Waktu Idul Adha Berbeda, Muhammadiyah Minta Hak Konstitusional Warga Dihargai
Pimpinan Pusat Muhammadiyah memastikan akan melaksanakan salat Idul Adha tahun ini pada Rabu (23/9) besok, atau sehari lebih dulu dari waktu yang Idul Adha yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama pada Kamis (24/9) lusa.
Ketua Umum PP. Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir mengatakan, hari ini Muhammadiyah sudah puasa Arafah, dan Rabu (23/9) besok sudah Solat Idul Adha, bersama sejumlah negara lain. Sedangkan pemerintah dan organisasi lain tanggal 24 September yang bersamaan dengan Arab Saudi.
Terkait perbedaan tersebut PP. Muhammadiyah mengingatkan sebagai hak konstitusional maka siapapun yang berbeda harus saling menghargai.
Selama titik temu (penentuan Idul Adha, red) itu belum dicapai, sebagai hak konstitusional, siapapun yang berbeda harus saling menghargai, kata Ketua Umum PP. Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., kepada wartawan seusai bersama pengurus PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah diterima Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/9) pagi.
Haedar menegaskan, Muhammadiyah terus berupaya mencari titik temu yang ke depan bisa satu dengan pemerintah dan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam yang lain. Muhammadiyah bahkan memiliki gagasan yang lebih jauh lagi, yaitu unifikasi kalender hijriah internasional, seperti halnya kalender Masehi yang sudah jadi patokan dan exact.
Tapi selama titik temu itu belum dicapai, sebagai hak konstitusional, siapapun yang berbeda harus saling menghargai, pesan Haedar.
Para pimpinan Muhammadiyah yang hadir dalam silaturahmi dengan Presiden Jokowi itu di antaranya Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Prof. Dr. Dadang Kahmad, Drs. H. Dahlan Rais, Dra. Hj. Siti Noordjanah Djohantini (Ketua Umum PP Aisyiyah), dan Dr. H. Abdul Muti, M.Ed. Sementara Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
(DND/RAH/ES)