Teknologi Industri dan Pemanasan Global
Bumi kita semakin panas. Dampak pemanasan global yang dahsyat akibat ulah manusia sedang kita rasakan sekarang. Oleh karena itu, kita harus melakukan sesuatu untuk meminimalkan dampak itu. Sekarang juga! Karena kalau tidak atau terlambat melakukannya, kehidupan manusia akan terancam kehancuran.
Para industrialis hendaknya menyadari bahwa dalam era pasar dan kesadaran lingkungan global sekarang ini, teknologi dan produk yang ramah lingkungan adalah suatu keniscayaan. Produk dan teknologi yang merusak lingkungan lambat laun akan ditinggalkan.
Selain itu, sebenarnya masyarakat industri memiliki kepentingan ekonomi untuk mencegah dampak negatif pemanasan global yang lebih luas terhadap ekonomi global. Karena, seperti yang disebutkan dalam Laporan Stern (2007), perubahan iklim akibat pemanasan global bisa menurunkan konsumsi per kapita global 20%. Ini artinya daya beli dan permintaan masyarakat global terhadap produk-produk industri dan perdagangan akan menurun. Oleh karenanya, kita berharap para teknolog industri terus menciptakan teknologi baru yang dapat menyelamatkan manusia, lingkungan, dan ekonomi global dari kehancuran.
Dampak pemanasan global
Pemanasan global dapat berdampak luas terhadap kehidupan manusia. Di antara dampak itu adalah mencairnya es di kutub utara dan selatan, dan karena itu, meningginya permukaan laut global. Selain itu, terjadi perubahan dalam jumlah dan pola curah hujan yang dapat menyebabkan banjir dan kekeringan. Akibat yang lain adalah perubahan cuaca yang ekstrem, kepunahan spesies tertentu, perubahan pola pertanian, dan peningkatan jenis vektor pembawa penyakit.
Efek negatif lainnya adalah kelangkaan air di belahan bumi tertentu, dan sebaliknya, kenaikan curah hujan yang ekstrem di belahan bumi lainnya. Temperatur yang panas juga berakibat buruk pada kesehatan (McMichael AJ et al. 2006). Selain itu, perubahan cuaca akibat pemanasan global akan berdampak pada meningkatnya kematian, pengungsian penduduk, dan kerugian ekonomi yang signifikan. Dampak tersebut akan semakin parah di bagian dunia yang kepadatan penduduknya tinggi (IPCC Report 2007).
Pemanasan global juga berdampak buruk terhadap ekonomi dan keamanan global. Dalam Laporan Stern yang terkenal disebutkan bahwa perubahan iklim yang ekstrem akibat pemanasan global dapat menurunkan produk domestik bruto global 1%, dan dalam skenario terburuk, konsumsi per kapita global dapat turun 20% (The Stern Review 2006). Sedangkan dampak terhadap keamanan internasional di antaranya adalah meningkatnya kompetisi antarnegara terhadap sumber daya alam, migrasi masal, perubahan wilayah negara akibat kenaikan permukaan laut, dan konflik bersenjata, bahkan potensi konflik senjata nuklir.
Ramah lingkungan
Melihat dampak pemanasan global yang sangat buruk terhadap kemanusiaan dan lingkungan, sudah saatnya kita menciptakan dan menggunakan teknologi yang ramah terhadap lingkungan. Data menunjukkan, pemanasan global terus meningkat sejak dimulainya revolusi industri pada tahun 1850-an. Hal ini membuktikan bahwa ada korelasi positif antara teknologi yang digunakan oleh manusia dan peningkatan gas rumah kaca antropogenik di atmosfer. Oleh karena itu, perlu terus diciptakan dan digunakan teknologi yang efisien yang dapat meminimalkan pengeluaran gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2).
Teknologi tersebut harus mampu mengurangi sebesar mungkin efek negatif aktivitas manusia terhadap kehidupan manusia, lingkungan, dan sumber daya alam. Demi kelangsungan hidup manusia, perlu terus diciptakan teknologi industri yang memungkinkan penggunaan sumber daya alam dan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Di lain pihak, kita harus terus mengupayakan penemuan dan penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan. Sudah saatnya kita meninggalkan atau setidaknya mengurangi penggunaan bahan bakar karbon, seperti minyak, bensin, dan batu bara. Peningkatan gas rumah kaca dan segala dampak negatifnya sangat bergantung pada penggunaan bahan bakar karbon ini. Oleh karena itu, penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan seperti energi sinar matahari, gelombang laut, udara, air, dan biofuel harus terus dikampanyekan.
Akan tetapi, penggunaan energi alternatif tersebut tentunya juga harus menguntungkan secara ekonomis. Di sinilah pentingnya inovasi teknologi yang dapat memanfaatkan sumber energi secara efisien.
Namun demikian, penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri yang efisien dan ramah lingkungan tidak akan optimal tanpa peran pemerintah. Dengan berbagai instrumen kebijakannya, pemerintah harus terus mendorong diciptakan dan dimanfaatkannya teknologi itu.
Selain itu, pemerintah sebaiknya memberikan insentif ekonomis yang memadai bagi penemu, pemroduksi, dan pengguna teknologi dan produk teknologi yang ramah lingkungan. Insentif tersebut, misalnya, memberikan potongan pajak bagi pengguna teknologi dan produk yang ramah lingkungan. Sistem insentif lainnya, contohnya, memberikan peringkat dan sertifikasi bagi pemanfaat teknologi, bahan baku, energi, dan produk teknologi yang ramah lingkungan.
Sebaliknya, pemerintah juga dapat menerapkan sistem disinsentif ekonomi, misalnya melalui pajak lingkungan atau pajak karbon bagi pengguna teknologi, produk, dan energi yang merusak lingkungan.
Oleh : Roby Arya Brata*)
*) Penulis, seorang Climate Leader peserta pelatihan Al Gores Climate Reality Project, Melbourne 25 27 Juni 2014.