Transkripsi Orasi Ilmiah Presiden Jokowi pada Upacara Dies Natalis ke-60 (1957-2017) Universitas Padjadjaran, di Grha Sanusi Hardjadinata, Bandung Jawa Barat, Senin 11 September 2017
Oleh Humas    
Dipublikasikan pada 13 September 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 5.993 Kali
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati Bapak Rektor, para wakil rektor, dan seluruh jajaran pimpinan Universitas Padjadjaran, pimpinan dan anggota senat akademik, pimpinan dan anggota guru besar, seluruh pimpinan dan ikatan alumni UNPAD, serta seluruh mahasiswa dan civitas akademika universitas Padjadjaran. Yang saya hormati wakil Gubernur Jawa Barat, serta Kapolda dan Pangdam. Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja yang hadir pada hari ini.
Kami bersama beberapa menteri dan 3 menteri yang hadir bersama saya adalah lulusan dari UNPAD, Menkominfo Pak Rudiantara, Menteri Sekretaris Kabinet Pak Pramono Anung, kemudian Pak Menteri Pariwisata Pak Arif Yahya. Ini lulusan UNPAD semuanya.
Hadirin dan undangan yang berbahagia,
Dimana-mana selalu saya menyampaikan mengenai perubahan global, perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya, sangat cepat. Dan menurut saya, siapa yang bisa mengantisipasi dan menyiapkan menghadapi perubahan-perubahan itu, yang pertama yang paling siap adalah perguruan tinggi, adalah universitas. Sehingga setiap masuk di universitas/perguruan tinggi selalu saya sampaikan ini.
Kita melihat perubahan itu begitu sangat cepatnya. Misalnya, internet kita baru belajar, sudah keluar lagi mobile internet. Mobile internet kita baru belajar, muncul lagi artificial intelligent.
Perubahan-perubahan seperti ini yang Kalau tidak kita antisipasi bisa berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara kita, terutama dalam kita bersaing, berkompetisi dengan negara-negara yang lain.
Kita lihat misalnya elon musk, sudah mengeluarkan hyperloop, memindahkan orang dari saru tempat ke tempat lain dengan begitu sangat cepatnya. Mengeluarkan Tesla, mobil fantastik masa depan, ini listrik. Sudah menyampaikan gagasan mengenai space-X, bagaimana mengelola ruang angkasa dan dipakai sebesar-besarnya untuk kemanfaatan manusia.
Masalah yang berkaitan dengan pembayaran juga perubahannya begitu cepatnya. Kita melihat Paypal baru masuk ke Indonesia, sudah keluar lagi Alipay. Ini sudah berjalan. Dan menurut saya sebentar lagi juga akan masuk ke indonesia. Hal-hal seperti ini tidak bisa kita cegah, tidak bisa kita tolak.
Nanti pembayaran, kalau sekarang kan 90 persen masih bayaran cash atau pakai kartu kredit. Tapi saya enggak pernah memiliki kartu kredit. Ini saya coba kartu kredit saja belum pernah ini sudah mau keluar Paypal, sudah keluar Alipay. Nanti dengan gawai, dengan gadget, dengan smartphone kita, kita beli apa diminta (gadget), di klik, klik ,klik, duit kita di bank hilang. Ini perubahan teknologi yang begitu sangat cepatnya. Bapak-Ibu saya kira sudah banyak mengalami.
Saya pun kalau mau beli sate enggak usah saya pergi ke tukang sate. Saya pesan ke Go Food datang setengah jam setelah itu. Pesan Gadogado juga sama, enggak usah saya pergi ke warung gado-gado. Saya minta Go Food beli gado-gado di alamat ini, setengah jam dateng.
Ini perubahan-perubahan yang harus kita antisipasi. Ini akan mengubah lansekap politik global dan semua kepala negara menyadari ini. Setiap pertemuan konferensi, summit selalu yg dibicarakan ini. Lansekap politik global pasti berubah, kalau lanskap poltik berubah, lanskap politik nasional juga akan berubah. Lansekap politik nasional berubah, lanskap politik daerah juga akan berubah. Lansekap ekonomi juga akan berubah, global kemudian internasional, kemudian nasional, kemudian ke daerah.
