Terima Kasih Pak SBY, Selamat Bekerja Pak Jokowi
Oleh: Prof. Firmanzah., PhD, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi Indonesia. Pada hari ini akan dilakukan upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019 dan sekaligus menandakan berakhirnya masa tugas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah memimpin Indonesia selama 10 tahun. Babak baru transisi kepemimpinan telah dimulai melalui transisi damai dari Presiden SBY ke Presiden Jokowi. Hal ini sekaligus juga menunjukkan kepada sejarah dan dunia bahwa bangsa Indonesia sejatinya mampu melakukan transisi kepemimpinan secara damai dan konstitusional.>
Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa yang besar harus mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY yang telah membawa banyak lompatan besar selama satu deka deterakhir. Meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang perlu terus diperbaiki dan disempurnakan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi, namun sejatinya telah banyak kemajuan yang dihasilkan dibawah kepemimpinan Presiden SBY. Misalnya saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 2005-2013 secara rata-rata dapat tumbuh di atas 5 persen. Hal ini juga yang menciptakan kelas menengah semakin membesar, daya beli masyarakat terjaga, dan Bank Dunia beberapa waktu yang lalu menempatkan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-10 berdasarkan purchasing power parity.
Tercatat pula, Indonesia mendapatkan kedaulatan ekonomi melalui pelunasan hutang RI kepada IMF yang dipercepat pada tahun 2006 dan dibubarkannya CGI di awal 2007. Ekonomi nasional kita sempat di test oleh krisis sub prime-mortgage yang melanda Amerika Serikat di tahun 2008 persis satu tahun menjelang Pemilu 2009. Di tengah-tengah krisis Subprime-Mortgage, pada tahun 2008 ekonomi kita dapat tumbuh sebesar 6,4 persen. Stabilnya politik pasca-pemilu 2009 ditambah dengan semakin kuatnya fundamental ekonomi kita membuat investor dunia semakin confidence terhadap perekonomian nasional. Kemudian sejumlah lembaga pemeringkat internasional seperti Moodys, Fitch, dan R&I memberikan investment-grade kepada Indonesia.
Sementara itu, peringkat daya saing nasional berdasarkan World Economic Forum naik pada posisi 34 dunia di tahun 2014 dari peringkat 55 pada 2008-2009. Survey yang dilakukan oleh JBIC di tahun 2013 menempatkan Indonesia sebagai Negara tujuan utama investasi perusahaan multinasional Jepang. Realisasi investasi juga meningkat tajam dariRp. 135 triliun di tahun 2009 meningkat menjadi lebih dari Rp. 398 triliun di tahun 2013. Pendapatan per kapita juga terus meningkat dari posisi 1.184 dollar AS di tahun 2004 menjadi 3.490 dollar AS pada tahun 2013. Terjaganya stabilitas politik dan keamanan ditambah dengan pengelolaan perekonomian yang tidak hanya mengedepankan prinsip kehati-hatian fiscal tetapi juga menjaga terus bergeraknya sector riil telah menciptakan ekonomi nasional semakin kuat dan berdaya saing.
Rasio elektrifikasi dapat ditingkatkan dari 53,5 persen di tahun 2004 menjadi 80,2 persen di tahun 2013. Sementara itu pembangunan jalan tol dapat ditingkatkan dari 9.884 km di tahun 2004 menjadi 106.786 km di tahun 2013. Besaran belanja Negara juga ditingkatkan dari kurang lebih Rp. 400 triliun di tahun 2004 menjadi lebih dariRp. 2.039,5 triliun. Dalam 10 tahun terakhir juga telah dibangun tidak kurangdari 157 bandara baru dan saat ini Indonesia telah memiliki bandara sebanyak 237 bandara. Selain itu juga, pembangunan transportasi laut dilakukan melalui pembangunan 191 pelabuhan strategis, 41 pelabuhan perintis dan 347 dermaga penyeberangan. Bahkan Indonesia juga meluncurkan skema jaminan kesehatan yang menjadi jaminan kesehatan terbesar dunia di tahun 2014. Ditargetkan pada tahap pertama, program BPJS kesehatan dapat melayani antar 116 juta-140 juta peserta di seluruh Indonesia.
Sejumlah capaian pembangunan selama 10 tahun merupakan modal penting bagi pemerintahan Presiden Jokowi dalam mengemban tugas 5 tahun ke depan. Sudah dapat dipastikan, Presiden Jokowi akan menghadapi sejunlah tantangan baik dari dalam negeri maupun yang berasal dari eksternal. Dari dalam negeri, cita-cita untuk mewujudkan ketahanan pangan dan energy serta mengurangi gap pertumbuhan pendapatan antara kelas menengah ke atas dan menengah ke bawah menjadi hal yang sangat penting. Selain itu juga, tantangan lain seperti terus menjalankan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, mendorong sektor UMKM terus berkembang, dan menyeimbangkan pembangunan Jawa dan non-Jawa masih akan terus kita dihadapi.
Ekonomi Indonesia untuk 5 tahun ke depan juga masih harus berhadapan dengan sejumlah tantangan eksternal. Dari mulai rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, konflik di sejumlah kawasan, pelemahan ekonomi Negara maju seperti Eropa, dan persoalan-persoalan yang muncul secara tiba-tiba. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa setiap gejolak yang bersumber dari eksternal membutuhkan kesigapan untuk merespons dan menyusun kebijakan yang terpadu. Kerjasama dan koordinasi yang berjalan baik antara pemerintah, BI, OJK dan LPS akan sangat membantu untuk memitigasi setiap dampak krisis ekonomi global ke perekonomian nasional.
Sebagai seseorang yang pernah membantu Presiden di bidang Staf Khusus Presiden bidang Ekonomidan Pembangunan, saya sangat bias merasakan betapa kompleksnya tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh seorangPresiden. Seringkali persoalan muncul tiba-tiba dan tanpa dapat diprediksi di awal. Olehkarenanya, kita perlu mendukung dan membantu Presiden Jokowi untuk menyukseskan tugas dan tanggungjawab selaku pemimpin di Negara kita. Kita ucapkan selamat kepada Pak Joko Widodo selaku Presiden RI dan Pak Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI untuk periode 2014-2019. Kita optimis bahwa dengan berbekal banyak capaian positif selama 10 tahun maka Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi dan JK akan menjadi lebih baik lagi. Selamat bekerja Pak Jokowidan Pak JK.