Terletak di Antara Dua DSP, Fadjroel Rachman Sebut Kota Bima Miliki Potensi Pengembangan Pariwisata

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Maret 2021
Kategori: Nusantara
Dibaca: 1.135 Kali

Museum Asi Mbojo (Sumber: portal.bimakota.go.id)

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Komunikasi/Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman menyampaikan, untuk mempercepat pembangunan sektor pariwisata, pemerintah telah memutuskan untuk melakukan pengembangan destinasi di lima kawasan destinasi wisata super prioritas (DSP). Kelima DSP tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Fadjroel menilai, Kota Bima di Nusa Tenggara Barat juga memiliki potensi menarik wisatawan, ditunjang oleh letak geografis yang berada di antara dua daerah DSP yaitu Mandalika dan Labuan Bajo.

“Kawasan destinasi Mandalika dan Labuan Bajo ini akan dikunjungi oleh para turis dan kapal pesiar yang bisa transit di Kota Bima, sehingga dapat mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya UMKM yang ada di sana,” ujarnya dalam Webinar tentang Prospek Kota Bima sebagai Destinasi Pariwisata Nasional, beberapa waktu lalu.

Fadjroel meminta agar para wisatawan yang datang dijadikan ‘duta’ untuk mempromosikan wisata di Kota Bima. “Turis yang datang perlu dijadikan ‘duta’, sebagai langkah promosi praktis. Mereka bisa menyebarkan informasi dan foto dengan mudah melalui platform digital seperti media sosial yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas,” tuturnya.

Lebih jauh, Fadjroel menekankan kembali arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk memanfaatkan pandemi yang terjadi sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan.

“Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar,” ujarnya mengutip Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi tahun lalu.

Ditambah Fadjroel, terdapat beberapa kekuatan yang bisa digunakan untuk ‘membajak’ krisis pandemi di bidang pariwisata, antara lain kekayaan potensi alam, kebudayaan, keunikan, infrastruktur penghubung yang semakin baik, serta dukungan kebijakan.

“Pemulihan pariwisata harus juga memperhatikan aspek 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) serta peningkatan pada 2P (Promosi dan Partisipasi) pelaku usaha swasta,” ujarnya.

Fadjroel juga menyampaikan, sebagai upaya untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata, pemerintah juga tengah menjalankan program vaksinasi massal COVID-19 bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, berlangsung tahap kedua vaksinasi dan pelaku sektor pariwisata menjadi salah satu sasaran penerimanya.

Menutup paparannya, Fadjroel kembali menyampaikan ajakan Presiden Jokowi agar semua pihak bergotong royong untuk mengatasi pandemi ini, termasuk dalam pemulihan di sektor pariwisata.

“Bergotong-royong antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, akademisi di perguruan tinggi harus memberikan pandangan ilmiah dalam pengambilan kebijakan, pengusaha dengan jaringan ekonomi, media massa yang menyebarkan info positif dan produktif, serta melibatkan semua komunitas, termasuk komunitas pariwisata di Bima, di Indonesia, bahkan di dunia. Manfaatkan peluang sebesar-besarnya untuk kemajuan Kota Bima dan Indonesia Maju,” tandasnya. (TIM SKP FADJROEL RACHMAN/UN)

Nusantara Terbaru