Universitas Sorbonne, Paris, Tawarkan Pelatihan Bagi Pejabat Fungsional Penerjemah yang Dibina Setkab
Dalam rangka perbandingan pelaksanaan penerjemahan dan pembinaan penerjemah pada pemerintah asing dan lembaga internasional, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, Yuli Harsono bersama rombongan, telah melakukan pertemuan dengan Direktur Ecole Superieure dInterpretes et de Traducteurs (ESIT), di Universitas Sorbonne Paris 3, pada Selasa (14/11).
Ketika pertemuan tersebut, Direktur ESIT, Fayza El Qaseem, yang didampingi oleh Carmen Alegria dari Divisi Penerjemahan Tulis, dan Christine Victorin dari Divisi Penerjemahan Lisan, menawarkan penyelenggaraan pelatihan di Kampus Universitas Sorbonne Paris bagi Pejabat Fungsional Penerjemah.
“Pelatihan akan terdiri dari penerjemahan tulis dan penerjemahan lisan yang diberikan dengan menggunakan metodologi pemahaman arti dan bukan penerjemahan kata. Jangka waktu pelatihan akan ditentukan oleh tingkat kemahiran berbahasa Inggris dan Prancis para peserta,” ujar Fayza.
Lebih lanjut, Direktur ESIT menyampaikan bahwa pelatihan akan diberikan oleh pengajar sekaligus praktisi penerjemahan tulis dan lisan yang berpengalaman dari ESIT. Sebelum pelatihan, Direktur ESIT menawarkan untuk melakukan pelatihan singkat di Jakarta yang diakhiri dengan seleksi calon peserta pelatihan di Paris.
“Calon peserta pelatihan harus memenuhi syarat kemahiran berbahasa Inggris dan Prancis yang tinggi, selain bahasa ibu sebagai bahasa sumber,” ujar Direktur ESIT.
Tawaran yang diberikan, menurut Direktur ESIT, yakni 4 program S-2 diantaranya Penerjemahan Lisan Konferensi, Penerjemahan Tulis, Penerjemahan Bahasa Isyarat, dan Riset Penerjemahan. “Peserta pelatihan yang dinilai memiliki kemahiran berbahasa Inggris dan Prancis yang tinggi dapat mendaftar program S-2 tersebut,” kata pakar penerjemahan tulis bahasa Prancis dan Arab itu.
Pertemuan dengan Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis
Sebelumnya, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, Yuli Harsono, telah bertemu dengan Véronique Kaddouh, Kepala Departemen Penerjemahan Tulis, dan Yolla Abou-Haidar, Penerjemah Lisan Bahasa Arab dan Inggris, pada Direktorat Logistik, Penerjemahan Lisan dan Tulis, Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis.
Saat pertemuan tersebut, Véronique Kaddouh, menjelaskan bahwa unit tersebut memberikan layanan penerjemahan tulis bagi Presiden, Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan pejabat tinggi pemerintah Prancis lainnya.
Pelaksanaan penerjemahan tulis, menurut Kaddouh, menekankan beberapa aspek seperti perlunya tingkat kemahiran berbahasa yang tinggi, keharusan menjaga kerahasiaan, memelihara konsistensi terminologi, dan perlunya menggunakan teknologi terkini untuk membantu penerjemahan tulis.
Sementara itu, Yolla Abou-Haidar mengusulkan pembinaan penerjemah lisan dengan menggunakan metode pemagangan, yaitu proses pembelajaran langsung dengan didampingi penerjemah lisan yang lebih senior.
Untuk memastikan kualitas pekerjaannya, Abou-Haidar menekankan bahwa seorang penerjemah lisan harus lulus uji kemahiran dari Uni Eropa, memiliki pengalaman kerja, dan telah diverifikasi oleh pihak keamanan Prancis.
Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet didampingi Asisten Deputi Bidang Naskah dan Terjemahan beserta 6 pejabat yang menangani bidang penerjemahan dan pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah saat melaksanakan pertemuan dengan ESIT dan Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis serta Kedutaan Besar RI di Paris yang memberikan dukungan bagi kelancaran pelaksanaan pertemuan-pertemuan tersebut. (PENTI/EN)