Wapres: Perlancar Vaksinasi COVID-19, Perlu Simulasi dan Persiapan yang Baik

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 November 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 705 Kali

Wapres melakukan peninjauan simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11). (Foto: KIP Setwapres)

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa simulasi pelaksanaan vaksinasi merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari persiapan vaksinasi COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar proses vaksinasi COVID-19 kepada seluruh penduduk Indonesia dapat berjalan dengan lancar.

“Jadi ada beberapa persiapan yang harus disiapkan, supaya nanti vaksinasinya itu berjalan dengan baik. Termasuk menyiapkan data-data, nama-nama yang akan divaksin di seluruh Indonesia, kemudian juga tahapan-tahapannya, kemudian juga bagaimana nanti pendistribusian vaksinnya,” papar Wapres usai melakukan peninjauan simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11).

Lebih jauh, Wapres menjelaskan bahwa selain simulasi vaksinasi di berbagai daerah, pemerintah juga menyediakan pelatihan-pelatihan untuk semua petugas vaksin. “Bahkan juga sudah direncanakan bagaimana limbah vaksin yang banyak itu harus ditangani,” imbuhnya.

Adapun mengenai vaksin COVID-19 sendiri, Wapres memastikan bahwa vaksinnya sudah ada tetapi masih dalam proses uji klinis.

“Nanti vaksinnya itu sesudah melewati proses uji klinisnya sudah selesai, kemudian juga ada izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang sifatnya itu bahwa vaksin itu aman, punya khasiat, efektif (dan) kemanjurannya juga sudah dipertanggungjawabkan, dan nanti juga kebolehan dipakai itu juga kita harapkan segera keluar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ungkapnya.

Terkait kebolehan penggunaan vaksin dari MUI, menurut Wapres, itu bisa karena vaksin tersebut halal atau karena berdasarkan kedaruratan. “Yang terpenting, MUI sebagai lembaga otoritas akan memberikan fatwanya tentang masalah itu,” tegas Wapres.

Untuk itu, Wapres menegaskan kembali bahwa sertifikasi atau fatwa dari MUI akan keluar sebelum vaksin diedarkan.

“Sekarang sebenarnya sudah ada pemeriksaan awal, jadi tinggal nanti menunggu hasilnya. Vaksinnya sudah ada dan sedang diperiksa. Yang ada di Beijing itu sudah ada tim bersama dari BPOM juga dari MUI, sekarang nanti menjelang vaksinasi itu harus terlebih dahulu keluar,” ungkap Wapres.

Mengenai proses penyuntikan vaksinasi kepada seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 260 juta jiwa, Wapres mengatakan bahwa hal tersebut akan dilakukan secara bertahap yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan.

“Untuk tahapan-tahapannya itu yang akan divaksin itu, Pak Menteri Terawan yang akan menjelaskan secara teknis berapa jumlah yang akan divaksin, berapa yang menjadi tanggung jawab pemerintah yang dibagikan secara gratis, dan berapa yang mandiri. Ini ada angka-angkanya kira-kira berapa lama itu bisa terselesaikan dan bagaimana vaksinnya itu disiapkan untuk jumlah yang disiapkan itu,” kata Wapres.

Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah mempersiapkan segala hal terkait vaksinasi COVID-19.

“Kami menyiapkan semua termasuk simulasinya, kita harus lakukan simulasi, baik simulasi pada alur apa yang mau kita kerjakan, sehingga kita tahu kekurangannya apa saja, karena itulah pada siang ini, simulasi kita lakukan di berbagai tempat, dan salah satunya di Puskesmas Bekasi ini dan Bapak Wapres melihat (dan) memantau jalannya simulasi. Mudah-mudahan ini semua bisa menjadi cara kita supaya pelaksanaan vaksinasi berjalan dengan lancar,” ungkap Terawan.

Melalui simulasi vaksinasi ini, Wapres menyaksikan secara langsung bagaimana proses pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas Cikarang yang nanti juga akan diaplikasikan pada puskesmas-puskesmas lain. Proses vaksinasi sendiri dimulai dari pendaftaran dan pemanggilan peserta secara online, lalu screening (pemeriksaan) kesehatan dasar untuk memastikan peserta dapat divaksin, kemudian penyuntikan vaksin, dan diakhiri observasi selama 30 menit setelah vaksinasi. Apabila setelah observasi, peserta dinyatakan aman, maka peserta diizinkan pulang. Namun, apabila terdapat masalah maka peserta akan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebagai informasi, sehari sebelumnya, Rabu (18/11), Presiden Joko Widodo juga melakukan peninjauan simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan tempat penyelenggaraan simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal dan Puskesmas Cikarang, dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk dan tingginya risiko penularan COVID-19 di kedua wilayah tersebut.

Turut hadir mendampingi Wapres pada peninjauan ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja. (KIP SETWAPRES/UN)

Berita Terbaru