Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, di Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Provinsi DKI Jakarta, 29 November 2024

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 November 2024
Kategori: Sambutan
Dibaca: 123 Kali

Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, di Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Provinsi DKI Jakarta, 29 November 2024

Bismillahirrahmanirrahim. 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat malam,
Syalom,
Om Swastiastu
Namo Buddhaya,
Rahayu, rahayu.

Saudara-saudara yang saya hormati Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia [MPR RI] Saudara Ahmad Muzani, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia [DPD RI] Saudara Sultan Najamudin, Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Prof. Dr. Sunarto;
Para Menteri Koordinator, para Menteri, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, para Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang hadir yang saya hormati;
Gubernur Bank Indonesia Bapak Perry Warjiyo beserta seluruh jajaran Bank Indonesia yang saya hormati dan saya banggakan;
Para Gubernur dan Pejabat Gubernur provinsi yang hadir, yang saya hormati dan saya banggakan;
Para pelaku industri keuangan, pelaku ekonomi, serta tamu undangan yang hadir, yang saya hormati dan saya banggakan;
Juga para Duta Besar yang hadir, negara-negara sahabat;
Your Excellency Ambassador from friendly countries, I see our good brother from the United Arab Emirates. I just came from Abu Dhabi, thank you very much.

Saudara-saudara sekalian,
terima kasih atas undangan ini. Saya diundang walaupun secara mendadak, memang kita harus siap didadak setiap saat. Kehormatan besar saya diminta bicara di Rapat Tahunan Bank Indonesia. Dan saya sangat senang, sangat gembira dengan tema yang diangkat yaitu “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Nasional”. Saya kira ini sangat tepat.

Oh hadir juga Panglima TNI, minta maaf karena pakaian preman, kelihatan kayak bankir. Kapolri hadir enggak Kapolri? Kalau ada Panglima TNI dan Kapolri saya merasa aman.

Jadi saudara-saudara,
saya sangat senang dengan tema ini. Memang inilah kunci daripada kebangkitan suatu bangsa ya: sinergi, kolaborasi, kerja sama, persatuan, kerukunan. Ini adalah rumus keberhasilan suatu bangsa, ini adalah hasil dari sejarah. Hanya negara yang elitnya bisa rukun dan bersatu, yang elitnya bisa kerja sama, negara itu akan bangkit. Jadi saya kira kalau temanya seperti ini, tidak perlu saya banyak kasih pengarahan lagi, karena you are on the right track.

Kalau Gubernur BI, kalau para pengendali perbankan Indonesia memiliki semangat seperti ini, artinya semangat cinta tanah air. Karena, kalau ada kesadaran sinergi dan ada pemahaman bahwa stabilitas yang akan memungkinkan transformasi suatu bangsa, berarti kita berada dalam kondisi yang kuat. Karena apa? Karena memang bangsa kita, negara kita Indonesia memang diberi satu karunia. Saya ulangi, bukan satu, diberi karunia yang terus-menerus, yang luar biasa.

Saya baru saja pulang dari suatu lawatan cukup lama dan cukup intensif, 16 hari, kalau dipotong perjalanan bisa dikatakan total perjalanan mungkin 48 jam lebih. Dan saya hadir untuk pertama kali dalam KTT APEC menemui pelaku-pelaku ekonomi, pemimpin-pemimpin ekonomi Asia-Pasifik, tapi hadir juga banyak undangan dari tempat lain, hadir juga pelaku-pelaku ekonomi dari kawasan lain. Kemudian di G20, tapi hadir juga selain negara G20 begitu banyak negara-negara lain. Saya jumpa di situ juga pimpinan Bank Dunia dan pimpinan blok-blok ekonomi.

Hampir seluruh konsensus melihat bahwa memang Indonesia dalam posisi yang sungguh sangat menguntungkan. Dari segi sumber daya, kita memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk sebuah negara maju, hampir semua elemen: mineral, tanaman, kekayaan laut, yang dibutuhkan untuk Indonesia menjadi negara yang maju. Dan hampir sudah menjadi konsensus pakar-pakar ekonomi dan pakar-pakar geopolitik dunia, bahwa Indonesia memang menjelang 2045 akan menjadi negara yang maju. Bahkan disebut negara keempat, kelima, ketujuh dunia.

Kita paham kekayaan kita, kita paham, kita mengerti, tapi banyak di antara kita yang sesungguhnya tidak menyadari apa efek, apa impact daripada kepemilikan kita terhadap sumber-sumber daya tersebut, sumber-sumber daya dan mineral-mineral kritis yang dikatakan critical mineral yang dibutuhkan untuk negara industri teknologi tinggi.

Karena itu, pelaku-pelaku perbankan, terutama mereka-mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan umum, atas regulasi dari pihak pemerintah, dari pihak otoritas keuangan, memainkan peran yang sangat penting. Dan untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Bank Indonesia, jajaran Bank Indonesia, jajaran otoritas keuangan, dan semua pengambil keputusan, semua yang bertanggung jawab atas perumusan dan pengendalian ekonomi Indonesia, termasuk menteri-menteri dan menko-menko saya, termasuk tokoh-tokoh pemerintahan tidak hanya masa sekarang, tapi masa-masa yang lewat. Kita berada di posisi ini karena keberhasilan pendahulu-pendahulu kita.

Saudara-saudara sekalian,
setiap saya keliling, Indonesia disegani. Jadi saya memang menikmati, mungkin usaha, kerja keras pemerintah-pemerintah yang sebelumnya. Karena saya hadir di KTT tersebut kurang satu bulan berkuasa, kurang satu bulan menjabat, saya sudah dihormati. Bukan Prabowo yang dihormati, Indonesia yang dihormati. Dan, dalam forum ekonomi tersebut kenapa Indonesia dihormati? Indonesia dihormati karena ekonomi Indonesia dianggap berhasil dengan sangat cemerlang.

