Transkrip Sambutan Presiden Rapat Kerja Nasional X Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan APKASI Otonomi Expo 2017, 19 Juli 2017,di Jakarta Convention Center (JCC)

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Juli 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 4.621 Kali
Logo-Pidato2Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya,
Om Swastiastu namo buddhaya, Salam kebajikan.
 
Yang saya hormati Ketua DPD Republik Indonesia beserta Pimpinan lembaga negara. Yang saya  hormati Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat. Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Kapolri, Kasum TNI. Dan, yang saya  hormati Ketua APKASI beserta jajaran pengurus, beserta para bupati yang pada pagi hari ini hadir, para mitra APKASI, Bapak, Ibu tamu undangan yang berbahagia.

 
Kita harus mulai menyadari dan bukan hanya sadar saja, tetapi harus bergerak cepat mengikuti perubahan-perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya berubah. Begitu sangat cepatnya berubah. Perlu saya ulang karena memang kecepatannya betul-betul di luar yang kita lihat, baik dalam berita maupun di media-media sosial. Perubahan nyata itu betul betul sangat cepat sekali.
 
Coba kita lihat, kita baru banyak tahu mengenai internet, sudah bergerak berubah ke mobile internet. Mobile internet kita baru, apa tuh isinya? Sudah berubah lagi ke artificial intelegent. Coba dilihat di Google bagaimana kita sekarang bisa bertanya ke ‘mereka’. Juga Amazon, tanya ke Alexa, kita bisa bertanya.
 
Coba tunjukkan dimana ada restoran Padang, misalnya. Dia jawab langsung, Anda bisa datang ke sini, ke sini, ke sini, ke sini. Tanya lagi ke Alexa, dimana saya bisa menginap hotel bintang lima. Dia akan jawab di sini, di sini, di sini, di sini. Berapa kilo? Di sini di sini di sini.
Perubahan-perubahan seperti ini kalau enggak kita antisipasi kita kan ditinggal. Marilah kita berbicara mengenai Elon Musk dan sudah ini saya sampaikan di mana-mana, berbicara mengenai Hyperloop, memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan begitu sangat cepatnya lewat kendaraan dan terowongan khusus. Bagaimana dia bebricara mengenai SpaceX, mengelola ruang angkasa. Bagaimana dia berbicara mengenai mobil fantastik masa depan, Tesla.
 
Perubahan-perubahan seperti ini harus kita lihat kalau kita tidak ingin ditinggal. Kita harus mempersiapkan diri betul-betul dalam rangka perubahan-perubahan yang begitu sangat cepatnya.
 
Dalam pembayaran, kita kenal cash, kita kenal kartu kredit, tapi sudah berubah lagi ke Paypal. Paypal kita belum tahu, sekarang sudah masuk lagi ke Alipay. Ini akan datang ke negara kita. Kalau kita tidak antisipasi kita ini akan hanya akan dijadikan pasar dan atidak akan mendaptkan keuntungan apa-apa dari adanya perubahan-perubahan ini.
 
Inilah tugas negara, inilah tugas pemerintah, tugas pemerintah daerah untuk menyiapkan SDM-SDM dalam rangka mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang ada di dunia. Kalau tidak, sekali lagi, kita nanti hanya dijadikan pasar. Enggak dapat keuntungan apa-apa.
 
Saya berikan contoh lagi yang sering saya sampaikan juga, sampai sekarang masalah perikanan, misalnya. Kita hanya terus berbicara, sudah beberapa puluh tahun kita berbicara kapal trol, berbicara masalah cantrang, padahal dunia sudah berubah. Sekarang orang sudah memulai dengan offshore aquaculture. Dan kita punya orang-orang pinter masalah ini.
 
Saya harapkan kabupaten- kabupaten yang memiliki potensi perikanan masuklah ke sini, ke offshore aquaculture.  Lihat negara-negara lain yang sudah memulai itu, tiru saja, kopi saja, nanti baru di inovasi, baru dimodifikasi sambil berjalan. Jadikan mereka partner sambil kita belajar. Jangan kita pakai hal yang konvensional, yang tradisional, yang terus-menerus kita ulang-ulang kita pakai terus padahal itu sudah tidak produktif.
 
