Untuk Lokasi Tanah Longsor dan Banjir, Presiden: Perbaikan Bukan Hanya Fisik, Tetapi Juga Vegetatif

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Februari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 344 Kali

Presiden saat melakukan kegiatan peninjauan Kebun Bibit Desa, Senin (3/2), di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa di tempat-tempat yang terjadi bencana banjir dan utamanya tanah longsor pendekatan yang dilakukan sekarang bukan hanya pendekatan-pendekatan fisik saja, bukan hanya bangunan-bangunan fisik saja, tetapi juga berkaitan dengan vegetatif.

”Sehingga ekosistem yang ada itu tidak terganggu dan rusak karena memang kita perbaiki. Apa yang, misalnya saya berikan contoh di Sukajaya ini, apa yang kita siapkan sekarang ini,” ujar Presiden usai melakukan kegiatan peninjauan Kebun Bibit Desa, Senin (3/2), di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Tahapan pertama, menurut Presiden disiapkan dari sisi ekonomi misalnya jengkol, durian, sirsak, petai, sengon. Ia menambahkan selain itu juga ada yang fungsi-fungsi untuk perbaikan ekologi dan perbaikan ekosistem, yaitu vetiver, sereh wangi, karena akarnya bisa sampai 3 meter, 2 meter, 4 meter.

”Ini yang akan terus kita dekati dengan cara-cara itu. Sehingga kita harapkan dengan 2 pendekatan ini bencana yang berkaitan dengan banjir, longsor, bisa kita selesaikan,” tambah Presiden.

Untuk yang lebih luas, Presiden menyampaikan akan menyiapkan lagi dalam jumlah jutaan bibit-bibit seperti ini. “Jangan sampai kita hanya, sekali lagi hanya pendekatan fisik tetapi pendekatan yang vegetatif, ekologi, ekosistem itu kita lakukan juga, ya,” sambung Presiden.

Edukasi kepada warga, menurut Presiden yakni dengan memberikan pengetahuan pada masyarakat agar tanaman vetiver atau sereh wangi ini tidak dicabut meski tidak ada nilai ekonominya.

”Tetapi tolong yang dipakai untuk nilai ekonomi itu tadi, durian, sirsak, tadi ada jambu, ada jengkol, yang itu-itu. Saya kira nanti dari Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menanam sambil mengedukasi masyarakat karena yang tanam ini juga masyarakat, ya,” jelas Presiden.

Anggaran yang dibutuhkan untuk reboisasi, lanjut Presiden, kalau di seluruh Indonesia sekitar Rp1,9 triliun untuk 2020. Menurut Presiden semua telah dipetakan, misalnya tidak hanya yang terkena bencana tetapi yang airnya sudah, debit air sudah turun.

”Seperti Danau Toba, itu kan kita siapkan juga jutaan, kita hijaukan kembali. (Waduk, red) Gajah Mungkur yang sedimentasinya sudah turun masuk ke waduk juga sama. Sampai kapan pun kalau kita keruk hanya sedimen-sedimen, di atasnya, di hulunya tidak ditanami ya akan setiap hari kita hanya urusan-urusan kayak gini terus, berulang-ulang, ya,” papar Kepala Negara.

Untuk penambangan liar dan sisa-sisa penambangan baik liar maupun yang legal, Presiden minta untuk ditutup setelah itu baru direhabilitasi kembali dan saat ini baru dalam proses pemeriksaan.

Mengenai relokasi, Presiden minta kepada Gubernur dan Bupati untuk menentukan lokasi secepatnya. ”Kalau memang itu memakai lahan PTPN nanti itu bagian dari pemerintah pusat, akan langsung saya perintahkan kepada Menteri BUMN untuk segera diberikan, sudah. Secepat-cepatnya,” tutur Presiden.

Soal pembangunannya kembali, Presiden menyampaikan jika land clearing selesai akan segera digarap oleh Kementerian PUPR secepat-cepatnya. ”Kita siap, kita sudah siap, hanya tinggal penentuan lokasi di Pak Gubernur sama Bu Bupati, ya,” pungkas Presiden akhiri pernyataan kepada Pers.(FID/EN)

Berita Terbaru