Transformasi Pemerintah Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Januari 2021
Kategori: Opini
Dibaca: 4.561 Kali


Oleh: Fransisca Aliyanti

Pandemi memberi banyak pelajaran kepada kita semua. Kita semakin tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera kita perbaiki. Karena itu, situasi sulit yang sedang kita hadapi gunakan sebagai momentum untuk melakukan transformasi.”

– Presiden Joko Widodo –

Sudah sepuluh bulan berlalu sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia secara resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak itu pula, bangsa Indonesia dengan segenap sumber daya yang ada terus berupaya, tak cuma bertahan tapi juga kembali pulih dan bangkit dari pandemi yang berdampak tak hanya pada kesehatan tapi juga seluruh sendi kehidupan.

Akibat nyata pandemi di Indonesia terlihat di bidang kesehatan dengan jumlah konfirmasi kasus positif COVID-19. Selain itu, juga terlihat di sektor perekonomian masyarakat. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia yang tumbuh 2,97 persen di kuartal I-2020 mengalami penurunan tajam dan terkontraksi di kuartal berikutnya menjadi minus 5,32 persen.

Menyitir pernyataan Presiden Jokowi, menghadapi masa sulit tersebut tidak ada pilihan bagi bangsa Indonesia selain melakukan transformasi. Presiden juga meyakini dibalik situasi krisis  ini tersimpan sejumlah peluang yang harus secara jeli dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk bangkit dan tumbuh.

Ya, transformasi adalah kunci untuk dapat bertahan dan pulih serta bangkit dari pandemi ini. Itu juga yang secara berkesinambungan dilakukan pemerintah dalam setiap upaya penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Transformasi pertama yang dilakukan adalah di bidang manajemen kabinet, utamanya penyelenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas yang merupakan forum tertinggi untuk memformulasikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Pandemi telah mengubah cara berinteraksi antara manusia, di mana kontak fisik harus dibatasi dan jaga jarak harus diterapkan untuk mencegah penularan COVID-19. Untuk itu, di bawah arahan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Sekretariat Kabinet (Setkab) mentransformasi pelaksanaan sidang kabinet/rapat terbatas yang biasa dilaksanakan secara tatap muka menjadi rapat yang diselenggarakan secara virtual melalui pemanfaatan teknologi konferensi video jarak jauh.

Seskab memiliki peran sentral dalam transformasi ini. Diperlukan upaya tersendiri untuk dapat mengatur lalu lintas percakapan dalam sidang kabinet/rapat tersebut sehingga upaya pengambilan keputusan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu, pengambilan keputusan yang cepat juga diterapkan untuk menghadapi kendala-kendala teknis yang ditemui dalam pelaksanaan pertemuan, seperti kendala jaringan, aplikasi, dan lain sebagainya. Dengan semua transformasi dan adaptasi yang dilakukan, pengambilan keputusan kabinet melalui sidang kabinet/rapat terbatas dapat terus dilakukan meskipun melalui pertemuan luring.

Selain itu, Setkab melalui Kedeputian Dukungan Kerja Kabinet juga bergerak cepat melakukan transformasi dengan menginisiasi pembangunan e-kabinet pada Februari 2020. e-kabinet adalah aplikasi untuk membantu proses pengambilan keputusan secara cepat baik luring maupun daring, melibatkan Presiden RI, Wakil Presiden RI, dan anggota kabinet lainnya. Sistem ini memungkinkan para anggota kabinet menerima seluruh informasi persidangan dari gawai masing-masing secara cepat, akuntabel, dan paperless.

Secara keseluruhan, pemerintah juga melakukan transformasi dalam tata kelola pemerintahan. Demi memutus mata rantai COVID-19, instansi pemerintah memberlakukan pola kerja work from home (WFH). Pola kerja ini mengharuskan semua instansi pemerintah untuk mengintensifkan penggunaan teknologi informasi agar pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat tetap dalam berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan Setkab dengan mengintensifkan penggunaan Sistem Informasi Persuratan Terpadu, pertemuan virtual, serta jaringan virtual khusus bagi pejabat dan pegawainya.

Transformasi juga dilakukan oleh berbagai kementerian/lembaga (K/L) dalam melakukan tugas dan fungsinya serta mempercepat upaya penanganan COVID-19 dan PEN. Upaya transformasi ini tentu ditopang oleh berbagai inovasi yang terus dilakukan. Berikut beberapa upaya transformasi dan inovasi yang dilakukan oleh K/L:

1. Sektor Kesehatan

Sektor kesehatan tentunya menjadi sektor kunci agar bangsa Indonesia dapat segera keluar dari pandemi. Di sektor ini, transformasi dilakukan dengan pemanfaatan teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui telemedicine. Melalui inovasi ini, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter secara virtual. Dukungan sarana dan prasarana medis yang memadai juga terus diupayakan dengan penggunaan teknologi, seperti sensor tubuh, big data, artificial intelligence, dan sebagainya.

