Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Presiden Jokowi: Yang Menghalangi Pasti Akan Saya Gigit

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 November 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 581 Kali

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Acara Perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem Tahun 2019, di JI-Expo Convention Center and Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11) malam. (Foto: Jay/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) serius mengajak mengajak semua untuk bersama-sama melihat betapa berpuluh tahun kita menghadapi yang namanya defisit neraca transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan yang tidak bisa ditangani secara baik.

“Saya sudah sampaikan kepada Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju bahwa urusan impor, urusan ekspor harus kita lihat secara detail, secara rinci, biar penyakitnya bisa kita diagnosa secara detail,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Acara Perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem Tahun 2019, di JI-Expo Convention Center and Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11) malam.

Presiden meyakini apabila ada konsistensi yang terus-menerus, penyakit ini akan bisa diselesaikan dalam waktu 3-4 tahun yang akan datang. Untuk itu, ia minta impor minyak, kurangi. Produksi minyak di dalam negeri, tingkatkan. Refinery, bangun. Produksi B20, B30 sampai nanti akhirnya B100, jalankan.

Presiden mengingatkan, jangan sampai ada yang main-main dengan yang disampaikannya itu. Ia menegaskan, tidak mau gempar impor terus.

“Sekali lagi saya sampaikan dimana-mana, di dalam rapat internal juga, jangan ada yang coba-coba menghalangi saya dalam menyelesaikan masalah yang tadi saya sampaikan. Pasti akan saya gigit dengan cara saya,” tegas Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga meminta dukungan, bahwa pemerintah akan melakukan Omnibus Law untuk undang-undang cipta lapangan kerja yang berkaitan dengan investasi. Ia menyebutkan, ada 70 undang-undang yang nanti akan dimintakan revisi menjadi satu undang-undang saja.

“Ini memang belum pernah terjadi di Republik kita tetapi ini akan kita lakukan sehingga kecepatan kita bertindak, kecepatan kita dalam memutuskan betul-betul akan didukung apabila undang-undang yang satu ini nanti bisa selesaikan,” tutur Kepala Negara.

Koalisi Rukun-Rukun Saja

Sebelumnya pada awal pidatonya Presiden Jokowi mengatakan, salah besar kalau ada yang menyampaikan bahwa koalisi pemerintah saat ini sudah tidak rukun, keliru gede sekali.

“Kita rukun-rukun saja, nggak ada, ya kalau pas Bu Mega nggak nyalamin Bang Surya itu kelewatan saja. Wong saya ini kalau pas nyalamin kadang-kadang tangan saya sudah kesini, ada dua yang kelewatan juga sering kok. Jangan dimasalahkan hal-hal yang kecil seperti itu,” tutur Presiden Jokowi.

Ia menegaskan, negara ini membutuhkan pemikiran-pemikiran besar, membutuhkan ide-ide besar, membutuhkan gagasan-gagasan besar. Gagasan untuk memakmurkan, gagasan untuk mensejahterakan, gagasan untuk memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Jangan hal-hal yang kecil dibawa kemana-mana,” tegas Presiden Jokowi.

Acara Perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem Tahun 2019 itu dihadiri oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPD RI La Nyala Mattaliti, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan keluarga besar Partai Nasdem. (HIM/JAY/ES)

Berita Terbaru