Terima Anugerah Keuangan Syariah, Presiden Dorong Ekonomi Syariah di Indonesia Terus Berkembang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 24.180 Kali
Presiden Jokowi menerima anugerah dalam acara Global Islamic Finance Awards “Exellence In Islamic Finance” di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (29/9) malam. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Jokowi menerima anugerah dalam acara Global Islamic Finance Awards “Exellence In Islamic Finance” di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (29/9) malam. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara penganugerahan Global Islamic Finance Awards “Exellence In Islamic Finance” di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (29/9) malam. Acara yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka International Conference on Islamic Finance 2016 ini membawa topik “Revitalising Islamic Finance in the New Normal Era“.

Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki peluang yang sangat besar dalam ekonomi syariah.

“Dari 252 juta penduduk Indonesia, 216 juta adalah muslim. Inilah sebuah peluang yang bisa kita manfaatkan untuk mendorong ekonomi syariah berkembang di Indonesia,” tutur Presiden Jokowi dalam acara Global Islamic Finance Awards di Ballroom Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (29/9) malam.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menyampaikan jika sekarang ini baru 5 persen dari potensi yang ada sehingga ada peluang atau opportunity sebesar 95 persen yang masih bisa dikembangkan. “Oleh sebab itu, inilah yang akan terus saya dorong, akan terus saya dorong. Karena kita sudah mempunyai UU Perbankan Syariah, sudah ada,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, ekonomi syariah masih bisa dikembangkan karena Indonesia juga sudah mempunyai UU Sukuk, UU Asuransi Syariah, dan yang baru ditandatangani, Indonesia juga sudah mempunyai KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah).

Juga dalam RPJMN 2015-2019, Presiden mengatakan bahwa memberikan pula prioritas keuangan syariah dimana ia menaruh juga dalam rencana RPJMN dalam 5 tahun ke depan. Sehingga, tambah Presiden, inilah peluang-peluang yang bisa diambil dalam rangka memperkuat dan mengembangkan ekonomi syariah.

“Keuangan, bisnis, saya kira masih terbuka lebar. Perbankan, asuransi, pariwisata halal, industri halal, daging, kosmetik saya kira masih banyak sekali. Potensi yang ada ini saya persilakan Bapak/Ibu sekalian untuk mengambil peluang secepat-cepatnya,” tutur Presiden.

Mengakhiri sambutannya, Presiden mengajak penerima GIFA untuk berbagi cerita positif dan ide untuk perkembangan ekonomi syariah di tataran global.

“Saya harap pemenang dari GIFA tahun ini bisa berbagi pengalaman dan ide, jadilah sebuah inspirasi sehingga kita semua bisa belajar, bisa terinspirasi dengan pengalaman tersebut, dan bisa terjun ke lapangan untuk mengembangkan lebih banyak produk dan pelayanan yang juara untuk ekonomi syariah di seluruh dunia,” pungkas Presiden.

Dukungan Pemerintah dalam Keuangan Syariah
Sementara itu, Ketua OJK, Muliaman Hadad menyampaikan bahwa Konferensi Keuangan Syariah diselenggarakan bertujuan untuk memetakan strategi pengembangan keuangan syariah ke depan.

Strategi ini, lanjut Muliaman, diharapkan dapat memitigasi risiko dan tantangan industri serta membantu pemenuhan kebutuhan syariah dalam mendorong ekspansi, pertumbuhan dan pengembangan keuangan syariah di era normal.

Ia juga mengungkapkan GIFA merupakan penghargaan bagi para pelaku di industri jasa keuangan maupun individu atas kesuksesan dan kontribusi dalam pengembangan keuangan syariah dalam skala global.

Pemerintah, lanjut Ketua OJK, sangat mendukung perkembangan sektor keuangan syariah yang ditunjukkan dengan diterbitkannya Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia yang memberikan arah strategis pengembangan keuangan syariah Indonesia serta dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah.

“Dengan demikian, Indonesia tidak diragukan lagi, memiliki potensi yang luar biasa untuk lebih mengembangkan keuangan syariah dunia,”

Sebagai informasi, Indonesia berada pada peringkat 6 di tahun 2016 dari 28 negara yang disurvei oleh Islamic Financial Country Index dan terus memiliki peningkatan.

Dalam anugerah ini, Presiden Joko Widodo mendapat penghargaan Global Islamic Finance Leadership Award 2016.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Selain itu, acara ini juga turut dihadiri Ketua Global International Finance Awards,  Emir of Kano Muhammadu Sanusi II, Governor of Astana International Financial Centre (AIFC) Kairat Kelimbetov, Assistant Governor Bank Negara Malaysia Dato Bakarudin Ishak, dan para Duta Besar negara sahabat serta perwakilan organisasi lainnya. (FID/EN)

Berita Terbaru