WNI Yang Ditahan Pemerintah Turki Kemungkinan Akan Dideportasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Maret 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 26.704 Kali
Menlu Retno Marsudi

Menlu Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengemukakan, ada kemungkinan 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan pemerintah Turki karena akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung denga gerakan Islam radikan, Islamic State on Iraqi and Syria (ISIS) akan dideportasi (dipulangkan secara paksa) ke tanah air.

“Memang dari pihak Turki salah satu kemungkinannya adalah deportasi. Ini kita sedang dalami lagi bagaimana nanti mekanismenya sebagainya, dan tentunya persiapan yang ada di sini,” kata Retno kepada wartawan di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/3) sore.

Semula ke-16 WNI itu diduga merupakan rombongan wisatawan asal Indonesia ke Turki yang memisahkan diri dari rombongan. Namun setelah dilakukan pendalaman, ternyata ke-16 WNI yang ditangkap otoritas Turki itu berbeda identitas dengan 16 WNI yang memisahkan diri dari rombongan tour ke Turki. Ke-16 WNI yang ditahan otoritas Turki itu, 11 di antaranya adalah anak-anak.

Menlu Retno Marsudi menjelaskan, ke-16 WNI yang ditahan otoritas Turki itu memiliki dokumen keimigrasian yang jelas. Namun demikian, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bisa apakah 16 orang tersebut akan bergabung dengan ISIS.

“Yang jelas memang mereka menyampaikan mereka ingin menyeberang ke Suriah. Tapi ke Suriah-nya itu dalam rangka untuk bergabung atau tidak, ini sampai sekarang kita belum mendapatkan konfirmasi,” terang Retno.

Saat ditanya apakah ada tujuan lain bergabung dengan ISIS jika ke-16 WNI itu bermaksud ke Suriah, Menlu Retno Marsudi mengatakan, ada kemungkinan untuk tujuan ekonomi, karena banyak juga WNI yang bekerja di Suriah.

“Saya belum bisa memberikan informasi bagaimana nanti pelaksanaan deportasi tersebut. Tim kita belum bertemu dengan 16 WNI, baru dengan otoritas,” ujar Retno.

Menlu membantah anggapan jika Tim yang dikirimkan oleh Kemlu kesulitan bertemu dengan ke-16 WNI yang ditahan otoritas Turki itu.

“Saya kira tidak ada kendala. Mereka baru datang, baru hari Senin mulai bekerja jadi mereka baru bangun. Diharapkan segera tapi tentunya semuanya tergantung dari kondisi di lapangannya bagaimana, nanti. Kalau sudah tentunya kita akan atur lagi,” papar Retno.

Saat ditanya kemungkinan masih adanya WNI yang menyeberang ke Suriah melalui Turki, Menlu mengemukakan, hal itu mungki saja terjadi. “Mungkin ada yang sudah menyeberang, tetapi pihak otoritas (Turki) belum dapat memastikan,” tegas Retno. (Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru