Transkripsi Pengantar Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pengoperasian Terminal LNG Pertamina Arun, di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam, 9 Maret 2015

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Maret 2015
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 15.640 Kali

admin-ajax.phpAssalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirohmanirohim

Yang saya hormati, seluruh menteri yang hadir
Yang saya hormati, gubernur beserta ibu
Yang saya hormati pimpinan Komisi VII yang hadir, Pak Satya, Pak Hari Pak Tamsil, seluruh ditektur BUMN serta bapak ibu semuanya dan tak lupa para ulama, para tokoh masyarakat Aceh serta seluruh warga Aceh khususnya di Lhokseumawe.

Tahun 1985, saya bekerja di tanah rencong ini di Lhokseumawe tepatnya di PT Kertas Krap Aceh dan  juga dulu di Aceh Tengah di Takengon, sekarang ada pemekaran jadi Kabupaten Bener Meriah. Kemudian istri saya hamil anak pertama di Aceh, sebetulnya saya tiap hari hanya wira-wiri di Lhokseumawe-Takengon terus ke Banada. Jadi Aceh bukan sesuatu yang baru buat saya dan bu jokowi

Yang pertama, tadi Pak Bupati Aceh Utara menyampaikan pada saya, “Pak ini bandara di Lhokseumawe sudah berpuluh tahun tidak diperpanjang runway-nya, mohon bisa diperpanjang.” Detik itu juga saya telepon ke Menteri Perhubungan dan tahun ini diperpanjang jadi 2400. Selain itu juga bandara yang lain di Rembele, di Bener Meriah, Aceh Tengah. Itu juga akan diperpanjang.

Kemudian hari ini juga kita akan meresmikan nanti waduk terbesar, yaitu di Krueng Kereuto akan menjadi waduk sangat besar yang nantinya bisa mengairi sawah yang beribu-ribu hektar. Selain di Lhokseumawe, juga di Rembele, kita juga akan perpanjang runway, ini kami sampaikan sekalian, di Bandara Sabang juga akan diperpanjang, Bandara Cut Nyak Dien, Cut Ali, kemudian Bandara Maimun Saleh, semuanya akan diperpanjang, nggak tau ini kok di Aceh semuanya.

Kemudian yang kedua mengenai aset PT Arun, yang karena gasnya sudah habis Oktober tahun yang lalu kemudian dialihkan supaya produktif menjadi tempat untuk regasifikasi, dan gasnya akan disalurkan untuk industri-industri yang ada di Aceh maupun di Sumut. Saya hanya titip ini karena Menteri BUMN tidak ada, ke Pak Menko saja agar terminal dan regasifikasi yang kita lakukan di sini betul-betul bermanfaat bagi masyarakat Aceh, bagi rakyat Aceh. Karena apapun ini adalah kawasan industri yang lama sekali akhir tahun 1970-an  sehingga harus betul-betul memberikan manfaat kepada masyarakat.

Caranya, aset tanahya ada 2000-an hektar mungkin plus Iskandar Muda jadi 3000, ini sebuah aset yang kalau industri-industri didorong untuk menuju ke sini dengan fasilitas enegri gas yang sudah siap, saya kira hampir semua industri itu mau. Karena gas itu lebih murah dibandingkan kalau kita pakai BBM atau batubara jelas lebih murah dan di sini siap. Kalau mau mendorong industri masuk sangat gampang, lahannya siap energinya siap, sudah kurang apa lagi. Mungkin kekurangan power plant langsung dibangun lebih efisien kalau pakai gas, semuany ada di Provinsi Aceh.

Saya juga ingin nantinya mendorong industri-industri yang berkaitan dengan perikanan, fisheries industry. Kemudian yang berkaitan dengan sumber-sumber bahan baku yang ada di Aceh agar bisa segera dibangun di provinsi NAD ini. Saya hanya ingin agar yang disampikan gubernur tadi, masalah pengangguran, kemiskinan itu betul bisa dikurangi, diselesaikan dan itu bisa dilakukan kalau industrinya berjalan. Tetapi di sisi hulunya pertanian, perkebunan, kehutanannya semua bisa berjalan dengan baik.

Saya juga ingin menyelesaikan masalah PT Kertas Kraf Aceh yang sudah berhenti mungkin lebih dari 15 thn, agar bisa hidup kembali dengan melibatkan supply bahan baku dari hutan-hutan yang dikelola oleh masyarakat karena sekarang ini yang namanya kayu untuk kertas tidak harus menunggu 15 tahun, 30 tahun atau 20 tahun. Kayu-kayu dengan kecepatan tumbuh yang cepat itu banyak sekali, bibitnya bisa diperoleh sepeti biasa, pinus yang cepat tumbuhnya dan lahan di Aceh saya kira masih sangat memungkinkan untuk tumbuh tanaman-tanaman itu.

Juga industri yang berkaitan dengan perkebunan di sini saya lihat juga ada kopi, pertanian ada kedelai yang juga bisa digerakkan, jagung yang tumbuh sangat baik. Memang ini harus dikerjakan secara terintegrasi antar Kementerian dengan provinsi dan pemerintah daerah, kalau tidak kita akan seperti ini terus. Memang harus ada keberanian untuk memutuskan dan keputusan politik sangat diperlukan sekali, apakah ini perlu?

Pada kesempatan yang baik ini, bahwa listrik, karena industri-industri ini takut sekali listrik naik. Saya sampaikan listik untuk industri tidak naik, jadi jangan ada yang menulis lagi ‘Listrik akan naik’. Baru ‘akan’ saja sudah ditulis, yang memutuskan saja belum mikir tapi sudah berani menulis akan naik. Ini berbahaya karena akan muncul sebuah persepsi industri tidak mau mengekspansi usahanya, melebarkan usahanya karena sudah ketakutan dengan kenaikan tarif listrik padahal kita berkakulasi saja belum, berhitung saja belum. Saya kira banyak hal positif yg bisa kita lalukan, tanpa harus membuat hal-hal yang belum saja, sudah diberitakam seperti itu. Sekali lagi saya sampaikan, tarif listrik pada industri tidak naik dan bahkan kemungkinan akan turun. Karena ada efisienai yang sudah kita push dalam empat bulan ini. Saya kemarin baru mendapatkan sekian triliun, tidak usah saya sebutkan, sekian triliun. Saya sampaikan agar itu dipakai untuk menurunkan tarif sehingga industri bisa berjalan, pengangguran bisa tertanggulangi dengan baik.

Kemudian juga gas yang ada di sini juga akan dipakai di Sumut: Belawan, Kuala Tanjung, dan Kawasan Sei Mangkei. Saya kira ini perlu didorong, artinya gas dari Aceh tidak hanya bisa bermanfaat bagi rakyat Aceh, tapi juga masyarakat di Sumut.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, semoga apa yang kita kerjakan hari ini bermanfaat bagi masyarakat.

Wassalamualikum Wr. Wb.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru