Sudah Terlampau Padat, Pemerintah Kaji Relokasi Latihan TNI ke Pangkalan Udara Luar Jawa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 28.396 Kali
Seskab Pramono Anung, Menhub Ignasius Jonan, dan Wakasau Hadiyan S. memberikan keterangan pers usai Ratas pada Jumat (8/1) di Kantor Presiden. (Foto: Humas/Rahmat)

Seskab Pramono Anung, Menhub Ignasius Jonan, dan Wakasau Hadiyan S. memberikan keterangan pers usai Ratas pada Jumat (8/1) di Kantor Presiden. (Foto: Humas/Rahmat)

Pemerintah menilai jalur penerbangan Utara Jawa, yaitu Jakarta – Surabaya sudah sangat padat. Traffic-nya mencapai 150 per hari, dan merupakan nomor 11 terpadat di dunia. Sementara di Bali, traffic-nya mencapai 170 per hari.

Atas dasar itu, rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (8/1) siang, mengusulkan kemungkinan memindahkan latihan TNI agar tidak terkonsentrasi di pangkalan udara di Jawa, seperti Madiun, Jogja, dan Malang.

“Akan ada beberapa yang direlokasi di luar Jawa, apakah nanti di Kalimantan, di Papua. Tentunya usulan dari Kepala Staf Angkatan Udara atau Wakil Kepala Staf Angkatan Udara,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan usai rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/1) siang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menambahkan, dalam rapat terbatas juga dibahas mengenai pemanfaatan jalur selatan di Pulau Jawa.

“Jadi ruang udara selatan Pulau Jawa kesepakatannya dengan TNI, bahwa apabila tidak digunakan oleh TNI akan diatur secara fleksibel. Sehingga bisa juga dimanfaatkan ruang udara di selatan Pulau Jawa itu untuk penerbangan-penerbangan sipil, terutama dari Jawa bagian barat, dari Jakarta dan sebagainya sampai ke Bali,” kata Jonan.

Adapun mengenai bandara-bandara enclave sipil, menurut Menhub, itu nanti akan diatur secara teknisnya bersama TNI AU untuk bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas atau slot time untuk penerbangan-penerbangan yang non militer apabila tidak digunakan atau misalnya tidak dalam keadaan darurat.

Relokasi Latihannya

Sementara itu Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya (Marsdya) Hadiyan Sumintaatmadja mengemukakan, bahwa Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, adalah full militer, yang sementara ini dimanfaatkan atau digunakan bersama dengan penerbangan sipil. Karena itu, relokasi yang dimaksud oleh Wakasau adalah latihan prajurit TNI AU, bukan pangkalan udaranya.

“Tadi kami sampaikan pada Presiden bahwa kita ingin dari Angkatan Udara ini menggelar pesawat-pesawat tempur sergap kita, khususnya di tujuh pangkalan di luar pangkalan induk. Kalau saya bilang di luar pangkalan induk itu di luar Pangkalan Iswahyudi, di luar pangkalan Malang, di luar pangkalan Makassar. Di tujuh pangkalan udara lain, di luar pangkalan itu tadi,” kata Hadiyan.

Salah satunya, lanjut Hadiyan, fungsinya adalah membagi latihan yang tadinya dilaksanakan di home base bisa dilaksanakan di pangkalan penggelaran, pangkalan deployment.

“Itu tadi disampaikan oleh Pak Seskab secara teknis begitu. Bukan berarti pangkalannya dipindah, latihannya, sehingga frekuensi latihan di pangkalan induk bisa berkurang,” kata Wakasau. (FID/ES)

Berita Terbaru