Wang Jiarui: Hubungan RI-RRT Terbaik Di Era Presiden SBY

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 September 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 63.167 Kali

sby-rrtWakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Jiarui  menilai hubungan bilateral Tiongkok – Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencapai tingkat  yang terbaik dibanding era-era sebelumnya.

“Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam 10 tahun terakhir dalam membangun ekonomi, membangun stabilitas, dicatat oleh mereka sebagai prestasi yang sangat menonjol,” kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada wartawan di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/9).

Kedua tokoh ini, kata Teuku Faizasyah, mengharapkan apa yang telah dicapai tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.

Dalam pertemuan itu, Presiden SBY dan  Wakil Ketua MPR RRT Wang Jiarui membahas perkembangan laut Tiongkok Selatan (LTS) atau laut Cina Selatan. Wang Jiarui datang dengan didampingi Duta Besar RRT untuk Indonesia Xie Feng.

Tiongkok mengapresiasi peran Presiden SBY  dalam isu regional khususnya sebagai penengah dalam sengketa wilayah antara Tiongkok dan sejumlah negara Asia Tenggara itu.

Presiden SBY sendiri berharap preside terpilih Joko Widodo yang akan menggantikanya pada 20 Oktober mendatang bisa melanjutkan hubungan baik RI-RRT.

“Saya harap pemimpin baru nanti, Pak Joko Widodo juga bisa menjalani hubungan yg baik dgn Tiongkok,” kata Presiden SBY.

Mendampingi Presiden SBY saat menerima Wang Jiarui, antara lain Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman.

Presiden GGGI

Teuku Faizasyah  menambahkan bahwa Presiden SBY kemudian juga menerima telepon dari mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.

“Keduanya berbicara sebagai dua sahabat. Pada masa pemerintahannya Lee Myung-bak banyak berkontribusi dalam hubungan bilateral kedua negara. Pada saat terjadi krisis ekonomi Lee Myung-bak tidak melayoff pekerja-pekerja Indonesia di Korsel tapi tetap mempertahankan,” papar Faizasyah.

Teuku Faizasyah menilai hubungan Presiden SBY dan mantan Presiden Korsel Lee Myung-bak menjadi contoh yang baik kedekatan hubungan personal kedua tokoh yang memberi pengaruh positif pada hubungan bilateral.

“Presiden SBY kembali menyampaikan apresiasi kepada Lee Myung-bak yang telah menominasikan Presiden SBY sebagai presiden sekaligus ketua majelis Global Green Growth Institute (GGGI), salah satunya organisasi internasional yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan,” jelas Faizasyah mengenai pembicaraan SBY dan Lee Myung-bak.

(AOS/ES)

Berita Terbaru