural dan sekolah di wilayah perkotaan. Ketimpangan-ketimpangan tersebut di antaranya jumlah dan aksesibilitas ke sekolah, infrastruktur pendidikan, jumlah dan kualitas guru, implementasi kurikulum dan kualitas tenaga kependidikan,” ungkapnya.

Ketimpangan tersebut, imbuhnya, terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi indikator seberapa jauh pendidikan berdampak di suatu wilayah. Provinsi DKI Jakarta memiliki IPM dengan predikat “sangat tinggi” pada tahun 2020 yaitu dengan angka 80,77 dan menduduki peringkat pertama secara nasional.

“Sementara itu, Papua menduduki peringkat terakhir (peringkat 34) dengan nilai 60,44 dan Papua Barat di urutan kedua terakhir (peringkat 33) dengan nilai 65,09,” ungkap Billy.

Berbagai indikator lainnya juga memperlihatkan adanya ketimpangan, seperti tingkat literasi, angka partisipasi sekolah, jumlah guru, hingga aksesibilitas internet.

“Kontribusi pengguna internet per wilayah juga masih sangat sedikit, terlihat dari angka di mana Jawa menduduki 55,7 persen, disusul Sumatra 21,6 persen, kemudian Papua 10,9 persen, Kalimantan 6,6 persen, dan terakhir NTT/NTB 5,2 persen,” paparnya.

Akses internet yang tidak merata semakin terasa dampaknya di masa pandemi saat ini, di saat pendidikan harus dilakukan secara daring sehingga membutuhkan koneksi internet yang memadai.

Di hadapan peserta IYS 2021 yang datang dari berbagai negara, Billy memaparkan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merespons dengan cepat kebutuhan dunia pendidikan di masa pandemi ini.

“Respons cepat pemerintah berupa kebijakan-kebijakan yang dibuat terkait elemen pendidikan. Dana BOS [Bantuan Operasional Sekolah], yang setiap tahun diterima sekolah, pada masa pandemi boleh digunakan untuk memenuhi kuota dan pulsa pendidik dan murid, sekalipun telah ada regulasi dan bantuan langsung dari pemerintah,” paparnya.

Penyesuaian kurikulum dan sistem pendidikan juga dilakukan, termasuk penyederhanaan sistem pembayaran yang merupakan bagian dari upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.

Kebijakan Bantuan Kuota Data Internet yang diberikan Kemendikbud kepada peserta didik dan pendidik juga diharapkan dapat memperlancar jalannya kegiatan pendidikan di masa pandemi.

“Intervensi program sosial berupa pemberian pulsa dan kuota data internet per bulan per anak diharapkan menjadi penyemangat,” ujar Billy.

Ditambahkan Billy, meski di tengah pandemi, pemerintah juga terus mengeluarkan berbagai terobosan untuk menyelesaikan permasalahan di sektor pendidikan.

“Kita bisa melihat, terobosan seperti Perpres Nomor 98 [Tahun 2020] untuk penyetaraan gaji dan tunjangan guru bukan PNS dengan PNS, juga beberapa program untuk peningkatan gaji guru, akan dapat meningkatkan jumlah guru berkualitas,” terangnya.

Selain itu, Kemendikbud juga mengeluarkan Program Kampus mengajar untuk memberikan guru complementary yang dapat meningkatkan aksesibilitas pengajaran untuk seluruh komponen masyarakat.

“Penganggaran pendidikan juga terus meningkat dan respons cepat tanggap saat pandemi berhasil. Kabar gembira untuk kita semua, angka Indeks Pembangunan Indonesia telah masuk ke dalam kategori kelas menengah dunia sejak tahun lalu,” ungkap Billy.

Pada kesempatan itu, Stafsus Presiden yang mengenyam pendidikan di Oxford University, Inggris dan Harvard University, Amerika Serikat melalui program beasiswa ini juga memotivasi para peserta IYS 2021 untuk berani bermimpi yang tinggi serta melakukan upaya untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Selain itu, Billy juga mengingatkan agar selalu siap sedia  dengan situasi yang serba tidak menentu dan tidak bisa diprediksi saat ini. Ia juga meminta para peserta untuk menjadi agen perubahan di tempat masing-masing.

“Kita sebagai anak muda bisa menjadi bagian dari solusi. Kalian bisa membuat sesuatu, membantu mengakselerasi pendidikan dengan membangun pusat belajar,” ujarnya mencontohkan.

Menanggapi paparan Billy, perwakilan dari Kementerian Pendidikan Nasional Republik Turki Emre Oruc menyampaikan apresiasi atas langkah Pemerintah Indonesia dalam merespons dampak pandemi terhadap dunia pendidikan.

“Saya sangat terkesan dengan strategi Pemerintah Indonesia dalam respons cepat tanggapnya, mengelola pendidikan Indonesia, di era pandemi COVID-19”, ujar Emre Oruc.

Selain memberikan apresiasi atas kinerja pemerintahan tersebut, Emre Oruc juga memaparkan program beasiswa dari Pemerintah Republik Turki untuk pelajar Indonesia yang ingin berkuliah di Turki.

“Kami terus meningkatkan jumlah kuota beasiswa untuk anak-anak Indonesia, dan kami berharap dua negara muslim ini bisa menjadi mitra kerja pembangunan dalam jangka panjang,” ujarnya.

IYS 2021 adalah konferensi pemuda berskala internasional yang diselenggarakan oleh organisasi pemuda Youth Break the Boundaries (YBB) bermitra dengan Islamic Countries Youth Forum (ICYF) dan sejumlah pemerintah negara Islam seperti Republik Turki, Pakistan, dan Azerbaijan.

Konferensi yang berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 Maret ini dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara seperti Indonesia, Azerbaijan, Pakistan, Turki, Bangladesh, Ekuador, dan lain-lain.

Selain Billy Mambrasar, hadir juga sebagai pembicara kunci antara lain Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin, Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, dan Juru Bicara Presiden Pakistan. (TIM STAFSUS PRESIDEN BILLY MAMBRASAR/UN)

Berita Terbaru