Inilah yang saya ingin perguruan tinggi, terutama pada siang hari ini, Universitas Padjajaran juga ikut mengantisipasi hal-hal berkaitan dengan perubahan-perubahan yang sangat cepat ini. Sekarang karena perubahan-perubahan itu, saya enggak usah sebutkan negaranya, mal dan toko sudah 30 persen tutup di negara itu. Karena pembeliannya dengann online. Artinya berapa tenaga kerja yang menganggur? Karena pesan online datang, tidak perlu pergi ke toko, lebih murah, cepat.
Apa antisiapasi yg harus kita siapkan? Ya kita harus berani berubah. Bertahun-tahun, saya melihat universitas-universitas kita fakultasnya, mohon maaf, juga tidak berubah. Fakultas ekonomi jurusannya pasti manajemen, pembangunan, akuntansi, tiga ini pasti wajib ada. Benar ndak?
Saya enggak tahu di Universitas Padjajaran, apakah 3 itu Pak Rektor? Sama. Padahal yg diperlukan sekarang semestinya, kenapa tidak kita berani mengubah fakultas ekonomi jadi misalnya fakultas atau jurusan logistik manajemen, retail manajemen, toko online atau online store. Karena memang dunia sudah berubah. Ini yang harus kita antisipasi. Kalau tidak, kalah kita kompetisi dengan negara-negara lain.
Hal-hal yang berkaitan dengan misalnya sospol. Saya enggak tahu, apa, biasanya sospol itu seingat saya HI, enggak tahu di sini ada enggak. Ada? Ada. Sosiologi? Ada. Nah itu. Terus apa lagi, AN , ada juga, Administrasi Negara? Ada juga. Di semua universitas kurang lebih itu Pak Rektor.
Hal-hal yang berkaitan dengan social media sekarang ini, kenapa tidak ada fakultasnya? Karena ini akan mempengaruhi nantinya yang berkaitan dengan sosial politik. Karena interaksi individu dengan individu, orang dengan orang sekarang semaunya lewat sosial media.
Sebentar lagi, 5-10 tahun mendatang yang namanya generasi Y, generasi milenial itulah nanti yang akan men-drive perubahan itu. Mereka yang akan menentukan pasar, mereka yang akan memengaruhi politik, mempengaruhi ekonomi. Semua negara sudah membicarakan itu. Kita juga harus menyiapkan menuju ke arah itu. Karena perubahan itu transisi semua negara juga sudah mengeluhkan.
Saya ketemu perdana menteri, ketemu presiden, ketemu raja, ketemu emir, semuanya. Presiden Jokowi bagaimana media sosial di Indonesia, kejam apa ndak? Wah, kalau di Indonesia kejam banget saya jawab. Negara-negara sekarang ini bisa mengendalikan medianya tapi tak bisa mengendalikan media sosial, tidak bisa. Media mainstream bisa dikendalikan, tapi media sosial, tidak, tidak bisa. Kalau dia punya platform sendiri, iya mungkin bisa, tapi hampir semua negara tidak bisa mengendalikan ini.
Semua menanyakan kepada saya. Yang deket-deket saja, Singapura, Malaysia, yang agak jauh, Iran. Presiden Ghani menyampaikan kepada saya. Saya juga kaget media sosial begitu sangat terbukanya dan semua nyampaikan secara terbuka apa adanya di media sosial. Di kita juga sama.
Baik, ini yang jelek-jelek yang harus kita antisipasi yang berkaitan dengan fitnah, mencela, menjelekkan, menyalahkan, berita bohong, inilah yang harus dihentikan. Kita pakai media sosial itu untuk hal-hal positif. Inilah yang harus kita arahkan. Coba di negara kita, 1-2 yang hari lalu saya dikomplain, mengenai Raisa. Pak Presiden ini satu lagi aset Indonesia lepas ke tangan asing. Karena ternyata suaminya orang Australia.
