Trend Pertumbuhan Meningkat, Presiden Jokowi Terus Dorong Perbaikan Iklim Investasi dan Ekspor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi momentum pertumbuhan ekonomi yang trennya semakin meningkat. Dari 5,06% di triwulan ketiga 2017, tumbuh menjadi 5,19 di triwulan keempat 2017. Ia menginginkan, agar tren peningkatan pertumbuhan ekonomi ini terus berlanjut di 2018.
Apalagi saya melihat langkah ekspor kita, terutama di sektor komoditas dan batubara menunjukkan kinerjanya yang semakin meningkat. Begitu pula dengan konsumsi rumah tangga yang kita harapkan semakin membaik sejalan dengan berjalannya program Padat Karya Tunai di beberapa daerah, kata Presiden Jokowi dalam arahannya pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (12/2) siang.
Presiden juga mengingatkan, bahwa investasi dan ekspor adalah kunci untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi agar bisa tumbuh lebih tinggi. Oleh sebab itu, Presiden meminta agar pemerintah harus terus memperbaiki iklim kemudahan berusaha, berinvestasi dari pusat sampai provinsi, kabupaten, dan kota.Ini sudah lama di tunggu-tunggu oleh para pengusaha,ujarnya.
Menurut Presiden, Indonesia sedang adu kecepatan dengan negara lain yang juga melakukan langkah-langkah yang hampir sama. Jika bangsa ini terlambat, artinya akan ditinggal dan investasi akan beralih ke negara-negara yang menawarkan iklim yang lebih baik.
Padahal, lanjut Presiden, Indonesia membutuhkan tambahan lapangan pekerjaan baru untuk mengatasi pengangguran yang ada.
Selain investasi, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa ekpsor memiliki kontribusi 20,37 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). Menurut Presiden, ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi dengan langkah-langkah terobosan, mulai dari percepatan penyelesaian hambatan-hambatan yang dihadapi para eksportir dalam negeri, dan juga harus mulai melibatkan para pelaku usaha dan BUMN untuk menggarap pasar-pasar ekspor non-tradisional.
Untuk itu, menurut Presiden, dirinya telah memerintahkan di Kementerian Luar Negeri untuk pameran di negara-negara non-tradisional ini di mulai tahun depan.
Awal tahun depan sudah mulai dilakukan untuk terutama negara-negara yang berpenduduk besar, seperti Pakistan, Bangladesh, atau misalnya di Afrika yang penduduknya banyak dengan pertumbuhan ekonomi yang juga di sana tinggi, ujar Presiden seraya menambahkan, dirinya juga memerintahkan para Duta Besar, Konjen, Konsul, dan Atase Perdagangan untuk memperkuat diplomasi dan intelijen ekonomi agar mereka menjadi ujung tombak promosi, ruang investasi, dan juga jeli melihat peluang-peluang ekspor yang bisa dilakukan.
Sidang Kabinet Paripurna itu dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menperin Airlangga Hartarto, Mendag Enggartiasto Lukita, Menkominfo Rudiantara, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Menhan Ryamizrad Ryacudu. (FID/ES)