Wamenlu: Pemerintah Lakukan Diplomasi Agresif Amankan Vaksin COVID-19
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Mahendra Siregar menyampaikan, di tengah meningkatnya tren pandemi di Tanah Air pemerintah terus bekerja keras dan melakukan diplomasi agresif untuk mengamankan pasokan vaksin bagi kebutuhan rakyat Indonesia. Meskipun upaya tersebut tidak mudah, mengingat pasokan vaksin di dunia masih terbatas sementara kebutuhan dari setiap negara sangat besar dan mendesak.
“Kita masih menghadapi tantangan berat pandemi COVID-19 dan untuk mengatasi pandemi ini, pemerintah akan terus bekerja keras termasuk dengan meningkatkan program vaksinasi nasional dan protokol kesehatan,” ujarnya dalam keterangan pers secara virtual, menyambut kedatangan 998.400 dosis vaksin AstraZeneca, pada Kamis (07/01/2021) sore, melalui Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Agar upaya ini dapat membuahkan hasil yang diharapkan, imbuh Wamenlu, diperlukan dukungan penuh dari seluruh semua pihak.
“Ke depannya, seluruh kementerian dan lembaga, dan seluruh instansi lainnya akan terus bersinergi dalam memastikan kelancaran pasokan vaksin, baik secara bilateral maupun multilateral demi tercapainya target program vaksinasi di Tanah Air,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Mahendra juga menyambut baik dan menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang telah mengirimkan 998.400 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca melalui skema kerja sama bilateral. Kedatangan kali ini merupakan batch pertama dari dua kali pengiriman yang direncanakan.
“Hari ini kita menyambut kedatangan vaksin sebagai dukungan dari Jepang dalam jumlah 998.400 dosis. Indonesia berterima kasih pada pemerintah dan masyarakat Jepang yang telah bersedia berbagi untuk melakukan dose-sharing dan mendukung secara konkret upaya penanganan pandemi di Indonesia,” ujarnya
Mahendra mengungkapkan, kerja sama ini merupakan hasil nyata dari komunikasi intensif antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitsu. Komunikasi tersebut dilakukan melalui sambungan telepon pada tanggal 10 Juni 2021 dan kemudian dilanjut pada saat keduanya menghadiri Pertemuan Para Menteri Luar Negeri G20 di Bari, Italia.
“Sebagai tindak lanjutnya, pada tanggal 29 Juni yang lalu, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta menandatangani Exchange of Notes yang menandai kerja sama vaksin sebagai upaya bersama menangani pandemi COVID-19,” ujarnya.
Kedatangan vaksin hari ini, imbuh Mahendra, dapat terlaksana atas jerih payah koordinasi dan kolaborasi Kemenlu, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kedutaaan Besar Jepang, serta berbagai pihak terkait lainnya
Lebih jauh Wamenlu mengungkapkan, Jepang merupakan mitra strategis Indonesia dan kerja sama di antara kedua negara terus berkembang, sekalipun di masa pandemi yang penuh tantangan ini. Di awal pandemi, kerja sama juga terlihat dari dukungan Pemerintah Jepang dalam repatriasi 69 WNI kru kapal pesiar Diamond Princess. Jepang juga telah menyalurkan berbagai bantuan penanganan COVID-19 melalui berbagai organisasi internasional, serta memberikan dukungan pengadaan obat Avigan dan mobil x-ray.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga dalam pesannya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi menyampaikan bahwa pengiriman vaksin ini merupakan bukti dari persahabatan yang erat antara Jepang dan Indonesia.
“Jepang dan Indonesia selama ini selalu saling membantu dan mempererat ikatan persahabatan ketika menghadapi kondisi yang sulit, seperti gempa bumi dahsyat di Jepang Timur tahun 2011, dan gempa bumi dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah,” ujar Kenji mengutip pesan PM Suga kepada Presiden Jokowi.
PM Suga juga menekankan bahwa Jepang berada bersama Indonesia dalam upaya penanganan pandemi ini. “Kami ingin bergandengan tangan dengan Indonesia yang merupakan mitra strategis Jepang untuk mengatasi COVID-19,” ujarnya seperti disampaikan oleh Dubes Jepang untuk Indonesia.
Turut hadir dalam keterangan pers secara virtual ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Penny K. Lukito. (SLN/UN)