Tahap Akhir Tax Amnesty, Presiden Jokowi: Terima Kasih Kepada Pasukan Yang Pergi Pagi Pulang Pagi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Februari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 27.149 Kali
Presiden Jokowi menjawab wartawan usai sosialisasi tahap akhir tax amnesty, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (28/2) siang. (Foto: Rahmat/Humas)

Presiden Jokowi menjawab wartawan usai sosialisasi tahap akhir tax amnesty, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (28/2) siang. (Foto: Rahmat/Humas)

Tidak terasa program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah berjalan selama 8 (delapan) bulan, dari Maret 2016, yang berarti memasuki tahap akhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, selama ini dirinya mengetahui yang bertugas di lapangan, terutama di Direktorat Jenderal Pajak dan seluruh jajarannya betul-betul sudah menjadi pasukan yang pergi pagi pulangnya pagi.

“Iya bener. Sabtu dan Minggu juga buka seperti apotik 24 jam. Buka, kita perintah untuk buka, ya buka,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Tahap Akhir Amnesti Pajak di Hall B3 dan C3 Jakarta Internasional Expo (JI-EXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/2) siang.

Oleh sebab itu,  pada kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Dirjen Pajak beserta seluruh jajarannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan Presiden Jokowi atas kerja sama yang baik antara kementerian lembaga, aparat hukum, pemerintah daerah, dan juga asosiasi pengusaha yang sudah memberikan back up kepada pemerintah, dengan mengerahkan seluruh pengusaha sebagaimana acara yang dihadirinya di JI-EXPO itu.

“Oleh sebab itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Apindo beserta seluruh jajaran pengurus yang didukung juga oleh asosiasi yang lain, Kadin, Hipmi, perbankan, industri keuangan, konsultan pajak. Dan masih banyak lagi yang memberikan dukungan penuh pada program amnesti pajak ini,” sambung Presiden Jokowi seraya menyebutkan hasil program tax amnesty per 27 Februari, yaitu ada penerimaan amnesti pajak sebesar Rp 112 triliun.

Menurut Presiden, tidak ada negara yang lain seperti ini, tidak ada. Tidak ada presiden dibawa-bawa kemana-mana untuk tax amnesty. “Cari di dunia, di negara lain, di Jakarta saya berapa kali ngomong mengenai amnesti pajak, di Semarang, di Surabaya, di Bandung, di Makassar, di Balikpapan, di Medan, di Bali, saya datangi semuanya. Untuk apa? Agar program ini betul-betul memberikan manfaat bagi negara. Dalam jangka tidak sekarang tapi juga yang akan datang,” ujarnya.

Presiden Jokowi menilai, total harta yang diungkap dalam tax amnesty ini seluruhnya mencapai Rp4.413 triliun, yang menurutnya merupakan angka yang besar sekali. Sementara yang menyampaikan Surat Pernyataan Harta (SPH) mencapai  707 ribu, dan datanya bergerak terus.

Oleh sebab itu, Presiden berharap kerja sama yang sudah terjalin ini dijaga terus. Karena sama dengan perusahaan, sama denga korporasi, sama dengan lembaga apapun, institusi apapun, yang namanya negara itu kalau sudah tidak dipercaya berbuat apapun, sulit. Sebaliknya, kalau sudah ada trust, arus modal pasti akan masuk, investasi pasti akan masuk, orang tidak takut untuk menjalankan usaha.

“Itulah yang sekarang ini, kita sedang dalam proses membangun itu. Membangun trust, itu sesuatu yang tidak kelihatan tapi sangat berharga sekali,” kata Presiden.

Era Keterbukaan

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa sebentar lagi kita akan masuk di era keterbukaan investasi, di mana akan ada pertukaran informasi secara otomatis (Automatic Exchange of Information) mulai  Juni 2018.

“Hati-hati, Juni 2018 nanti akan efektif berjalan dan sebentar lagi, ini sedang dalam proses. Saya akan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpuu) mengenai ini, karena kalau enggak dikeluarkan Perpuu harus lewat Undang-undang mungkin terlalu lama. Isinya kurang lebih mengenai keterbukaan informasi itu dan berjalan efektif sekali Juni 2018,” terang Presiden.

Artinya, lanjut Presiden, nanti di Juni 2018, siapapun tidak bisa lagi menyembunyikan hartanya di dalam, maupun di luar negeri. Tidak bisa lagi menghindari pajak, tidak bisa lagi.

“Ini sudah tandatangan semua negara. Kalau Perpuu itu tidak saya keluarkan, dikucilkan kita. Dianggap negara yang tidak kredibel, dianggap negara ecek-ecek. Tidak mau, kita ingin dipercaya, kita membangun trust itu di dunia internasional,” tegas Presiden Jokowi.

Karena itu, Presiden mengingatkan, ada kesempatan 1 bulan ini, ia mengajak masyarakat ikut tax amnesty. “Ikut, sudah ikut. Saran saya hanya 1, ikut tax amnesti,” kata Presiden seraya mengingatkan,  semua data akan terbuka, sehingga lebih baik bereskan semuanya sekarang, agar hidup kita enak, tenang, bisa tersenyum, segera ikut tax amnesty.

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, Ketua OJK Muliaman D. Hadad, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Jaksa Agung Prasetyo SH. (FID/RAH/ES)

 

Berita Terbaru