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan konsorsium riset dan inovasi bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain, lembaga non kementerian, perguruan tinggi, dan rumah sakit juga berhasil menemukan dan mengembangkan 61 produk inovasi untuk mengatasi COVID-19.

Salah satunya adalah GeNose, teknologi pengendus elektronik cepat dan berbiaya rendah. Alat ini merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk mendeteksi COVID-19 melalui hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosa secara real time. GeNose diharapkan mampu mempercepat proses tes COVID-19 dan menghilangkan ketakutan masyarakat untuk melakukan tes.

Selain itu, Kemenristek pun ikut membantu mengembangan vaksin Merah Putih yang berbasis virus yang bersirkulasi di Indonesia. Pengembangan ini dilakukan oleh peneliti-peneliti terbaik bangsa untuk rakyat Indonesia. Keberadaan vaksin ini nantinya diharap dapat membantu memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 di Indonesia.

2. Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak sangat parah akibat pandemi. BPS mencatat, jumlah kunjungan wisman pada bulan Maret 2020 hanya 470.900 atau menurun 45,5 persen dibanding bulan sebelumnya atau anjlok 64,11 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Turunnya jumlah wisatawan menjadi titik balik pemulihan citra pariwisata Indonesia. Pelaku usaha di sektor ini melakukan pembenahan agar dapat menciptakan pariwisata yang aman dan bebas dari COVID-19. Melalui Program CHSE atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan, Kementerian Pariwisata memberikan pendampingan bagi pelaku usaha pariwisata agar dapat membuka kembali tempat wisatanya sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku serta dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya protokol CHSE ini, maka kualitas perlindungan kesehatan masyarakat di bidang pariwisata bisa semakin meningkat.

3. Sektor Pertanian

Sektor pertanian juga merupakan sektor kunci untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Laporan BPS mencatat, sektor ini memiliki peningkatan pertumbuhan PDB yang paling tinggi di kuartal II, yaitu tumbuh  2,19 persen dari kuartal pertama.

Melihat potensi lahan pertanian dan untuk mengamankan cadangan pangan dalam negeri, pemerintah mengembangkan program lumbung pangan atau food estate pada daerah yang diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa. Tengah dikembangkan lumbung pangan di dua provinsi, yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatra Utara. Food Estate merupakan salah satu program strategis nasional yang dicanangkan untuk tahun 2020-2024.

Pertumbuhan di sektor ini juga tidak lepas dari inovasi dan penggunaan teknologi. Kementerian Pertanian memberikan bibit dari hasil riset yang diukur dengan baik dan memberikan pendampingan dalam menyebar benih, sehingga benih yang disebar tidak sembarangan. Alat mesin pertanian (alsintan) juga digunakan untuk menggenjot produktivitas pertanian.

Kehadiran program food estate dan transformasi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produksi sektor pertanian, menyerap tenaga kerja pertanian, menurunkan ketergantungan domestik atas impor pertanian, dan membuka potensi ekspor pangan ke negara lain.

4. Sektor Lainnya

Kemenristek sebagai leading sector dalam melakukan riset dan inovasi juga membantu Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk menggerakkan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan di desa melalui pengembangan Program Desa Berinovasi. Lewat program ini dilakukan transfer teknologi kepada masyarakat desa untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari suatu produk inovasi desa, sebelum kemudian diproduksi secara luas ke seluruh negeri.

Terdapat juga inovasi untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19, guna memberi nilai tambah sehingga meningkatkan daya saing produk-produknya sampai ke pasar global. Berdasarkan data dari Kemenristek, terdapat 1.307 usaha rintisan atau start up yang dibangun untuk program pengembangan desa berinovasi.

Transformasi telah dan terus dilakukan pemerintah untuk dapat bertahan dan pulih serta bangkit dari pandemi COVID-19. Transformasi ini juga dibarengi dengan sejumlah kebijakan-kebijakan dalam penanganan COVID-19 dan PEN, antara lain 3T (Test, Tracing, dan Treatment), program vaksinasi COVID-19 gratis, program jaring pengaman sosial, pemberian stimulus, dan lain-lain.

Sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah tersebut telah mulai menunjukkan hasil. Berdasarkan rilis BPS, pada kuartal III pertumbuhan Indonesia tercatat mengalami perbaikan dari kuartal sebelumnya, dari yang semula minus 5,32 persen menjadi minus 3,49 persen. Kinerja perdagangan Indonesia juga terus mencatatkan pembaikan. Neraca perdagangan bulanan Indonesia pada bulan November 2020 kembali mencatat surplus. Capaian ini melanjutkan tren surplus yang telah terjadi sejak periode Mei 2020. Di sektor kesehatan, pemerintah juga telah berhasil mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 yang saat ini tengah menunggu izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Mari terus bertransformasi agar bangsa Indonesia dapat segera pulih dan bangkit dari pandemi COVID-19.

Situasi krisis harus kita balik sebagai peluang, kita harus jeli. Kita manfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia Maju.”

– Presiden Joko Widodo –

Opini Terbaru