Waspadai Peningkatan Kasus COVID-19 di Sejumlah Negara, Menkes: Segerakan Vaksinasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Maret 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 938 Kali

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Ratas mengenai Evaluasi PPKM, Senin (14/03/2022), melalui video konferensi. (Foto: Humas Setkab/Agung)

Kasus COVID-19 di sejumlah negara seperti Hongkong, Korea Selatan, dan Inggris kembali mengalami peningkatan yang cukup tinggi karena ada subvarian Omicron BA.2. Peningkatan kasus di Hongkong juga berdampak pada peningkatan tingkat kematian yang tinggi terutama di kelompok masyarakat lanjut usia (lansia). Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong laju vaksinasi terutama bagi kelompok rentan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, Senin (14/03/2022), melalui video konferensi.

“Yang meninggal dan masuk rumah sakit di seluruh dunia, kita lihat di Hongkong yang di media juga banyak, itu adalah yang lansia dan vaksinasinya belum lengkap. Oleh karena itu, perlu sekali kita menyegerakan vaksinasi minimal lengkap atau minimal dua dosis, idealnya tiga dosis, ke para lansia kita untuk melindungi mereka,” ujar Menkes.

Budi mengungkapkan, vaksinasi lengkap untuk golongan lansia di Hongkong masih sangat rendah yaitu sekitar 26 persen. Ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia untuk menekan angka kematian akibat COVID-19, yaitu dengan terus mendorong vaksinasi terutama bagi kelompok lansia.

“Bagaimana caranya kita bisa mengurangi orang yang masuk rumah sakit dan yang orang yang meninggal adalah dengan memastikan percepatan vaksinasi khususnya untuk lansia, ayah-ibu kita, kakek-nenek kita yang usia di atas 60 tahun, karena sudah terbukti mereka adalah orang-orang atau segmen populasi yang sangat rawan untuk masuk ke rumah sakit dan meninggal. Kita harus membantu meyakinkan mereka agar bisa divaksin minimal dua dosis, idealnya malah tiga dosis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkes juga mengimbau masyarakat untuk tidak memilih-milih vaksin karena semua vaksin yang ada sudah teruji keamanan dan efikasinya.

“Kecepatan vaksinasi akan sangat menentukan perawatan di rumah sakit dan yang wafat. Oleh karena itu, tolong segera divaksinasi baik itu vaksinasi pertama, vaksinasi kedua, maupun vaksinasi ketiga tanpa memilih jenis vaksinnya karena semua vaksin yang ada efikasinya sudah lolos dari efikasi WHO,” ujarnya.

Dengan percepatan laju vaksinasi yang terus dilakukan, Menkes pun berharap kondisi pandemi di tanah air dapat terus membaik.

“Mudah-mudahan kalau kita bisa disiplin melakukan vaksinasi dosis kedua untuk masyarakat dan juga khususnya lansia mudah-mudahan nanti di bulan puasa kondisi kita menjadi lebih baik. Dan ini merupakan salah satu kondisi agar kita bisa mengkaji kembali apa yang akan kita putuskan nanti di masa Ramadan dan Idulfitri tahun ini,” ujarnya.

Terkait Subvarian Omicron BA.2, Menkes mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil genome sequencing subvarian ini juga sudah terdeteksi di Indonesia, namun tidak terlihat memicu terjadinya lonjakan kasus COVID-19. Tren kasus nasional, imbuh Budi, juga konsisten menurun di mana angka reproduksi efektif (Rt) sudah menurun di setiap pulau besar di Indonesia. Dua provinsi yang masih menunjukkan tren kasus meningkat yaitu Kalimantan Utara dan Nusa Tenggara Timur.

“Dalam dua bulan lebih kita sudah melakukan 8.032 genome sequencing. Di akhir-akhir memang porsi (subvarian Omicron) BA.2 ini sudah dominan juga di Indonesia. Alhamdulillah kita tidak melihat, dan mudah-mudahan tidak akan melihat, adanya kenaikan kembali dari jumlah kasus,” tandasnya. (MAY/UN)

Berita Terbaru