Undang 3 Gubernur, Presiden Jokowi Ajak Evaluasi Total Sistem Pengendalian Banjir dan Bencana Alam

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 486 Kali

Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri memimpin Ratas tentang Pencegahan dan Penanganan Dampak Banjir, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1) sore. (Foto: Ibrahim/Humas)

Usai mengunjungi Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mengundang 3 (tiga) Gubernur, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Gubernur Banten Wahidin Halim dan bupati/walikota yang terdampak banjir atau tanah longsor untuk menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) tentang Pencegahan dan Penanganan Dampak Banjir, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1) sore.

Dalam arahannya Presiden Jokowi mengajak para kepala daerah itu untuk mengevaluasi total sistem pengendalian banjir, pengendalian bencana alam, dari hulu sampai hilir sehingga betul-betul kita memiliki strategi besar jangka pendek, menengah, dan panjang.

“Yang saya tahu, sebetulnya masterplan ini juga sudah ada tetapi saya kira implementasi perlu lebih detail lagi, kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota,” kata Presiden.

Menurut Presiden, yang berkaitan dengan penghutanan kembali, rehabilitasi hutan, rehabilitasi lahan, reboisasi, tidak bisa tidak, harus segera dikerjakan. “Ini mumpung masih pas hujan, ini saya minta bibitnya segera disiapkan dari Kementerian Kehutanan sehingga bisa kita lakukan dalam bulan-bulan Januari dan Februari ini,” ujarnya.

Tidak hanya pohon-pohon keras, Presiden menyampaikan  pentingnya tanaman-tanaman pencegah longsor dan bisa menghambat terjadinya banjir bandang.

“Saya kira tanaman vetiver (akar wangi), ini nanti akan saya cari sebanyak-banyaknya, bibit dan benih, sehingga bisa kita lakukan penanaman di tempat-tempat terutama di Lebak dan di Kabupaten Bogor,” ucap Presiden seraya menambahkan, dirinya juga akan minta ke Kementerian Kehutanan agar sebanyak-banyaknya disiapkan di kabupaten-kabupaten untuk tanaman-tanaman kerasnya.

Presiden juga akan meminta agar Kementerian PUPR mempercepat pembangunan Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, yang progresnya saat ini kira-kira sudah 47 persen, tapi pembebasan tanah juga sudah 95 persen. “Ini tinggal sisanya itu segera diselesaikan,” ujarnya.

Sudah Baik

Sebelumnya dalam awal arahannya Presiden Jokowi mengatakan, setelah 3-4 hari melihat langsung penanganan banjir dan tanah longsor di lapangan, baik yang berada di Jawa Barat, Banten maupun DKI Jakarta, ia berkesimpulan sudah seharusnya sebagai sebuah organisasi besar bekerja bersama-sama, baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, dalam penanganan banjir, longsor, maupun bencana alam yang lainnya.

“Saya ingin menyampaikan, dalam jangka pendek saya melihat langsung di lapangan fokus penanganan tanggap darurat, proses evakuasi berjalan baik. Pemenuhan logistik kepada pengungsi saya juga cek di lapangan berjalan dengan baik,” kata Presiden.

Demikian juga dalam penanganan tanah longsor di Sukajaya, Bogor, sepanjang peninjauannya pada Selasa (7/1) lalu, menurut Presiden, juga berjalan dengan baik.

Diakui Presiden akses untuk menuju ke beberapa desa masih belum bisa diselesaikan. Untuk itu, Presiden meminta agar dalam  sehari-dua hari ini sudah akan bisa dikerjakan segera.

Terkait ketersediaan logistik, Presiden melihat juga di lapangan tercukupi. Kemudian juga pos-pos kesehatan juga dalam memberikan pelayanan kesehatan juga berjalan dengan baik.

“BPPT, TNI juga melakukan TMC (Teknik Modifikasi Cuaca), modifikasi cuaca dalam rangka menggeser curah hujan yang ada. Ada yang berhasil ada yang tidak. Saya kira ini juga baik,” tutur Presiden.

Setelah tanggap darurat selesai, Presiden Jokowi juga minta tahap untuk rekonstruksi, untuk rehabilitasi, terutama di Banten dan di Jawa Barat, segera dilakukan untuk rumah-rumah yang terkena longsor, maupun banjir.

“Saya kira jumlahnya sudah kemarin teridentifikasi dengan baik, mohon agar ini diverifikasi lagi sehingga setelah nanti hujan selesai, pelaksanaan di lapangannya sudah bisa dikerjakan oleh pemerintah pusat,” tutur Presiden.

Untuk di Kabupaten Bogor, Presiden meminta agar relokasi dari rumah-rumah yang terkena longsor bisa dilakukan. “Saya kira nanti saya akan lihat posisi tanah di PTPN (PT Perkebunan Nasional) kalau bisa tolong nanti Bu Bupati ditentukan, kira-kira jangan jauh-jauh dari lokasi yang ada, sehingga segera kita putuskan,” kata Presiden, seraya meminta Gubernur Jawa Barat agar nanti ini bisa dipastikan segera bisa kita selesaikan.

Untuk Banten, Presiden meminta Gubernur Banten dan juga Bupati Lebak agar segera mengambil keputusan tentang relokasi bagi warga yang terkena banjir bandang, terutama di beberapa tempat yang memang tidak bisa dilakukan pembangunan rumah kembali di tempat yang existing yang ada.

Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara, Seskab Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri LHK Siti Nurbaya, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Bupati Bogor Ade Yasin, dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. (TGH/HIM/ES)

 

 

Berita Terbaru