Dulu, baik negara, baik perusahaan, baik provinsi, baik daerah/kabupaten maupun kota, kalau ingin menang dalam persaingan itu hanya butuh 2, Itu dulu. Lebih efisien, lebih produktif, tapi itu dulu. Sekarang kalau saudara-saudara memiliki kabupaten yang produktif dan efisien saja, itu tidak cukup untuk memenangkan persaingan, untuk memenangkan kompetisi, tidak cukup. Butuh lebih dari itu.
 
Sekarang ini kalau kita ingin memenangkan kompetisi, ingin memenangkan persaingan negara maupun daerah harus punya 3 hal yang sangat penting. Inovasi-inovasi dalam segala hal. Inovasi-inovasi kreativitas yang terus-menerus, SDM-SDM yang seperti ini yang harus disiapkan oleh daerah, dan enterpreneurship. Tiga hal inilah yang menjadi kewajiban kita bersama; pemerintah pusat, pembela daerah untuk menyiapkan. Agar apa? Sekali lagi, kita memenangkan persaingan.
 
Setiap saya bertemu dengan Presiden, dengan Perdana Menteri, dengan raja di dalam forum-forum internasional, saya melihat perubahan itu cepat sekali, sangat cepat sekali. Inilah yang sekali lagi harus kita siapkan, harus kita antisipasi.
 
Kemudian akan datang lagi dan ini sudah diperkirakan, semua negara sudah memperkirakan bahwa lima tahun yang akan datang generasi Y, generasi Z ini akan datang, akan masuk, dan akan men-drive, mengemudikan perubahan itu. Akan terjadi perubahan, tidak hanya perubahan di sisi ekonomi tapi juga perubahan di bidang landscape politik kita, pasti akan berubah. ‘Kita’ tuh bukan hanya Indonesia, tetapi juga negara-negara yang lain. Landscape politik, landscape ekonomi pasti akan berubah.
 
Dan kalau mereka sudah masuk, perkiraan, ini perkiraan, ramalan-ramalan menyampaikan 10 tahun lagi, 10 tahun lagi generasi Y ini akan menguasai pasar dan akan sangat mempengaruhi pasar. Sehingga perubahan itu akan lebih cepat lagi. Karena apa, generasi ini sudah tidak akan baca korann lagi, sudah tidak akan melihat TV lagi. Lihatnya nanti di smartphone. Lihat berita ya di situ, lihat tivi ya di situ dan bukan lihat tv lagi. Tidak baca koran dan tidak akan lihat tv karena yang akan dilihat nanti adalah media online dan juga video-video, kaya netflix dan yang lain-lain. Nanti akan berkembang begitu sangat cepatnya.
 
Perubahan seperti ini memerlukan apa? Memerlukan antisipasi, memerlukan  persiapan-persiapan baik di daerah maupun di pemerintah pusat, bersama-sama. Sekali lagi,  kalau kita tidak ingin ditinggal. Dan saya tidak ingin Indonesia di tinggal. Kita ingin negara kita kalau bisa mendahului negara-negara yang lain.
 
Oleh sebab itu, daerah perlu menyiapkan inkubator-inkubator kecil-kecil, siapkan untuk menyongsong ini. Percaya saya, ini sudah enggak bisa dibendung, ini akan datang.
 
Oleh sebab itu, jangan lagi kita berbicara masalah bagaimana kita menyiapkan perizinan yang cepat. Itu sudah tidak kita bicarakan lagi harusnya. Itu sudah wajib sudah harus ada. Kalau kita masih berbicara izin cepat, izin, itu sudah harus di semua daerah. Jangan berbicara lagi memberikan izin sampai berbulan-bulan, apa lagi ada yang tahun. Bicara kita sekarang hari atau jam. Sudah enggak ada lagi kita berbicara memberi izin sampai bulan, sampai minggu, sampai bulan, enggak ada Pak. Bapak, Ibu, saudara-saudara bisa lihat nanti ditinggal betul kita kalau masih berbicara ini.
Perubahan seperti inilah yang terus harus kita antisipasi. Saya masih dengar izin di daerah misalnya masih berbulan-bulan. Ini bupatinya ngerti perubahan atau tidak bahwa dunia itu sudah berubah cepat sekali. Izin itu kalau bisa jam, ya maksimal hari, haripun tidak boleh lebih dari 7 hari, itu namanya sudah minggu.
 
