Transkrip Pengantar Presiden Joko Widodo saat Menerima 38 Ulama, Kyai, dan Umaro, Rabu, 13 September 2017 pukul 16.30 WIB di Istana Merdeka
Oleh Humas    
Dipublikasikan pada 18 September 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 5.140 Kali
Bismillahirahmanirahim,
Alhamdulillahirabbil’alamin wassholaatu wassalamu’alaikum Alaa asrafil anbiyaa’ wal mursaliin Sayyidina Wahabibina wa Syafiina wa Maulana Muhammadin, wa’ala aalihi wasohbihi ajma’in amma ba’du.
Yang saya hormati yang mulia para Ulama, para Kyai, Gus-Gus juga yang pada sore hari ini hadir di Istana. Pertama kali kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerawuhan para ulama, para kyai di Istana Negara (Merdeka-) sore hari ini, menjadi barokah bagi Istana kerawuhan para ulama.
Yang kedua, perlu kami sampaikan mengenai Perpres Penguatan Pendidikan Karakter sudah kami tanda tangani dan ini insya Allah menjadi pekerjaan besar kita semuanya, baik itu menjadi pekerjaan besar bagi ulama juga pemerintah, umaroh, yang kita harapkan ini bisa memberikan sebuah dasar dan pondasi bagi masyarakat kita, bagi santri-santri kita, bagi anak-anak didik kita dalam rangka membentengi mereka dari intervensi budaya-budaya luar, budaya-budaya barat yang kita khawatirkan bersama bisa menggerus budaya-budaya baik yang kita punyai. Baik yang berkaitan dengan kesopanan, kesantunan, yang berkaitan dengan integritas, kejujuran, hormat pada ulama, pada kyai, pada ustad, pada orang tua, pada gurunya.
Saya kira karakter-karakter itulah yang ingin kita kuatkan dengan Perpres ini. Dan dengan Perpres ini juga kita harapkan nantinya pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan kota bisa mempunyai payung hukum yang jelas untuk memberikan bantuan APBN/APBD kepada proses-proses penguatan pendidikan karakter ini, baik di sekolah madrasah, di pesantren, karena payung hukumnya sudah ada.
Yang ketiga, kami ingin sedikit mengingatkan kepada kita semuanya bahwa tahun depan adalah sudah mulai tahun politik. Jadi kami mohon bantuan kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, para ulama, para kyai, pimpinan ormas, semuanya agar tahun-tahun politik, baik tahun depan maupun tahun depannya lagi itu kita jaga bersama-sama. Karena di Jawa Tengah ada pemilihan gubernur. Kemudian pada bulan September tahun depan itu sudah penetapan, saya juga baru sadar, sudah penetapan capres dan cawapres.
Oleh sebab itu, kami mohon agar kondusifitas di daerah, kerukunan antar masyarakat, antar umat betul-betul kita jaga bersama. Jangan sampai ada lagi usaha-usaha untuk memecah belah, mengadu domba, dan kabar-kabar yang tidak baik yang mengakibatkan masyarakat menjadi terpecah padahal itu adalah perhelatan politik 5 tahun sekali. Jangan sampai karena perhelatan politik, antar tetangga nantinya tidak rukun. Apalagi antar umat menjadi tidak kelihatan persaudaraannya kembali. Inilah saya kira yang ingin kami sampaikan agar persaudaraan itu, baik ukhuwah Islamiyah kita, ukhuwah wathoniyah kita betul-betul bisa kita jaga bersama.
Yang keempat yang berkaitan dengan Rohingya, dengan Rakhine State. Ini juga perlu kami sampaikan bahwa pemerintah sebetulnya sudah sejak awal meminta penjelasan yang konkret kepada pemerintah Myanmar. Dan pada bulan Januari dan Februari yang lalu kita pun juga sudah mengirimkan bantuan kontainer tidak hanya 1-2 kontainer, kalau enggak salah ingat kurang lebih 10-an kontainer yang kita kirimkan berupa obat-obatan, makanan.
Dan kita pun juga telah mengutus Menteri Luar Negeri juga untuk mendesak Pemerintah Myanmar karena ini memang hal yang berkaitan dengan sejarah, dengan politik yang ada di sana, dengan urusan ekonomi yang ada di sana. Memang sebetulnya masalahnya adalah masalah yang sangat kompleks dan alhamdulillah negara kita Indonesia diberikan ruang oleh Pemerintah Myanmar, Pemerintah Bangladesh untuk masuk langsung ke lokasi yang ada. Dan kita juga telah membangun sekolah di sana, di Rakhine State. Dan awal Oktober ini insya Allah kita juga akan membangun rumah sakit lagi, rumah sakit terbesar di Provinsi Rakhine State di sana. Karena memang itu sebetulnya yang dibutuhkan, bukan kecaman-kecaman atau pernyataan-pernyataan yang keras tetapi tidak menyelesaikan masalah. Dan saya kira alhamdulillah hanya Pemerintah Indonesia yang diberikan ruang untuk bisa masuk ke tempat lokasi kejadian di Myanmar itu.
Saya kira kita masih ingin mengirimkan bantuan lagi ke sana. Tadi pagi sudah kita kirimkan lagi karena sangat mendesak sekali kebutuhannya , kita kirimkan 4 pakai pesawat, yang Januari-Februari pakai kontainer pakai laut. Karena lama, pada minggu ini, tadi pagi sudah kita kirimkan lewat pesawat Hercules. Kita antarkan langsung ke lokasi pengungsi, meskipun sebetulnya juga dari airport yang ada di sana menuju tempat pengungsian juga masih membutuhkan waktu di darat 6 jam lagi, 6-7 jam.
Di Bangladesh, memang kondisi perbatasan Myanmar dan Bangladesh ini betul-betul sangat berat. Kalau pakai kontainer ke pelabuhan kemarin bisa sampai 2-3 minggu baru barang-barang kita baru sampai di sana. Sehingga ini karena memang kebutuhan mendesak yang ada di sana kami kirimkan lewat pesawat tadi pagi, insyaAllah nanti minggu depan akan kita kirimkan lagi, minggu depannya akan kita kirimkan lagi. Karena memang kalau kita mendengar keadaan lapangan yang ada di sana memang sangat membutuhkan, terutama memang makanan, obat-obatan, kemudian makanan siap saji, tenda-tenda yang masih sangat kurang yang ada di lapangan.
Saya kira itu sebagai pengantar yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan kami mohon dan minta masukan para Kyai, para Ulama, untuk pemerintah, agar dilihat juga oleh masyarakat antara ulama dan umaro ini bisa berjalan beriringan terus.
Saya kira ini sangat baik apabila masukan-masukan yang ada ini bisa kita pakai untuk membangun untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik bagi umat. Saya kira itu sedikit yang bisa kami sampaikan pada kesempatan sore hari ini.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.