Universitas Soka, Jepang, Anugerahkan Doktor HC Untuk Presiden SBY

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Oktober 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 25.683 Kali
Presiden SBY didampingi Ibu Negara dan Rektor Universitas Soka, Jepang

Presiden SBY didampingi Ibu Negara dan Rektor Universitas Soka, Jepang

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kesekia kalinya kembali menerima gelar Doktor Honoris Causa. Kali ini, Universitas Soka, Jepang menganugerahkan gelar doctor HC kepada Presiden SBY dalam bidang pendidikan dan Kebudayaan. Penganugerahan gelar doctor HC ini dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/10).

Rektor Universitas Soka, Dr. Yoshihisa Baba yang dalam sambutannya menyampaikan, gelar doctor HC diberikan kepada Presiden SBY karena jasanya menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk perdamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)  dan Negara Asia Tenggara serta berperan penting untuk pemulihan keamanan, penyelesaian konflik dan ekonomi negara yang menjadikan Indonesia menjadi negara ekonomi besar terkemuka di Asia Tenggara.

“Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, maka dengan penuh segala hormat dan bangga, kami menganugerahkan gelar kehormatan dalam bidang “Pendidikan dan Kebudayaan” Universitas Soka kepada Bapak Presiden,” kata Dr. Yoshihisa.

Dr. Yoshihisa juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada SBY dan masyarakat Indonesia yang memberikan bantuan serta dorongan semangat kepada masyarakat Jepang pada saat gempa bumi melanda kawasan Laut Negara Timur, Jepang pada 3 tahun yang lalu.

“Kehadiran SBY di daerah bencana memberikan dorongan dan semangat yang luar biasa kepada para korban,” papar Yoshihisa.

Menurut Rektor Universitas Soka, Jepag itu, penganugerahan gelar Kehormatan Doktor HC ini direkomendasikan oleh Daisaku Ikeda pendiri Universitas Soka Jepang karena menghargai jasa-jasa dan prestasi yang telah SBY berikan kepada masyarakat terutama menghormati budi pekerti SBY.

Pilar kemajuan

Sementara Presiden SBY dalam sambutannya mengatakan, dari awal pemerintahanya, pendidikan telah menjadi prioritas utama. Ia menyebutkan, Indonesia memiliki salah satu sistem sekolah terbesar di dunia dengan lebih dari lima puluh juta penduduk siswa.

Preside SBY juga menyampaikan rasa bahagia karena selama pemerintahannya, pemerintah mampu mencapai kondisi secara konstitusional untuk mengamanahkan 20% dari APBN yang dialokasikan untuk pendidikan.

“Selama bertahun-tahun, Indonesia telah menerapkan sembilan tahun pendidikan wajib sejak 1989 sampai tingkat SMA. Pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk memerangi kemiskinan oleh karena itu pendidikan menjadi prioritas utama kami,” kata SBY.

Presiden SBY meyakini, dengan gelar universitas, anak-anak yang kurang beruntung dapat mengubah ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik.

Menurut SBY, pemerintah telah sangat aktif dalam mempromosikan sebuah program yang disebut “Bidik Misi” yang memberikan iuran gratis, ditambah uang saku untuk siswa dari keluarga miskin.

Sejauh ini, lanjut SBY, 190.000 siswa telah menikmati Program “Bidik Misi” ini dan pemerintah menyiapkan dana khusus untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia yang dapat mereka gunakan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan seperti yang mereka mau,” kata SBY.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, acara ini juga dihadiri oleh Wapres Boediono beserta Ibu Herawati Boediono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud M. Nuh serta para Menteri dari KIB II. (Humas Setkab/ES)

 

Berita Terbaru