Tiket Sementara Rp5 Ribu, LRT Palembang Akan Beroperasi Juni Ini

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Januari 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.145 Kali
Menhub Budi K. Sumadi meninjau persiapan pengoperasian LRT, di Palembang, Sumsel, Senin (22/1). (Foto: Humas Kemenhub)

Menhub Budi K. Sumadi meninjau persiapan pengoperasian LRT, di Palembang, Sumsel, Senin (22/1). (Foto: Humas Kemenhub)

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), akan mulai beroperasi pada bulan Juni 2018. Sebelum beroperasi resmi, akan dilakukan uji coba operasi antara Maret hingga Mei mendatang.

“Akhir Februari kereta sudah datang, kita mulai commisioning bulan Maret sampai Mei,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi K. Sumadi usai meninjau proyek pembangunan LRT di Jakabaring, Palembang, Senin (22/1) kemarin.

Nantinya, lanjut Menhub, LRT Palembang akan memiliki 3 (tiga) titik keberangkatan, yaitu di Jakabaring, Bandara, dan Lippo. Sementara harga tiket ditetapkan Rp5 ribu. Jika harga tiket tersebut tidak mencukupi untuk menutup biaya operasional LRT, menurut Menhub, kelebihan dari biaya itu menjadi beban dari Pemerintah.

Guna mendukung beroperasinya LRT Palembang pada Juni mendatang, Menhub mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. “Kita sudah menunjuk konsultan integrator yang akan mengintegrasikan semua fungsi dan kepentingan di sini karena fasilitas ini merupakan yang terbaru di Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu, Menhub meminta para stakeholder untuk aktif melakukan koordinasi terkait feeder dan transit oriented development (TOD) agar manajemen perkotaan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan pendapatan bagi kota.

“Saya minta Ditjen Perkeretaapian dan tim, mempersiapkan dengan baik bagaimana bangkitkan penumpang, feeder, dan TOD berfungsi karena kita ingin sekali LRT Palembang menjadi contoh bagi suatu pengembangan kota,” kata Menhub.

Menhub juga meminta Pemda untuk melakukan perubahan rute terhadap lalu lintas transportasi yang ada, dan memfungsikan TOD secara maksimal. Hal ini dimaksudkan agar di satu sisi secara fungsional TOD bisa menampung bangkitan lalu lintas tetapi secara komersial, Pemda juga mendapat manfaat atas tumbuhnya titik-titik TOD tersebut.

Menhub menegaskan, pembangunan LRT bukan hanya untuk menyambut Asian Games tetapi juga diharapkan menjadi transportasi massal perkotaan.

“Sebenarnya kalau membangun (LRT) bukan hanya untuk Asian Games. Itu hanya pemicu, namun dibangunnya LRT di Palembang sebagai suatu contoh penggunaan transportasi massal di perkotaan,” jelas Menhub.

Oleh karenanya, Menhub ingin Pemda serius dalam mempersiapkan rute dan titik TOD dengan baik sehingga masyarakat dapat merubah pola hidup dengan meninggalkan moda angkutan yang lama.

“LRT adalah suatu teknologi baru, bagaimana kita menarik pengguna motor untuk menggunakan LRT. Dibutuhkan konsep baru yang memberikan suatu daya tarik supaya orang mau menggunakan LRT, mengubah pola hidup. Itu tidak mudah,” ujar Menhub.

Adanya LRT juga diharapkan menjadi solusi kemacetan di wilayah perkotaan serta meningkatkan mobilitas serta pendapatan masyarakat.

4 Kota Lainnya

Menurut Menhub Budi K, Pemerintah berencana membangun LRT di 4 (empat) kota berikutnya yang penduduknya mencapai 2 juta, yaitu Bandung, Makassar, Surabaya, dan Medan.

“Empat kota itu yang menjadi prioritas untuk dibangun LRT. Kalau yang sudah ada feasibility study-nya adalah Surabaya, Bandung dan Medan,” kata Menhub. (Humas Kemenhub/ES)

Berita Terbaru