Tidak Impor Beras Sejak September, Presiden Jokowi Apresiasi Menteri Pertanian

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 32.147 Kali
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Rakernas Pembangunan Pertanian, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Rakernas Pembangunan Pertanian, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman atas keberhasilannya tidak melakukan impor beras sejak September lalu. Apresiasi ini disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2017, di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1) pagi.

“Biasanya September – Oktober itu sudah rapat  terbatas untuk mengatasi kekurangan stok beras. Yang kedua, mengenai pengendalian harganya, berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini kok tidak ada,” kata Presiden Jokowi.

Produksi padi tahun 2016 ini mencapai 79, 14 juta ton atau naik aik 11 persen dibanding tahun 2015 lalu. Dengan jumlah produksi tersebut, Indonesia dinilai sudah berhasil mencapai swasembada beras, dan tidak perlu impor lagi termasuk pada 2017 ini.

Presiden Jokowi mengingatkan Menteri Pertanian agar masing-masing daerah fokus menanam satu jenis tanaman, dan tidak mencampur-campur dengan jenis tanaman lainnya. Seperti hanya Kabupaten Dompu, NTB yang bisa konsentrasi pada tanaman jagung.

“Jagung ya sudah jagung. Tapi beri target yang jelas. Kalau targetnya nggak tercapai, lihat problemnya apa, masalahnya apa,” tutur Presiden.

Presiden berharap sektor pertanian dapat dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama, sehingga nantinya saat produksi naik, pemerintah akan melakukan hilirisasi untuk menjadikan produk derivatif berikutnya yang diharapkan dapat diekspor.

“Orientasi nanti kelebihan produksi kita adalah harus bisa dibuang ke luar, dijual ke luar,” kata Presiden saat menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Rakernas tersebut.

Bangun Embung

Dalam bagian lain sambutannya, Presiden Jokowi mengemukakan, sebagai salah satu kunci untuk meningkatkan produksi pertanian, air menjadi fokus pembangunan di sektor pertanian periode tahun 2017. Untuk itu, Presiden menargetkan akan membangun di atas 30 ribu pada 2017 ini. “Target kita di atas 30 ribu embung harus terbangun pada tahun ini,” tegasnya.

Hingga tahun 2016, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah membangun 3.771 embung di sejumlah wilayah di Indonesia. Presiden juga meminta Menteri Pertanian, Menteri Desa dan PDTT, dan Menteri PUPR untuk fokus pada pembenahan dan perbaikan irigasi yang rusak, baik irigasi primer, sekunder, dan tersier.

“Kalau ini diselesaikan dan air bisa mengalir ke sawah-sawah kita. Saya sangat meyakini itu akan meningkatkan drastis produksi pertanian kita,” sambung Presiden.

Ia menyebutkan, tampungan air ini dibutuhkan terutama di musim kemarau. Jika stok air tidak ditangani dengan baik, saat kemarau, masyarakat tidak dapat melakukan kegiatan produksi.

Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian itu dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras Eko Sandjojo, Perdagangan Enggartiasto Lukito, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,  dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (RMI/JAY/ES)

Berita Terbaru