Tidak Hanya MotoGP, Presiden Jokowi Ingin Mandalika Juga Jadi Arena Balap Formula Satu

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Mei 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 19.164 Kali
Ketua KOI Erick Thohir dan Dirut ITDC Abdulbar Mansoer menyampaikan keterangan pers usai diterima Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Rabu (22/5) siang. (Foto: OJI/Humas)

Ketua KOI Erick Thohir dan Dirut ITDC Abdulbar Mansoer menyampaikan keterangan pers usai diterima Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Rabu (22/5) siang. (Foto: Oji/Humas)

Selain akan menyelenggarakan MotoGp tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan akan lebih efisien lagi atau lebih baik lagi untuk country branding jika Indonesia juga mempunyai balap mobil Formula Satu (F1) yang merupakan balap mobil terkemuka di dunia.

“Beliau menyampaikan bahwa F1 ini patut kita jajaki untuk diselenggarakan dalam rangka country branding Indonesia dan juga dalam memperkuat brand sports tourism di Indonesia selain MotoGP, dan juga upaya Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2032,” kata Direktur Utama Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar Mansoer usai bersama Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir diterima oleh Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (22/5) siang.

Selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan menjadi arena Street Race circuit untuk MotoGP 2021, Dirut IDC Abdulbal Mansoer menyatakan kesiapannya untuk mendukung program pemerintah itu.

“Kami akan segera menindaklanjuti arahan Bapak Presiden untuk melihat kemungkinan F1 dapat diselenggarakan di Sirkuit Mandalika,” kata Abdulbar.

Menurut Dirut ITDC, dalam waktu dekat pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak yang akan bekerja sama dalam hal ini dalam menyelenggarakan balap F1. Ia berharap dalam waktu dekat bisa menyampaikan hal-hal lebih lanjut tentang kemungkinan membawa F1 di Indonesia setelah MotoGP.

Sejauh ini, lanjut Abdulbar, pemerintah sangat mendukung penyelenggaraan MotoGP di Mandalika. Bahkan, lanjut Abdulbar, Presiden menyampaikan di depan pers juga bahwa jalan akses dari bandara ke Mandalika akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kemudian akan ada pelebaran runway bandara, dan juga perbaikan pelabuhan untuk cruise. “Jadi support dari pemerintah sangat jelas kali,” tegasnya.

ITDC sendiri, menurut Abdulbar, hanya membangun sirkuit itu dengan partnernya, Vinci. ITDC adalah pemilik tanahnya dan sekarang dalam tahap penyelesaian homologasi, sambung Abdulbar, kemudian pihak terkait juga akan menyelesaikan dokumen teknis.

“Jadi bulan Oktober insyaallah kita akan mulai membangun dalam jangka waktu 12 bulan akan selesai jalan hanya sepanjang 4,3 kilometer. Dan di sini kami juga sudah memastikan bahwa itu bisa dipakai untuk F1 juga. Untuk MotoGP kita akan mulai konstruksi jalan bulan Oktober 2019,” ungkap Abdulbar.

Mengenai kemungkinan penyesuaian spek pembangunan sirkuit dari arena balap motor menjadi juga arena balap F1, Dirut ITDC Abdulbas Mansoer mengemukakan, meskipun baru mendapat berita ini beberapa hari lalu, namun pihaknya langsung dengan desainer tracknya mendapat kepastian bahwa bentuk shape-nya tidak perlu diubah.

“Hanya ada perlakuan untuk topsoil dan beberapa sinyal-sinyal atau sensor yang harus kita tambahkan karena sifatnya agak berbeda tapi tidak akan merubah signifikan sekali dari sisi budget maupun dari sisi teknis jalan,” kata Abdulbar.

Tidak Ada Pemborosan

Sementara Ketua KOI Erick Thohir menilai, track yang sedang dibangun di Mandalika bisa juga dimanfaatkan untuk arena balapan mobil, dan tidak ada pemborosan untuk arena balap F1 bisa ataupun kendaraan balap mobil yang lain.

Bahkan, menurut Erick, di situ semua pihak juga melihat opportunity ini tidak hanya sebagai penyelenggara tapi juga bagaimana dikaitkan dengan investasi ke depan, investasi tourism.

“Kita tahu Indonesia sedang menjajaki tidak hanya halal tourism tapi juga bagaimana menjajaki menjadi negara yang tidak kalah bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dalam menjual sports tourism ataupun kebudayaan,” ujar Erick. (GUN/OJI/ES)

Berita Terbaru