Standar Bintang 3, Pemerintah Sewa 165 Hotel di Makkah Untuk Tampung Jemaah Haji 2018

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 April 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 13.010 Kali

PemondokanHajiGuna memberikan pelayanan yang lebih baik, pemerintah telah menyewa 165 hotel dengan standar bintang 3 (tiga) di Makkah, Arab Saudi, untuk menampung sekitar 240.000 calon jemaah haji Indonesia tahun 1439 H/2018 M.

Sementara untuk di Madinah, pemerintah menggunakan dua pendekatan sewa, yaitu full musim, yakni selama musim haji itu disewa sepenuhnya, dan  beberapa hanya disewa dengan pendekatan blocking time.

“Secara keseluruhan hotel-hotel standarnya adalah bintang 3 lalu tidak boleh lebih dari 5 orang per kamar dan seterusnya. Itu sudah sesuai dengan harapan,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4) sore.

Jarak terdekat dari masing-masing hotel ke Masjidil Haram, lanjut Menag, adalah 708 meter, sementara yang paling jauh 4,4 kilometer.

Katering dan Transportasi

Mengenai katering dan transportasi selama di Tanah Suci, menurut Menteri Agama (Menag), juga sudah dilakukan kontrak-kontrak, sehingga bisa dikatakan prinsipnya persiapan selama di Tanah Suci untuk haji tahun ini sudah final.

Dijelaskan Menag, jika tahun lalu selama di Makkah, jemaah haji hanya memperoleh 25 kali makan, tahun ini ditambah menjadi 40 kali. “Jadi ini adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada jamaah haji,” ujar Menag seraya menambahkan untuk masalah selera merupakan problem yang dari tahun ke tahun tidak bisa diselesaikan, karena memang selera jemaah haji dari seluruh Nusantara berbeda-beda.

Namun untuk selera itu, Menag memastikan yang dipilih adalah semoderat mungkin baik dari segi kepedasan, keasinan, keasaman, maupun manisnya.

Sementara Ketua Tim Penyediaan Transportasi Haji Kemenag Subhan Cholid secara terpisah mengemukakan, selama di Saudi, jemaah akan mendapat tiga layanan transportasi, yaitu antarkota perhajian, bus salawat, dan transportasi Armina (masya’ir). Dua layanan pertama menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, sedang yang ketiga menjadi tanggung jawab Naqabah (organda) Saudi.

“Untuk layanan antarkota, sudah terpilih tujuh perusahaan. Sedang untuk angkutan salawat terpilih dua perusahaan,” kata Subhan.

Subhan mengaku pihaknya sudah bersepakat dengan perusahaan bahwa bis yang dioperasikan paling lama diproduksi tahun 2013, atau usia maksimal 5 tahun. Pihak perusahaan terpilih telah berkomitmen untuk memberikan armada terbaik.

“Untuk rute dari bandara Madinah menuju hotel di Madinah dan bandara di Jeddah menuju Makkah, layanan upgrade-nya dilakukan Naqabah,” kata Subhan. (MAY/ES)

Berita Terbaru