Tidak Ada Anggaran Keluar Untuk Jasa Pelobi Pertemuan Presiden Jokowi Presiden Obama
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menegaskan, Pemerintah RI tidak menggunakan jasa pelobi dalam mengatur dan mempersiapan kunjungan Presiden ke Amerika Serikat(AS) , termasuk di antaranya mengatur pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Barack Obama, di White House, Washington DC, 26 Oktober lalu.
Kemlu tidak menggunakan lobbyist atau tidak mengeluarkan sedikitpun anggaran untuk membayar lobbyist dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke AS, kata Menlu dalam konperensi pers, di Jakarta, Sabtu (7/11).
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno Marsudi menanggapi pemberitaan di sejumlah media sosial mengenai adanya pembayaran 80 ribu dolar AS kepada perusahaan PR Las Vegas untuk melobi agar pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan dan akses ke Washington.
Menlu menegaskan pemberitaan di media sosial yang bersumber dari pengakuan seorang jurnalis AS tersebut tidak benar. Meski mengakui jika menyusun kunjungan bilateral sulit, namun Menlu menegaskan, bahwa pemerintah Indonesia tidak pernah menggunakan broker.
“Mengadakan kunjungan bilateral antara negara terlihat mudah. Tetapi praktik memakan waktu. Karena saat undangan tersebut diucapkan secara lisan biasanya akan ada undangan secara tertulis,” terang Menlu.
Menurut Retno, persiapan kunjungan Presiden Jokowi ke AS diatur oleh pejabat dan menteri terkait secara resmi dan formal dengan melalui berbagai rapat, baik dengan Pemerintah AS maupun di internal Pemerintah RI.
“Saya sendiri memimpin rapat persiapan kunjungan selama tiga kali pada level menteri pada 17 September, 7 Oktober dan 17 Oktober. Jadi, ada tiga kali persiapan pada tingkat menteri,” ujar Retno.
Menlu Retno Marsudi juga menyebutkan, ia sendiri telah melakukan pertemuan bilateral dengan Secretary of the State John Kerry pada 22 September 2015. Di situ, sekali lagi kami membahas rencana kunjungan, dan di situlah kami announced rencana kunjungan Presiden Jokowi ke AS pada 26 Oktober 2015,” ungkapnya.
Menurut Menlu, pembicaraan awal mengenai kunjungan Presiden RI ke AS tersebut terjadi pada saat pertemuan tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Beijing, Tiongkok, akhir 2014.
Pada 10 November 2014, di sela-sela pertemuan APEC, Presiden Jokowi dan Presiden Obama melakukan pertemuan bilateral dan secara lisan Presiden Obama mengundang Presiden RI untuk berkunjung ke negaranya.
Menindaklanjuti pertemuan pada APEC tersebut, lanjut Menlu, pada Maret 2015 Asisten Presiden Obama, Dr Evan Mediros, melakukan kunjungan khusus ke Indonesia untuk menyampaikan undangan resmi Presiden Obama kepada Presiden Jokowi.
“Semua data terekam dengan baik dan dalam persiapan tersebut, banyak tim kami yang berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya,” demikian Retno Marsudi.
Sebelum ini melalui siaran pers, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan, atas persiapan intensif itu jelas kunjungan Presiden Jokowi ke AS, memungkinkan ditandatanganinya lebih dari 18 perjanjian bisnis senilai lebih dari 20 miliar dollar AS, dan sejumlah Nota Kesepahaman antara Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia.
Kunjungan ini juga meningkatkan hubungan kedua negara menjadi mitra yang lebih strategis, tambah siaran pers Kemlu. (Kemlu/ES)