Terima Wan Azizah, Presiden Jokowi Singgung Penculikan WNI di Perairan Sabah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Oktober 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.418 Kali
Presiden Jokowi menerima Deputi PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Selasa (9/10) pagi. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi menerima Deputi PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Selasa (9/10) pagi. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menlu Retno Marsudi dan Mensesneg Pratikno menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri (PM) Malaysia, Wan Azizah Wan Ismail, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10) pagi.

Usai pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi  mengatakan, bahwa kunjungan ini merupakan  kunjungan perkenalan dalam kapasitas Wan Azizah Wan Ismail sebagai Deputi PM.

“Jadi, setelah Perdana Menteri sudah berkunjung ke Indonesia kemudian Deputy Prime Minister berkunjung ke Indonesia,” kata Menlu kepada wartawan usai pertemuan.

Mengenai materi pembicaraan, Menlu menjelaskan, intinya sebagai negara paling dekat, tetangga dekat, serumpun, maka pemimpin Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengintensifkan komunikasi di antara para pemimpin kedua negara.

“Dengan komunikasi yang baik, tentunya jika terjadi masalah maka akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ujar Menlu.

Kedua pemimpin, lanjut Menlu, juga mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Malaysia pada kondisi yang sangat baik dan perlu terus ditingkatkan.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menitipkan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia.

Jaga Keamanan

Ditambahkan Menlu, dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Deputi PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail itu juga dibahas mengenai masalah pendidikan untuk anak-anak TKI yang ada di Malaysia.

Untuk Sabah dan Sarawak, lanjut Menlu, kedua negara sudah memiliki Community Learning Center, tetapi untuk Semenanjung belum ada.

“Oleh karena itu, tadi Indonesia meminta agar Community Learning Center juga dapat dibentuk atau ada di Semenanjung karena jumlah anak Indonesia yang tinggal di Semenanjung cukup banyak,” kata Menlu.

Presiden Jokowi, lanjut Menlu, juga menyampaikan agar kerja sama untuk peningkatan keamanan di perairan wilayah kedua negara ditingkatkan. Terkait hal ini, Presiden Jokowi menyampaikan kasus terakhir, dimana dua warga negara Indonesia yang bekerja pada kapal ikan Malaysia yang diculik di perairan Sabah.

“Oleh karena itu, Presiden meminta perhatian otoritas Malaysia untuk meningkatkan kerja sama di dalam menjaga keamanan perairan laut di wilayah masing-masing,” ucap Menlu.

Sementara Deputi PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa hal. Pertama, pentingnya ditingkatkan kerja sama dalam rangka penanggulangan terorisme dengan cara tukar informasi intelijen.

Kemudian yang kedua yang disampaikan adalah mengenai masalah sawit. Dalam artian bahwa kedua negara mau tidak mau harus terus bekerja sama di dalam rangka promosi sustainable sawit.

“Presiden mengatakan ‘ya’ dan kerja sama yang baik ini tercermin di dalam CPOPC,” terang Menlu seraya menambahkan, CPOPC adalah organisasi dari produsen minyak sawit, anggotanya adalah Indonesia dan Malaysia. Melalui CPOPC ini kita terus bekerja bersama di dalam mempromosikan sustainable palm oil. (FID/OJI/ES)

Berita Terbaru