Trade Expo Indonesia ke-37 Tahun 2022, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Oktober 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Oktober 2022
Kategori: Sambutan
Dibaca: 2.685 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati para menteri, para duta besar yang hadir, para gubernur, bapak-ibu sekalian para eksportir, para peserta Trade Expo Indonesia yang ke-37, bapak-ibu hadirin undangan yang berbahagia.

Kita patut bersyukur bahwa di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya.

Juga inflasi, inflasi pada bulan Agustus masih bisa kita kendalikan di 4,6 persen. Kuartal kedua 4,9 persen, tapi karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit 5,9 persen, masih bisa kita kendalikan. Kemudian, tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan/growth kita dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain.

Yang ketiga, yang ini atas dukungan Bapak-Ibu sekalian, sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai USD39,8 miliar. Ini jumlah yang tidak sedikit, ini juga berkat kerja keras Bapak-Ibu sekalian.

Jadi kita semuanya harus tetap optimis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap. Silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimis. Tetapi memang harus waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai kemana, imbasnya ke kita seperti apa.

Dan minggu yang lalu, Managing Director-nya IMF mengatakan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF. Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust/kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik. Karena memang kita harus hati-hati.

Tiga hari yang lalu saya telepon kepada Kristalina, Managing Director-nya IMF, ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF, 16 negara. [Sebanyak] 28 negara mengantre di depan pintu IMF, bayangkan. Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen.

Dan saya masih meyakini, di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 [persen]atau di atas 5,4 [persen]. Karena angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 persen, kredit tumbuh 10,7 persen, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7 persen. Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik. Tetapi sekali lagi, dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini kerja keras adalah kuncinya.

Kita tidak bisa lagi, saya ulang-ulang saya sampaikan, tidak bisa lagi kerja itu hanya makronya saja. Ndak. Kerja mikronya juga masih belum cukup. Kerja sekarang memang harus lebih detail, dilihat satu persatu dan dikejar diselesaikan. Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset, “Pak, saya sudah kerja, mikronya juga sudah kerja.” Tidak mungkin hanya makro dan mikro, harus kerja lebih detail lagi.

Kalau negara-negara lain, misalnya mengatasi inflasi yang bergerak hanya bank sentralnya dengan menaikkan suku bunga, interest rate-nya dinaikkan. Di Indonesia tidak hanya itu, sumber inflasinya di pasar itu yang juga diselesaikan. Dengan apa? Sebulan yang lalu saya sudah perintahkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk ikut memakai APBD, menutup dari APBD ongkos transportasi dari produsen ke pasar, dari produsen ke konsumen. Dua-duanya bergerak bersama-sama, otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak.

Tanya nanti Bapak-Ibu sekalian pada gubernur, pada bupati dan wali kota, apa yang sudah dilakukan dalam mengatasi inflasi. Saya cek satu persatu sekarang dan saya umumkan, “Provinsi ini inflasinya masih 8 [persen], inflasinya masih 7 [persen], sudah 3 [persen], sudah 4 [persen].” Kita buka sekarang ini, karena memang situasinya membutuhkan kerja-kerja seperti itu.

Sekali lagi, saya mengucapkan selamat pada Trade Expo Indonesia yang ke-37 ini. Semoga nanti apa yang tadi ditargetkan oleh Menteri Perdagangan, lebih dari USD10 miliar, itu betul-betul bisa kita capai. Dan kita harapkan itu akan mendorong surplus neraca perdagangan kita pada masa-masa mendatang.

Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, pada pagi hari ini saya resmikan pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 Tahun 2022.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru