Tingkatkan Minat Baca, Presiden Jokowi Minta Biaya Pengiriman Buku Bagi Pegiat Literasi Digratiskan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Mei 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.945 Kali
Presiden Jokowi berbincang dengan pegiat literasi yang menggunakan bemo untuk membawa buku, di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi berbincang dengan pegiat literasi yang menggunakan bemo untuk membawa buku, di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap perjuangan pegiat literasi dalam mendorong minat membaca di masyarakat. Berbagai cara dilakukan oleh para pegiat literasi yang mereka gunakan dalam membuka perpustakaan dan meningkatkan minat baca pada anak-anak di daerah. Ada yang membuka di rumah, berkeliling dengan kendaraan, ada juga yang sambil berjualan makanan.

Usai makan siang bersama dengan para pegiat literasi, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5) siang, Presiden Jokowi melihat kendaraan yang dijadikan perpustakaan oleh para pegiat literasi yang dibawa dari daerah masing-masing, diantaranya sepeda motor, bemo, angkot, dan pedati.

Beberapa kendaraan tersebut sudah dimodifikasi, misalnya sepeda motor yang di bagian belakangnya ditambahkan gerobak, untuk selain membawa buku, juga untuk menjual kerak telor atau burger.

“Ini sebuah gerakan yang menurut saya sangat bagus sekali. Tidak disentuh oleh pemerintah, tetapi mereka bergerak sendiri,” kata Presiden Jokowi.

Oleh sebab itu, Presiden mengaku  sudah menyampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar setiap  titik, titik itu dikirim paling tidak minimal 10.000 buku. Karena ada yang hanya punya 100, tapi ada yang juga sudah 7.000, ada yang punya 200, tapi ada juga yang sudah punya 8.000.

“Ini nanti yang akan kita sambungkan agar macam-macam bacaan itu ada, dan juga sekali lagi, ini bisa menggerakkan minat baca anak-anak kita dalam rangka mencari pengetahuan, mencari ilmu dari buku,” tutur Presiden.

Yang kedua, yang juga sangat penting, ternyata kesulitan yang paling tidak pernah dipikirkan dan ini ternyata mahal, bukan beli bukunya, tapi ongkos kirimnya, karena ini letaknya di gunung, ada yang di perbatasan, di tepi pantai, jauh-jauh sekali, sehingga ongkos kirimnya sangat mahal.

“Tadi sudah saya telepon ke Menteri BUMN, ke Kantor Pos, agar disediakan 1 hari saja untuk kirim buku itu gratis. Tadi sudah disetujui. Setiap bulan. Ini masukan, ini masukan dari Bapak, Ibu para pegiat tadi, pegiat literasi agar nantinya kirim buku antar pustaka ini lebih gampang, lebih mudah, dan tidak terbebani oleh biaya,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi kembali menegaskan apresiasinya atas gerakan literasi masyarakat itu, karena tidak semua wilayah kita itu terjangkau oleh perpustakaan kota atau perpustakaan kabupaten yang ada. “Yang terpencil, yang tempatnya di pesisir, di tempat-tempat yang perbatasan, tempat pinggiran itu, yang sekali lagi negara kita ini besar, 17.000 pulau, ini yang harus dicatat,” ujarnya.

Saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan pemerintah memperhatikan kesejahteraan para pegiat literasi itu, Presiden Jokowi mengingatkan, agar jangan dibuat mereka tidak sosial lagi. “Biarlah. Sekali lagi, penggerak ini biarkan. Mereka sangat senang dengan apa yang sudah dilakukan, hanya kita bisa memberikan dorongan, mengisi apa-apa yang masih bisa sedikit, kurang, kosong, itu yang kita isi,” pungkas Presiden. (FID/JAY/ES)

 

 

 

 

 

Berita Terbaru