Sambutan Presiden Joko Widodo saat Rapat Pimpinan Nasional ke 1 Partai Hanura di Hotel The Stones, Bali, Jumat 4 Agustus 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Agustus 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.549 Kali
Logo-Pidato2Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh,
Selamat pagi salam sejahtera bagi kita semuanya, Om swasiastu, salam kebajikan naamo Budhaya.
Yang saya hormati Ketua Umum Partai Hanura dan sekjen dan seluruh Pengurus DPD, beserta ketua dan pimpinan DPD yang hadir pada pagi hari ini. Yang saya hormati, ketua dewan pembina beserta ketua dewan penasihat partai Hanura. Yang saya hormati pimpinan lembaga tinggi negara yang hadir, para menteri Kabinet Kerja. Yang saya hormati Gubernur, Bupati, Wali kota yang hadir, serta para pengurus dan kader-kader partai Hanura dari Sabang sampai Merauke, hadirin dan tamu undangan yang berbahagia.

Saya datang sudah tiga kali ke acara besar yang diadakan oleh Partai Hanura. Saya ingat, yang pertama di Bambu Apus saat Munas khusus. Kemudian yang ke-2 di Sentul saat pelantikan pengurus.  Kemudian yang sekarang di rapimnas  pertama Partai Hanura.
Oleh sebab itu, saya juga ingin, saya tidak mau kalah dengan Pak Oesman Sapta, ingin meneriakkan, bangkit Jaya menang.
Tapi teriakannya lebih kencang pak Oesman.
Bapak ibu dan saudara-saudara  sekalian yang saya hormati,
Saya ingin berbicara mengenai momentum. Sekarang ini momentum pertumbuhan ekonomi kita pada posisi yang sangat baik kalau dibandingkan dengan negara-negara yang lain. Momentum seperti ini harus kita harus kita gunakan, harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Yang kedua juga ada momentum kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ini survei yang dilakukan oleh Gallup World Poll dan OECD yang menempatkan Indonesia pada peringkat pertama di antara negara-negara yang lain. Dinilai pada angka ke-80, setelah itu Swiss juga 80,  setelah itu 73 India dan luxemburg dan erikutnya, berikutnya, berikutnya berikutnya.
Kepercayaan dan momentum-momentum seperti ini harus kita gunakan.
Jangan sampai justru di dalam sendiri kita, di dalam negeri, justru ada pesimisme. Padahal masyarakat luar memandang kita dan iri terhadap pertumbuhan  dan epercayaan yang begitu sangat baik yang diberikan oleh masyarakat.  Oleh sebab itu, saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya jangan sampai kita ini terjebak pada pesimisme yang kita buat sendiri. Hati-hati.
Harusnya yang kita bangun adalah optimisme-optimisme publik, optimisme-optimisme  masyarakat, sehingga betul-betul masa depan dan harapan ke depan itu kita terus optimis.
 Yang kedua yang ingin sya sampaikan bahwa pembangunan infrastruktur akan kita teruskan, terus. Sekarang ini ada yang sudah selesai, ada yang masih dalam proses, dan juga ada yang baru dimulai. Baik dari pembangunan jalan tol di Jawa dan luar Jawa. Baik pembangunan pelabuhan-pelabuhan di Jawa maupun di luar Jawa, ada Kuala Tanjung, ada Makassar New Port,  sebentar lagi akan dimulai di Pelabuhan Sorok, Pelabuhan Tanjung Priok. Kemudia, pembangunan jalur kereta api di luar Jawa, di Sumatera, di Sulawesi akan terus kita lakukan. Pembangunan pembangunan airport, baik pem bangunan baru di pulau-pulau terpencil maupun perluasan. Untuk apa? ini adalah untuk mempersiapkan daya saing kita , competitiveness kita dalam rangka persaingan global yang memang  mau tidak mau harus kita hadapi.
Yang ketiga, saya juga ingin menyadarkan  kita semuanya bahwa perubahan-perubahan global perubahan dunia itu betul-betul nyata sudah ada. Perlu saya mengingatkan kepada kita semuanya bahwa lima tahun yang akan datang, 10 tahun berikutnya yang akan datang. Sekarang sudah muncul generasi Y yang nantinya 10 tahun lagi akan mempengaruhi pasar, akan mendrive pasar, akan mempengaruhi landscape  politik, akan mempengaruhi landscape ekonomi kita.
Akan terjadi perubahan yang sangat besar. Transisi ini yang harus kita waspadai. Landscape politik ini akan berubah karena generasi Y ini, generasi Y ini akan mempengaruhi landscape ekonomi  dan landscape politik. Mereka nantinya sudah tidak  membaca koran. Mereka antinya tidak melihat tv lagi.p Pegangannya hanya satu kotak kecil yang namanya gadget, yang namanya gawai,  yang namanya smartphone. Pegangnya hanya itu. Mau lihat berita mereka hanya klik di situ, pengen film, pengen TV mereka hanya kaya skarang kaya Netflix.  Nantinya akan mengarah ke sana.
