Tahun Depan, Presiden Jokowi Beri Target Kepala BKPM Datangkan Investasi Rp 670 Triliun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Desember 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.489 Kali
Presiden Jokowi menjadi pembicara kunci dalam Sarasehan 100 Ekonom Nasional, di Fairmount Hotel, Jakarta, Selasa (3/12) pagi. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi menjadi pembicara kunci dalam Sarasehan 100 Ekonom Nasional, di Fairmount Hotel, Jakarta, Selasa (3/12) pagi. (Foto: Humas/Oji)

Meskipun Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menilai bahwa perekonomian Indonesia terus membaik, seiring dengan dukungan kebijakan-kebijakan makroekonomi dan reformasi struktural, namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar jangan senang dulu, karena lembaga tersebut juga mengingatkan kemungkinan resiko ekonomi yang berasal dari eksternal luar negeri.

“Karena ketidakpastian kebijakan ekonomi, misalnya di Amerika baik yang berkaitan dengan ketidakpastian akan naiknya suku bunga The Fed, dan juga melemahnya ekonomi Tiongkok,” kata Presiden Jokowi saat menjadi pembicara kunci pada Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12) pagi.

Menurut Presiden Jokowi, yang paling penting sekarang ini adalah menyikapi dengan rasa optimistis, karena kondisi tekanan eksternal dihadapi hampir semua negara. Ia menjelaskan, setiap bertemu dengan kepala negara, kepala pemerintahan, keluhannya hampir mirip, sama semuanya melemahnya pertumbuhan ekonomi, sulitnya mencari investasi, dan mencari arus uang masuk.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden, yang paling penting yang harus dikerjakan adalah menarik investasi yang  sebesar-besarnya ke negara kita.

Presiden mengaku, dirinya sudah memberikan perintah jelas kepada tim ekonomi, terutama Kepala BKPM, bahwa target target investasi yang masuknya harus betul-betul dikejar dengan cara apapun.

“Misalnya ya tahun depan target kita kira-kira Rp 670 triliun, kalau sudah ada target dengan jurus apapun harus dikejar. Kemudian 2018 target kita kira-kira Rp 840 triliun, dan keinginan kita kalau nanti jumlah paling tidak itu 45% dari PDB kita, sehingga ini akan memberikan trigger ekonomi yang baik,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, yang harus difokuskan untuk investasi ini adalah substitusi barang-barang impor, kemudian juga ini mega-mega proyek itu harus betul betul diselamatkan, baik yang berupa investasi investasi 3 miliar dolar AS, 6 miliar dolar AS, atau 15 miliar dolar. “Hal ini akan memberikan trigger ekonomi yang baik pada pertumbuhan ekonomi kita.,” ujarnya.

Diakui oleh Presiden Jokowi, memang untuk memberikan kepercayaan, untuk memberikan kepastian kepada investor sekarang ini juga tidak gampang, tidak seperti yang dulu dilakukan. Tapi Presiden meyakini dengan perubahan-perubahan kebijakan yang dilakukan,  investasi ini  akan masuk ke Negara kita, baik yang berkaitan dengan  petro oleochemical, baik yang berkaitan dengan baja, baik yang berkaitan dengan migas, maupun yang berkaitan dengan pembangkit listrik.

“Saya kira  yang terakhir pembangkit listrik misalnya 2017 awal ini sudah akan banyak yang sudah financial closing sehingga arus uang masuk akan semakin kelihatan di semester pertama 2017,” ungkap Presiden.

Sarasehan 100 Ekonom Indonesia itu juga dihadiri oleh Menko Perekonoian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (RAH/ES)

 

Berita Terbaru