Saudara-saudara semuanya, percayalah bahwa ini akan datang. Kalau tidak cepet-cepet merubah, daerah saudara akan ditinggal pasti oleh perubahan itu. Kalau negara ini tidak mau cepet juga berubah, negara kita juga akan ditinggal. Percaya saya. Cepat sekali perubahan itu sekarang. Saya sendiri juga sebelumnya tidak membayangkan bahwa perubahan itu cepat sekali. Tapi ya itu, sudah enggak bisa kita tolak lagi, enggak bisa.
 
Saudara-saudara ini diem membayangkan perubahan atau diem bingung apa yang harus dilakukan?
Sekali lagi, saya titip kepada kita semuanya, jangan kita ini terjebak kepada, baik itu bupati, wakil bupati, Kepala Dinas, semuanya jangan sekali-sekali kita terjebak pada rutinitas yang itu-itu saja. Jangan kita terjebak pada hal yang monoton itu-itu saja. Jangan terjebak kita pada hal yang linier yang tidak berani melakukan terobosan-terobosan untuk sebuah perubahan, kalau tidak kita ditinggal.
 
Saya enggak tahu ini, sekali lagi, ini diem, diemnya apa saya juga masih… saya hanya ingin, agar saat pulang  dari Jakarta ini semuanya betul-betul mengeluarkan tenaga dalam untuk perubahan-perubahan agar negara kita ini lebih baik. Sehingga yang terjadi adalah sebuah lompatan-lompatan,  loncat-loncatan untuk mendahului negara-negara yang lain. Kita ini memiliki semuanya, SDM-SDM kita tidak kalah dengan negara-negara lain, tidak. Sumber daya alam kita ini sudah tidak ada yang mengalahkan. Tapi inilah yang sering menina-bobokan kita. Inilah yang harus kira ubah.
 
Sekali lagi, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote kita diberikan kodrat hidup di tengah-tengah alam yang indah, di tengah budaya yang beragam, di tengah sumber daya yang luar biasa. Inilah keunggulan kita. Ini keunggulan kita.
 
Oleh sebab itu, itu tiap-tiap daerah harus membangkitkan potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Kalau kerja itu fokus saja, jangan semuanya dikerjain, udah gaya lama. Punya tambahan anggaran 100 miliar, semua dinas dibagi 5%, di sini 5%, di sini 5 %, 5 %, 5%, bagi rata, jangan seperti itu. Kalau ada tambahan kenaikan APBD misalnya, 100 miliar misalnya, fokuskan lah 60-70 persen fokuskan apa yang menjadi kekuatan dan unggulan setiap daerah.
Berarti 60-70 miliar tadi arahkan ke sana, jangan sekali lagi itu dibagi-bagi, dibagi-bagi. Itu udah kuno banget. (Audiens tepuk tangan)
Itu tepuk tangan berarti setuju!
Karena memang kita ini harus berubah, sekali lagi, jangan rutinitas, jangan monoton, jangan linier.
 
Karena kalau saya, setiap saya ke daerah saya melihat potensi ini besar sekali, potensi ini besar sekali, jangan semuanya diinginin, jangan. Pilih satu atau dua unggulan, maksimal 2 tapi diangkat betul sehingga menjadi brand daerah.
Jangan semuanya ini, sudah APBD-nya kecil semuanya pengin dikerjain, ya jadinya enggak setiap tahun baunya aja enggak kelihatan, apalagi fisiknya. Itunya hanya rutinitas saja kalau seperti itu kita terus-teruskan. Enggak memunculkan sebuah lompatan-lompatan.
 
Dan terakhir, karena sekali lagi yang hadir di sini adalah orang-orang yang sangat menentukan maju tidaknya daerah dan maju tidaknya negara ini. Saya titip, selama ini panggung kita, terutama panggung politik kita, terlalu banyak didominasi oleh jiwa-jiwa yang kosong, jiwa-jiwa yang kering. Kita harus menyadari, sadarlah bahwa sekarang ini dibutuhkan jiwa-jiwa yang mulia, jiwa-jiwa yang memiliki integritas, kejujuran, memiliki etos kerja yang baik, memiliki moralitas yang baik, memiliki disiplin yang baik, memiliki akal budi yang baik. Untuk apa? Untuk mengantarkan bangsa, negara yang kita cintai ini, Indonesia maju dan sejahtera.
 
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirahmanirahim ssaya buka Rakernas APKASI dan APKASI Expo tahun 2017. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh 
Transkrip Pidato Terbaru