Konsolidasi Nasional Kesiapan Pilkada Serentak 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Provinsi DKI Jakarta, 20 Agustus 2024

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Agustus 2024
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 1.296 Kali

Arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Konsolidasi Nasional Kesiapan Pilkada Serentak 2024, 20 Agustus 2024

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Syalom,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Ketua KPU Bapak Mochammad Afifuddin, beserta seluruh jajaran komisioner Komisi Pemilihan Umum [KPU] Republik Indonesia;
Yang saya hormati Pimpinan BPK, para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir; Pak Menko Polhukam, Pak Menteri Dalam Negeri, Panglima TNI, Kapolri;
Yang saya hormati Ketua Bawaslu Bapak Rahmat Bagja, Bapak Ketua DKPP Pak Heddy Lugito;
Yang saya hormati Ketua KPU Provinsi dan Ketua KIP (Komisi Independen Pemilihan) Aceh beserta seluruh jajaran yang hadir pada pagi hari ini;
Yang saya hormati Ketua Kabupaten dan Kota KPUD se-Indonesia, Ketua KIP Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh beserta jajaran;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

Pertama-tama saya menyampaikan penghargaan, sangat menghargai, sangat menghormati kerja keras KPU dari pusat sampai daerah yang telah sukses, berhasil menyelenggarakan seluruh tahapan pilpres dan pemilu legislatif di tahun 2024 secara aman, tertib, dan lancar.

Saya paham menyelenggarakan pemilu serentak itu sangat berat, pemilu terbesar sepanjang sejarah bangsa kita, ada pilpres, pemilihan DPR, pemilihan DPRD, pemilihan DPD, kemudian pemilihan DPRD provinsi, pemilihan DPRD kabupaten dan kota, dengan jumlah suara yang sah kemarin 164.227.475 suara yang ada di 822.699 TPS. Saya membayangkan saja betapa sangat banyak ternyata TPS di saat pemilu kemarin dan dilakukan secara bersamaan. Oleh sebab itu, sekali lagi, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Saya tahu capeknya belum hilang betul. Benar? Masih pegal-pegal mungkin, masih penat rasanya karena juga baru selesai di Mahkamah Konstitusi juga baru kemarin. Tapi dalam beberapa hari lagi sudah memasuki tahapan pilkada serentak di 508 kabupaten/kota, di 37 provinsi. Ini tugas berat yang kita emban bersama-sama.

Dengan tugas KPU yang sangat berat tersebut saya mohon maaf, saya mohon maaf, sejak 2014 tidak ada kenaikan tunjangan insentif. Saya baru tahu kemarin bahwa sejak 2014, sehingga kemarin langsung saya kejar-kejar, pokoknya saya besok enggak akan datang di rapat konsolidasi kalau belum saya tandatangani.

Alhamdulillah kemarin sudah saya tanda tangani. Saya tahu, saya tahu yang ditunggu kehadiran saya ini bukan Presiden Jokowi-nya, yang ditunggu yang itu, saya tahu, saya tahu. Setelah saya kemarin, waduh, waduh ini sejak 2014. Dan formula kenaikannya sederhana, hitung, hitung, hitung, kemudian ketemu dan kemarin diputuskan kenaikannya sebesar 50 persen.

Bapak-Ibu hadirin undangan yang saya hormati,
Pilkada sebentar lagi akan kita selenggarakan, tidak kalah rumit dibanding pemilu yang lalu. Ini pilkada serentak pertama kali, ini pilkada serentak pertama kali. Sekali lagi, dilaksanakan di 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi. Ada sebanyak 203 juta pemilih di daftar pemilih sementara atau tepatnya 203.920.554 pemilih.

Saya hanya ingin menekankan masalah-masalah di masa lalu jangan sampai terulang lagi, yang berkaitan dengan pendaftaran pemilih, data pemilih yang tidak akurat atau data terdaftar ganda, kemudian juga masalah distribusi logistik, penyimpanannya, kekurangan logistik, hati-hati betul masalah ini.

Kemudian masalah pelaksanaan pemungutan suara, yang berkaitan dengan kerusakan alat dan surat suara, gangguan keamanan, artinya keamanan dan kesehatan harus betul-betul kita perhatikan bersama-sama, sosialisasi ini sangat penting. Selain itu, juga masalah pada proses penghitungan suara, kesalahan penghitungan jumlah suara, baik akibat oleh kesalahan manusia maupun kesalahan sistem IT yang juga terjadi.

Juga penting untuk meningkatkan fungsi pengawasan proses pemilu dengan menempatkan pengawas independen yang netral, meningkatkan transparansi proses penghitungan suara dengan menggunakan teknologi yang reliabel, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mencegah kecurangan-kecurangan yang ada, dan menegakkan hukum bagi pihak yang melakukan praktik-praktik money politic.

Tugas ini pasti butuh kerja keras, butuh kerja sama, butuh sinergitas yang baik antara KPU, Bawaslu, dan DKPP, dengan berbagai elemen masyarakat. Saya percaya KPU memiliki bekal pengalaman, bekal pengetahuan yang lebih dari cukup. Namun demikian, kita tetap harus waspada, meningkatkan terus kapasitas teknis persiapan pilkada, menciptakan terobosan-terobosan agar pilkada semakin berkualitas, agar proses dan hasilnya memperoleh legitimasi yang kuat dari masyarakat.

KPU adalah pengawal utama kualitas demokrasi elektoral. Jadi tolong laksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, dengan penuh dedikasi, dengan seluruh kehormatan dan integritas.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru