Terkait Intoleransi dan Terorisme, Presiden Perintahkan Penanganan Solo Raya Lebih Intens
Meskipun saat ini situasi keamanan relatif cukup kondusif, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Polhukam Wiranto untuk melakukan langkah-langkah yang lebih intens untuk menangani wilayah Solo Raya, khususnya terkait intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Perintah Presiden tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam laporannya pada Silaturahmi Presiden Joko Widodo dengan 2.617 jajaran TNI dan Polri se-Solo Raya, di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Senin (30/1) sore sekitar pukul 15.30 WIB.
Menindaklanjuti perintah tersebut, menurut Kapolri, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) yang dipimpin oleh BIN dengan mengikut sertakan unsur TNI dan Polri serta jaringan intelijen lainnya.
Saat ini sudah mulai bekerja termasuk mendeteksi dan pembagian tugas. Ada 6 orang target DPO yang sudah disampaikan yang terkait terorisme, yang sampai hari ini menjadi target, kata Kapolri seraya menambahkan, ada kurang lebih 60-an narapidana yang sudah keluar dari lapas (lembaga pemasyarakatan) dari Solo Raya, yang juga memerlukan pengawasan.
Dalam silaturahmi yang diikuti oleh 1.230 jajaran Polri dari mulai Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa) hingga Kapolres itu, Kapolri menjelaskan, hingga saat ini situasi di jajaran Solo Raya relatif cukup kondusif. Beberapa waktu yang lalu memang terjadi insiden-insiden, seperti di tahun 2016 ada peristiwa pengeboman di Polres Solo, kemudian beberapa insiden intoleransi. Namun, keduanya dapat ditangani dan diungkap, termasuk pelaku-pelakunya berhasil ditangkap.
Yang terakhir, menurut Kapolri, adalah kejadian sebelum Natal di Social Kitchen Restaurant, tapi pelakunya sudah ditangkap dan saat ini masih terus diproses.
Kapolri juga melaporkan, bahwa di jajaran Polri telah diberikan pembekalan mengenai pentingnya untuk menyukseskan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tanggal 15 Februari mendatang. Sekaligus, lanjut Kapolri, juga diberikan pembekalan tentang jaringan radikal dan terorisme karena di beberapa kasus, mulai dari Bom Thamrin, penangkapan di Surabaya, serta kasus di Tangerang Selatan, pelakunya ada yang dari Solo Raya.
Seluruh Indonesia
Sementara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan rasa syukurnya karena berkat kerja sama antara TNI dan Polri pengamanan Natal, Tahun Baru, dan Imlek semuanya berjalan lancar. Ini karena kebersamaan yang ada, ujarnya.
Menurut Panglima, merupakan suatu kebanggaan bagi TNI dan Polri karena selaku Panglima Tertinggi TNI dan Polri, Presiden Jokowi bisa memberikan pengarahan secara langsung. Ia berharap silaturahmi ini jangan hanya dilakukan di Solo saja, namun bisa di seluruh Indonesia karena para prajurit TNI dan Polri juga merindukan Panglima Tertinggi.
Kalau Bapak lihat masyarakat ingin foto (dengan Bapak) sebetulnya mereka ingin foto juga, tapi kalau tidak bisa berfoto yang mendengarkan berbicara langsung, Bapak pengarahan, saya pikir suatu hal yang membanggakan, ungkap Gatot.
Terkait dengan kompetisi global, menurut Panglima TNI, sebenarnya yang diperebutkan itu bukan siapa-siapa tetapi Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu sinergitas dan soliditas TNI dan Polri, menurut Panglima, merupakan suatu kemutlakan yang harus dilakukan.
Di wilayah Solo ini sangat baik sekali sehingga Bapak bisa merasakan seperti yang di hadapan Bapak, antara Babinsa dan Bhabinkamtibmas bersebelahan, Danramil dengan Kapolsek bersebelahan, Dandim dengan Kapolres juga bersebelahan, sampai Pangdamnya juga bersebelahan (dengan Kapolda), kata Panglima TNI melaporkan.
Selain jajaran TNI dan Polri, tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (UN/ES)