Teten: Presiden Minta Pencapaian Target Restorasi Gambut Diseriusi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 25.814 Kali
epala Staf Kepresidenan menyampaikan keterangan pers kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/1) sore. (Foto: Humas/Jay)

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki didampingi Kepala BRI menyampaikan keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/1) sore. (Foto: Humas/Jay)

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengemukakan, sejak dibentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) pada Januari 2016 lalu, pemerintah mentargetkan program restorasi gambut dalam lima tahun bisa mencakup 5 juta hektar. Tahun ini ditargetkan 400 ribu hektar dari 2 juta hektar lahan gambut yang harus direstorasi.

“Tadi Pak Presiden meminta bahwa potensi ekonomi dan penyelamatan lingkungan untuk ekosistem gambut ini diseriuskan, sehingga target-target yang diminta di Perpres itu dicapai baik oleh BRG dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK),” kata Teten kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/1) sore.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam Rapat Terbatas itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan, untuk mencapai target Restorasi 2017 sebesar 400 ribu hektar itu, BRG tidak bisa bekerja sendirian, perlu dukungan penuh dari seluruh kementerian, seluruh lembaga (K/L), dan pemerintah daerah.

Sangat Besar

Kepala BRG Nazir Fuad dalam keterangan pers itu menambahkan, pihaknya telah turun di 105 desa dalam satu tahun terakhir untuk mencatat aspirasi masyarakat terhadap pentingnya restorasi gambut.

Menurut Nazir, aspirasi masyarakat banyak yang meminta pembangunan sumur bor, karena bagi mereka mungkin bermanfaat pada musim kemarau untuk membasahi lahan pertanian. “Kita sudah bangun  500 sumur bor lebih,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sumur bor  itu cocok selain masyarakat mengunakannya dengan antusias dan ada kejadian kebakaran berat  padam dengan sumur bor dalam waktu 1,5 jam, padahal biasanya kalau kebakaran gambut bisa sampai setengah malam tau sampai 1-2 hari.

“Ini akan kita intensifkan di tahun 2017. Satu sumur bor bisa meng-cover kurang lebih 12,5 hektar untuk pembasahan. Jadi kalau kita bisa bangun ribuan sumur bor akan ratusan ribu hektar yang akan ter-cover juga selain sekat kanal,” ungkap Nazir Fuad.

Namun Kepala BRG itu menambahkan, bahwa di Kalsel meski BRG dibantu Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) menunjukkan, kalau lahan gambutnya sudah kering dan sudah parah terbakar berkali-kali, sekat kanal yang dibangun dan menampung air hujan, begitu masuk musim kemarau yang lama tidak cukup tingkat kebasahannya walaupun sudah ditutup.

Dalam kondisi yang kritis ini, lanjut Nazir, BRG dibantu PUPR dan tim balai KSDA itu merancang membangun saluran air dari sungai yang akan membasahi lahan gambut ini, terutama untuk gambut gambut yang kritis yang kalau terbakar mengakibatkan objek vital seperti airport tertutup asap.  “Ini akan dicoba di Kalsel dan diharapkan percobaan ini akan positif sehungga kita akan bangun juga di area-area kritis lainnya di  provinsi lain,” ujarnya.

Mengenai budidaya, Kepala BRG Nazir Fuad menjelaskan, pihaknya  telah banyak melakukan konservasi dibantu dengan petani. Ia menyebutkan, potensi budaya dilahan gambut sangat besar apakah itu dengan tanaman yang cocok di lahan gambut ataupun tanaman pertanian pangan atau ikan atau peternakan sapi.

“Untuk sapi dengan 52 ekor dengan kelompok tani dalam dua tahun saja sudah dapat mendatangkan income sampai  Rp300-400 juta bagi kelompok taninya,” jelas Nazir seraya menambahkan, belum lagi sawah yang cocok untuk lahan gambut juga sudah duji coba itu potensi panennya 11 ton perhektar 2 kali setahun.

Menurut Nazir, Presiden Jokowi telah menekankan agar dalam pelaksanaan restorasi gambut selalu melibatkan masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi untuk kesejahteraan bagi masyarakat.

(FID/RAH/JAY/ES)

Berita Terbaru