Perubahan-perubahan seperti ini yang harus kita sadari. Akan ada landscape ekonomo baru, landscape politik baru baik Global, nasional, maupun daerah. Oleh sebab itu, kita semuanya harus bersiap menghadapi transisi-transisi seperti ini. Karena merekalah nanti yang mendrive mempengaruhi pasar, mendrive mempengaruhi ekonomi, mendrive  mempengaruhi politik.
 Oleh sebab itu, yang keempat ini penting sekali. Kalau tadi infrastruktur sudah dimulai, sudah dikerjakan, ada yang selesai ada yang belum,  tahapan berikutnya yang harus kita mulai setelah  infrastruktur adalah pembangunan sumber daya manusia. Ini wajib dan harus kita lakukan karena persiapan-persiapan dalam menghadapi persaingan global itu betul-betul harus kita siapkan secara detil dan secara baik. Tidak bisa lagi, misalnya saya berikan contoh pendidikan vokasional kita, pendidikan kejuruan kita ,  training-training vocational, training training skill, kemudian perguruan tinggi dan universitas-universitas kita itu monoton dan rutinitas seperti yang kita hadapi sekarang, linear seperti yang kita kerjakan seperti sekarang ini.
 Kita juga harus berani mengubah semuanya. Saya berikan contoh, misalnya SMK. Sudah berapa puluh tahun yang namanya jurusan di SMK  itu jurusan hanya jurusan bangunan, jurusan listrik, jurusan mesin, padahal dunia sudah berubah. Mestinya jurusan-jurusan ini juga harus diganti dengan perubahan-perubahan yang ada. Bisa saja di situ jurusan animasi, jurusan video, jurusan retail misalnya. Kenapa tidak?
 Jurusan mekatronika, karena memang dunia sudah berubah. Kemudian di perguruan tinggi kita, sudah berapa puluh tahun kita selalu jurusannya adalah jurusan-jurusan yang itu-itu saja. Jurusan ekonomi pasti ada, betul?  Jurusan hukum pasti ada. Jurusan sospol pasti ada.  Tidak pernah kita berani detil masuk ke hal-hal yang dibutuhkan sekarang ini. Kita terlalu linier, terlalu rutinitas padahal perubahan-perubahan ini sangat cepat sekali.
Saya sering menyampaikan, Elon Musk sudah berbicara masalah hiperloop, sudah berbicara masalah Tesla, sudah berbicara masalah SpaceX. Kita belum berganti dan berubah perguruan tinggi kita. Mestinya fakultas-fakultas mulai ke hal-hal  yang memang dibutuhkan oleh masyarakat, hal-hal yang dibutuhkan oleh industri, hal-hal yang dibutuhkan oleh pasar, ke hal-hal yang dibutuhkan oleh negara.
Misalnya, masalah fakultas kenapa tidak ada fakultas Human Resources management. Mengapa tidak ada fakultas logistik, mengapa tidak ada fakultas retail platform.di luar sana sudah beerubah seperti itu. Mengapa tidak ada fakultas khusus mengenai packaging, Mengapa tidak ada fakultas mengenai e-sport, Mengapa tidak di fakultas mengenai Green building misalnya.
Karena dunia sudah berubah, kalau kita tidak mau seperti itu sangat berbahaya sekali, kita kalah dalam persaingan persaingan global.
Kalau kita masih berkutat  pada rutinitas, berkutat pada hal-hal linier,  tidak berani melakukan terobosan-terobosan, bisa kita betul-betul ditinggal dan kalah oleh aman dan kalah dalam persaingan Global.
 inilah yang perlu saya Ingatkan bahwa perubahan-perubahan itu mau tidak mau harus kita hadapi dengan sebuah mindset, dengan sebuah pola pikir baru, dengan sebuah manajemen baru, sehingga setiap perubahan-perubahan itu lincah dan selalu bisa kita ikuti.
Saya selalu menyampaikan kepada para menteri agar regulasi-regulasi yang menghambat, regulasi-regulasi yang tidak memberikan kecepatan dalam bertindak itu hilangkan saja, hapus saja,  ganti dengan hal-hal kebijakan-kebijakan yang baru, dengan regulasi-regulasi yang baru. Sehingga kita fleksibel. Saya sudah menyampaikan pada Mendikbud juga, misalnya, agar kita ini memiliki sebuah fleksibilitas sehingga bisa merespon setiap perubahan-perubahan yang ada di dunia. Mendikbud, mendikti itu sangat, harus sangat responsif terhadap perubahan-perubahan yang ada di global, maupun perubahan-perubahan yang kita hadapi di negara kita.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Partai Hanura yang selalu mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah tanpa kita minta. Dan kita harapkan ke depan dukungan-dukungan pada program-program pemerintah yang kita laksanakan semoga semuanya bisa berjalan dengan baik.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan. Dan dengan  mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya resmi membuka Rapat Pimpinan Nasional Partai Hanura tahun 2017.
Bangkit, Jaya, Menang.
Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Om santhi santhi Om
Transkrip Pidato Terbaru