Terobosan Tingkatkan Budi Daya Ikan, Presiden Resmikan Keramba Jaring Apung ‘Offshore’

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 April 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 15.236 Kali
Presiden menuju lokasi keramba jaring apung offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4). (Foto: Humas/Oji)

Menaiki speedboat, Presiden menuju lokasi keramba jaring apung offshore di PPI Cikidang, Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4). (Foto: Humas/Oji)

Hari ini akan diresmikan sebuah keramba jaring apung offshore, lepas pantai yang  diharapkan akan menjadi sebuah lompatan kemajuan, sebuah terobosan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4). 

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa ini merupakan terobosan pertama di Indonesia, Keramba Jaring Apung Offshore. “Ini kita harapkan menjadi cikal bakal berlipat gandanya nilai tambah dari budi daya perikanan Indonesia,” tegas Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa 2/3 atau 70 persen negara Indonesia adalah air.

“Dan di sini, tadi Ibu Menteri KKP juga sudah menyampaikan bahwa KUD-KUD yang ada di sini nanti dilibatkan dalam keramba jaring apung offshore. Saya tadi diberitahu bahwa keramba jaring apung ini melibatkan KUD nelayan sebanyak 50 orang yang memasok pakan sebagai pakan tambahan,” tutur Kepala Negara.

Total jumlah orang yang terlibat langsung dalam keramba jaring apung offshore ini, tambah Presiden, antara 215 sampai 250 orang. “Yang tidak langsung, yang terlibat kurang lebih 220 orang. Ini baru satu yang dibangun di sini, nanti akan dikembangkan 2 lagi. Yang 2 juga sudah dikerjakan di Sabang dan di Karimun Jawa,” tambah Presiden.

Hasil Lebih Banyak 

Kepala Negara juga mengajak untuk melihat hasil dari keramba jaring apung offshore yang penebaran benih per tahun bisa lebih banyak, yaitu sekitar 1,2 juta. Hasilnya, lanjut Presiden, produksinya bisa lebih tinggi, yaitu kurang lebih 816 ton per tahun per unit dengan delapan lubang.

“Ini gambarnya seperti itu. Coba bandingkan dengan keramba jaring apung yang biasa, yang produksinya hanya 5,4 ton per tahun per unit, ini 816 ton. Lipat berapa coba? Inilah hal-hal yang harus dipelajari oleh nelayan sehingga ada peningkatan kesejahteraan di situ,” tambah Presiden.

Ini, menurut Presiden, lompatannya akan tinggi sekali. Untuk itu, Presiden meminta betul-betul para nelayan mengikuti perkembangan-perkembangan seperti ini dan harapannya semakin banyak yang terlibat dalam keramba jaring apung offshore ini.

Mengenai pemasaran, Presiden berharap ikan tersebut dapat diekspor ke Timur Tengah, Australia, Eropa, Jepang karena harga ekspor sekarang ini pada posisi yang baik. “Negara-negara yang lain itu sudah kehabisan ikan, negara kita ini masih memiliki peluang untuk meningkatkan produksinya lagi,” ujar Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menggarisbawahi yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan yang mengajak untuk menggunakan jaring-jaring yang ramah pada lingkungan.

“Jangan pakai jaring-jaring yang kecil-kecil, sehingga telur kena, ikan-ikan kecil kena semuanya. Anak cucu kita nanti kehabisan, enggak ada ikan-ikan yang harusnya bisa dinikmati oleh anak cucu kita yang sekarang hilang karena apa? Karena jaring-jaring kecil-kecil tadi,” ujar Presiden seraya menanyakan contoh bahwa ikan Kakap Putih yang sudah tidak ada di Pangandaran akan dikembangkan kembali.

Di akhir sambutan, Presiden menyampaikan bahwa keramba jaring apung offshore ini adalah sebuah proses untuk transfer ilmu dan teknologi sehingga semua tahu bahwa ada teknologi-teknologi yang bisa memproduksi ikan lebih banyak daripada jaring apung biasa.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan Keramba Jaring Apung Offshore di Kabupaten Pangandaran,” pungkas Presiden.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. (FID/EN)

Berita Terbaru