Termasuk Insentif Nakes, Airlangga: Presiden Minta Serapan Sektor Kesehatan Diakselerasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar serapan di sektor kesehatan untuk bisa diakselerasi dan juga yang terkait dengan insentif tenaga medis akan dicarikan jalan keluar untuk lebih cepat.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas (Ratas), Senin (27/7).
“Nanti sore pun kami akan membahas mengenai akselerasi daripada DIPA-DIPA di sektor kesehatan di mana dalam DIPA itu perlu dilengkapi agar nanti keseluruhannya bisa terserap,” ujar Menko Perekonomian.
Terkait pemotongan biaya operasional termasuk gaji, Menko Perekonomian harapkan tidak terjadi dan Pemerintah masih memiliki anggaran yang cukup untuk itu.
Soal percepatan anggaran sektor lain, misalnya di perlindungan sosial itu Kartu Prakerja, Menko Perekonomian sampaikan akan segera dimulai kembali.
“Kemarin sudah clear baik dari kelembagaan maupun revisi daripada Perpres–nya maupun revisi Permenko-nya sehingga diharapkan gelombang keempat akan segera dimulai secara online dan offline sehingga anggaran tentu bisa terserap secara lebih cepat,” kata Menko Perekonomian.
Demikian pula, Menko Perekonomian sampaikan sektor-sektor lain, seperti untuk listrik sudah diperpanjang 6 bulan, penambahan Rp3 triliun untuk subsidi abonemen semua sektor, baik industri, sosial, dan bisnis sehingga akan langsung menyerap serta meningkatkan budget diskon tarif sebesar Rp3 triliun.
“Dari segi sektoral, Pemerintah sudah merapatkan dengan kementerian terkait untuk menambahkan dan mengakselerasi program-program padat karya,” katanya.
Target Pemerintah, sambung Menko Perekonomian, tentu dalam 2 triwulan atau 1 semester anggaran-anggaran yang disediakan untuk Covid-19 bisa diserap semaksimal mungkin dan apabila ada program yang bisa menjadi quick-win termasuk antara lain Padat Karya budget-nya akan ditingkatkan.
Pada kesempatan itu, Menko Perekonomian mengingatkan bahwa sampai ditemukannya vaksin, semua harus tetap awas seperti juga di berbagai negara lain bahwa Covid-19 ini masih ada.
“Sehingga tentunya kuncinya adalah penemuan akselerasi vaksin ataupun obat-obat yang ada. Obat-obat antibodi,” pungkas Menko Perekonomian. (FID/EN)