Tingkatkan ‘People to People Contact’, Presiden Jokowi: ASEAN dan Korea Perlu Rezim Bebas Visa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 26 November 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 1.264 Kali

Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat menghadiri ASEAN-Republic of Korea (RoK) Summit, di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Selasa (26/11). (Foto: BPMI Setpres)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, selain Hard Connectivity, Connectivity yang sifatnya infrastruktur jalan dan sebagainya. Ada hal yang tidak kalah penting yaitu soft connectivity.

Soft Connectivity itu artinya yang terkait dengan manusia,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengutip pidato Presiden Jokowi pada sesi pertemuan KTT Peringatan 30 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Republik Korea, Busan, Selasa (26/11) siang.

Terkait Soft Connectivity itu, menurut Menlu,  Presiden mengatakan ada 3 hal yang dimintakan perhatian. Yang pertama, adalah dalam konteks people to people contact-nya itu sendiri.

“Presiden mengatakan kembali mengenai pentingnya bagi ASEAN dan RoK memiliki rezim bebas visa sehingga dapat mempererat hubungan antarmanusia dan ini juga disebut oleh beberapa pemimpin ASEAN,” kata Menlu kepada wartawan di Lotte Hotel, Busan, Selasa (26/11) sore.

Kemudian yang kedua, adalah masih di bidang soft connectivity adalah investasi kita di bidang pendidikan. Presiden Jokowi menilai, pendidikan ini penting sekali karena ini akan menjadi jangkar penyangga hubungan yang lebih sustainable jauh ke depan adalah yang terkait dengan connectivity antara pemain ekonomi.

“Artinya, karena kalau kita bicara mengenai hubungan maka tanpa hubungan ekonomi yang kuat, aku tidak akan mungkin dapat berjalan secara sustainable,” terang Menlu menirukan Presiden Jokowi. (EN/DNS/ES)

Berita Terbaru