Ini belum saya jawab, sudah muncul lagi, Pak ini satu lagi Pak aset Indonesia lari ke tangan asing. Siapa lagi ini? Itu Pak, Cyntia Bella dinikahi orang Malaysia. Aduh. Hal-hal seperti ini dulu enggak pernah, disampaikan langsung ke Presiden, bisa disampaikan langsung ke pemerintah. Inilah keterbukaan yang kita hadapi dan kita semuanya harus siap.
Ini lah sekali lagi keterbukaan medsos yang universitas harus antisipasi, harus siapkan SDM kita untuk bertarung, bersaing dalam kompetisi.
Selain lansekap politik, sebulan sebelum brexit, Saya ketemu Cameron dan bertanya bagaimana referendum mengenai brexit. Pak kita menang besar ya kalau kalah menang tipis, tapi tetap menang. Tapi ketika referendum kalah, ternyata karena medsos memengaruhi.
AS, semua medsos katakan Hillary unggul atas Trump. Saya belum percaya karena info medsos, akhirnya juga berubah. Ini lah yang mestinya Unpad memiliki fakultas medsos, jurusannya meme. Kenapa tidak? Animasi, kenapa tidak? Ke depan itu nanti yang akan kita hadapi.
Sekarang boleh kita ketawa tapi nanti yang akan kita hadapi itu. Yang drive nanti gen Y milenial pengaruhi ekonomi politik interaksi sosial kita. OSI, mestinya sebagai agen terdepan perubahan, pembangunan, universitas harus antisipasi perubahan.
Teknologi berkembang cepat, lalin info jalan cepatnya, inovasi tsb xx juga perubahan fundamental. Xxxx hampir sekarang seluruh tanah air jadi xxx internet, ada xxxx pengguna inet di Indonesia. Masyarakat ikita sudah melek teknologi tapi harus diintervensi agar penggunaannya betul. Krn bukan dampak positif, tapi bisa juga dampak sangat negatif.
Perubahan fundamental akan terjadi di beberapa bidang ekonomi, politik, hukum, dan budaya, tatanan sosbud juga berubah dan perlu diintervensi. Xxxx Gen Y pegang posisi kunci. Generasi itu sudah tidak baca koran, sudah online, tidak mau liat TV, maunya netflix. Anak-anak muda kita nanti ke sana semua. Dengan Teknologi informasi, terjadi info yang overload yg membuat kita tak sempat memikirkan ini bener atau enggak bener.
Akibatnya apa? Di sosmed, masyarakat lebih emosional. Ada apa sedikit, langsung ditanggapi. Ini juga terjadi di negara lain. Mudah tertipu berita bohong, hoax. OSI, kami minta universitas sebagai penjaga paling depan bisa ikut pemerintah mengatasi hal itu.
Utk antisipasi itu, sudah dikeluarkan Perpres PPK. Semua orang ambil info dari negara mana sgt mudah sekali. Ini harus dibentengi anak-anak kita. Xxx baik berkaitan integritas,, kejujuran etos kerja antikorupsi toleransi persatuan ini memang sudah wajib kita utamakan sebelum keduluan xxx yang ada di sosmed.
Dunia maya mendominasi xx politik. Suasana pol cepat berubah karena teraduk info tadi. Sehingga sama prilaku politisi dan pejabat cepat berubah. Ini perlu disiapkan dan antisipasi. Jangan lupa tatanan hukum pontang panting akibat perubahan cepat. Regulasi belum siap, tiba-tiba ada praktik jenis baru ada model kontrak yang belum dikenal sebelumnbya, bentuk kejahatan yang tak ada dalam xxx kita punyai.
Praktik bisnis baru yang tidak baik banyak sekali karena perubahan medsos. Dan yang pasti banyak info baru yang memerlukan regulasi baru. Fakultas Hukum kita paksa utk mengejar antisipasi perubahan itu. Saya ucapkan selamat hari jadi ke-60 selamat berjuang mengikuti perubahan.