Tim Sensus Ekonomi BPS Juga Gali Data Dari Jokowi
Tim Sensus Ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5) siang. Kedatangan Tim Sensus Ekonomi BPS itu dimaksudkan untuk menggali data mengenai informasi utuh dari perekonomian dalam negeri.
Sebagaimana yang dilakukan di rumah-rumah warga, seusai menggali data dari Presiden Jokowi, 9 (sembilan) orang perwakilan dari Tim Sensus Ekonomi juga melakukan penempelan stiker di pintu Istana Merdeka tanda bahwa Presiden telah memberikan data kepada tim Sensus terkait pendataan Sensus Ekonomi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, kunjungan Tim Sensus Ekonomi ke Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Jokowi itu merupakan rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi, yang dilakukan BPS pada tanggal 1 31 Mei 2016 ini.
BPS melakukan pendataan usaha ke usaha, dari rumah ke rumah, baik yang ada lokasi tetap atau tidak tetap, rumah tangga masing-masing rumah tangga, juga tanyakan apakah memiliki usaha tidak terkecuali Presiden,” kata Suryamin saat memberikan keterangan pers di teras depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5) siang.
Menurut Suryamin, nantinya informasi tersebut akan digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.
Ia menyebutkan, pendataan dilakukan di seluruh sektor usaha secara menyeluruh, kecuali sektor pertanian, dari skala mikro hingga besar ini untuk memberikan gambaran potensi ekonomi dan daya saing.
Dengan adanya Sensus Ekonomi ini, lanjut Suryamin, diharapkan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian, informasi dasar dan karakteristik ekonomi Indonesia, serta untuk mengetahui kebutuhan usaha dan daya saing di Indonesia.
Suryamin juga menyampaikan agar para pelaku ekonomi dari segala sektor yang masih belum memberikan datanya untuk bisa bekerja sama. “Insha Allah kita akan mendapatkan potret potensi ekonomi di wilayah Indonesia,” jelas ujarnya.
Sensus Ekonomi ini dilakukan 10 tahun sekali, dan terakhir dilakukan pada tahun 2006, dimana saat itu tercatat ada 26 juta usaha. Suryamin berharap, Sensus Ekonomi kali ini bisa memberikan gambaran kondisi terkini ekonomi Indonesia 10 tahun terakhir.
Kepala BPS itu belum bisa menyampaikan jumlah usaha yang sudah terdata dari Sensus Ekonomi kali ini, mengingat proses perekaman masih berlangsung hingga 31 Mei mendatang. (FID/ES)