Sudah Ada 11 PLB, Presiden Jokowi: Tidak Usah Ambil Kapas di Singapura, Ambil Saja di Cikarang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.656 Kali
Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan pusat logistik berikat di Jakarta (10/3). (Foto:Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan pusat logistik berikat di Jakarta (10/3). (Foto:Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan ada perpindahan besar-besaran terhadap logistik-logistik yang sebelumnya harus disimpan atau ditimbun di gudang yang ada di negara lain. Menurutnya, dengan fasilitas-fasilitas yang sudah diberikan di Pusat Logistik Berikat (PLB), pelaku usaha nantinya berbondong-bondong ke sini.

“Sehingga nantinya biaya logistik ini akan jatuh lebih murah. Karena apa, karena tidak harus ngambil ke negara lain. Itu kan membutuhkan biaya,” kata Presiden Jokowi usai meninjau Pusat Logistik Berikat PT Cipta Krida Bahari di Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3) pagi.

PLB adalah gudang multifungsi yang atas pemasukan barang impor belum dipungut bea masuk dan pajak impor. Selain itu, pemasukan barang impor PLB juga belum diberlakukan ketentuan pembatasan impor. Semua kegiatan yang dapat dilakukan di gudang di luar negeri juga dapat dilakukan di PLB, termasuk pemeriksaan surveyor.

Menurut Presiden, saat ini sudah banyak pelaku usaha akan membawa logistiknya dan barangnya untuk ditaruh di sini. Presiden meyakini, PLB mampu menurunkan baik biaya transportasi maupun biaya logistik.

“Sehingga tidak usah lagi nantinya, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan kapas. Ngambilnya ke sana, kena ongkos transport dong. Ngambilnya di sini sudah. Ambil, bisa di Cikarang, bisa di Jawa Barat, bisa di Jawa Tengah sehingga dekat,” jelas Presiden kepada wartawan.

Dengan fasilitas dan insentif yang diberikan, diharapkan barang-barang yang sebelumnya disimpan di negara lain seperti Singapura dan Malaysia bisa disimpan di dalam negeri.

Jokowi menekankan bahwa kalau negara lain bisa seperti itu maka Indonesia juga harus bisa. Ia kembali mengingatkan saat ini sudah era persaingan dan era kompetisi. Kalau kita tidak sama dengan negara lain atau lebih murah dalam biaya transportasi dan logistik, Indonesia akan kalah kompetisi.  “Kita ini masih sangat tinggi biaya logistik biaya transportasi. Biaya transportasi kita ini 24-27 persen, masih tinggi sekali,” ungkapnya.

Presiden Jokowi menargetkan biaya logistik dan transportasi dalam negeri bisa sama seperti atau lebih rendah dari negara lain yang efisien seperti Singapura dan Malaysia.  “Karena konsumsinya di sini, produksinya di sini, kan sudah saya sampaikan tadi 45 persen konsumsi di sini, PDB ada di Indonesia 45 persen,” tambahnya lagi.

Presiden meyakini, PLB akan berdampak pada inflasi. Menurutnya, inflasi nanti pasti akan jatuh lebih rendah lagi karena nanti harga-harga barang akan jatuh lebih murah.

“Kuncinya tinggal satu, di biaya transportasi. Kalau biaya logistik sudah murah ganti biaya transportasi, biaya transportasi ada di apa? Infrastruktur. Perbaikan pelabuhan, perbaikan jalan tol, perbaikan bandara, perbaikan jalur kereta api, arahnya ke sana, supaya mengerti goal-nya ke mana,” jelasnya.

Untuk pembangunan PLB ini dana investasi berasal dari swasta. PLB PT Cipta Krida Bahari yang berlokasi di Cakung Jakarta Utara merupakan satu dari 11 PLB yang khusus supporting industri migas dan pertambangan. “Ini sekarang baru 11 ya nanti tergantung investasi. Investor kalau pengen buka sebanyak-banyaknya di seluruh daerah, di seluruh provinsi,” katanya.

Presiden Jokowi juga meminta untuk selalu dilakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilelang itu betul-betul sudah berjalan.

Mengenai dwelling time, Presiden Jokowi mengaku masih belum puas. Ia menargetkan pada bulan depan dwelling time sudah masuk ke angka 3 hari dari yang saat ini 4,7 hari.

“Pokoknya di lapangan itu dikerjakan, sistemnya berjalan, kecepatan bongkar muat juga diperbaiki semuanya. Kalau itu tidak dikerjakan kita hanya bicara di atas meja. Ini kita bicara di lapangan,” tegas Jokowi. (FID/ES)

Berita Terbaru