Jadi saudara-saudara, benar, ini serius. Saya itu merasa sampai, karena mereka begitu melihat ke Indonesia, negara-negara Amerika Latin, negara-negara Afrika, semua sekarang minta diundang ke Indonesia. Bulan Januari Presiden Angola minta ke Indonesia. Bulan Februari Presiden Kongo/Democratic Republic of Congo Felix Tshisekedi, temannya Pak Luhut minta ke sini. Pemimpin Tanzania dan yang saya sudah ketemu waktu di Brasil. Apa poin Saya? Poin saya adalah kita harus bersyukur bahwa pengendalian ekonomi kita harus diakui selama ini cukup prudent, cukup bijak, cukup tertib, dan cukup aman.

Saudara-saudara sekalian,
kita perlu bangga negara kita negara developing, negara yang sudah membangun. Jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, luas wilayah sangat luas dengan segala macam masalah, suku-suku yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda, masalah yang berbeda-beda, kita dapat membawa bangsa kita sampai ke sekarang. Inflasi yang sangat rendah, pertumbuhan di atas rata-rata dunia. Saya bangga kenapa? Tiap saya keliling, sejak saya Menteri Pertahanan, kita disegani kenapa? Negara sebesar kita, negara yang sedang membangun, kita terkenal tidak pernah default. Banyak negara yang seperti kita default-nya ada yang lima kali, sepuluh kali, ada yang tiga belas kali default. Negara yang termasuk industrinya maju, teknologinya maju, inflasinya pun di atas 60 persen.

Ketidakstabilan ekonomi di banyak negara-negara itu membuat situasi kita, situasi yang patut kita syukuri. Bukan untuk kita euforia, bukan untuk kita lengah, justru untuk kita semakin hati-hati. Indonesia berada dalam posisi yang perlu kita jaga bersama, karena kondisi geopolitik dunia sedang dalam keadaan yang cukup peka dan cukup bisa dikatakan penuh ketidakpastian. Tapi, kalau kita lihat perkembangan akhir-akhir ini memang ada peningkatan ketegangan di Ukraina, tetapi banyak pengamat, banyak pemikir menilai bahwa dengan pemilihan Presiden Amerika yang baru, kemungkinan bisa terjadi terobosan-terobosan yang positif. Di Timur Tengah pun dengan adanya gencatan senjata di Lebanon membawa ke arah yang lebih positif. Kita berharap akan ada terobosan-terobosan juga di Gaza.

Situasi penuh ketidakpastian ini mengharuskan kita untuk selalu waspada, selalu hati-hati. Tapi saya bersyukur bahwa suasana secara garis besar di Republik Indonesia ini cukup tenang dan cukup kondusif. Baru saja kita selesai Pilkada Kabupaten/Kota dan Provinsi di seluruh Indonesia, puluhan provinsi, ratusan kabupaten/kota. Syukur alhamdulillah berjalan dengan tenang, dengan damai. Untuk itu juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras. Dan ini menandakan terjadi suatu kematangan, terjadi suatu proses pendewasaan dalam bermasyarakat, bernegara, berpolitik. Bahwa pergantian politik, pergantian kepala daerah, itu menjadi hal yang biasa. Bahwa kita bisa ganti pemimpin dengan damai melalui kotak suara.

Walaupun mungkin kita belum puas, harus kita perbaiki, benar. Tetapi terjadi, menurut pendapat saya dan keyakinan saya, suatu proses pendewasaan. Yang menang biasa-biasa saja, jangan euforia, yang kalah biasa-biasa saja. Yang penting kalau menang bekerja untuk seluruhnya, kalau kalah mendukung yang menang untuk seluruhnya untuk seluruh rakyat Indonesia.

Saya kira itu pesan yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat keuangan, Anda memainkan peran yang penting, Anda mengelola uang rakyat Indonesia. Kita harus jaga uang rakyat, kita harus bijak, kita harus bertanggung jawab, karena ini adalah darah dan keringat rakyat Indonesia, darah dan keringat ratusan juta rakyat Indonesia yang bekerja sangat keras.

Dan, kita di ibu kota ini sekarang, di tempat yang baik ini sekarang, kita adalah penerima amanah, kita adalah penerima mandat semua. Kami di bidang politik adalah penerima mandat politik, Saudara-saudara di lembaga-lembaga keuangan adalah penerima mandat perekonomian. Saudara-saudara memegang kekayaan rakyat Indonesia, Saudara-saudara diberi kepercayaan/trust, credibility, itu adalah di pundak Saudara-saudara. Tugas dan tanggung jawab Saudara tidak ringan.

Saudara-saudara sekalian,
keuangan adalah bagian yang sangat vital daripada kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa. Saya ingat ada seorang pemimpin politik yang pernah mengatakan, “kalau Anda mau menghancurkan suatu negara, hancurkanlah pertama mata uangnya”. Jadi Saudara-saudara, Gubernur BI, Menteri Keuangan, Ketua OJK, semua pelaku keuangan, tugas dan tanggung jawab Saudara tidak ringan. Kalau pakai ilmu tentara, mungkin Saudara-saudara adalah jenderal-jenderal bintang empat. Kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia, Saudara berada di garis paling depan. Saya ingat itu dan itu memang kita waspadai.

Saudara-saudara sekalian,
fundamental kita kuat, sumber-sumber daya kita kuat, kekayaan kita kuat, kekayaan kita banyak. Masalahnya bagi bangsa yang kekayaannya banyak, elitnya suka lengah, itu dikatakan “the curse of a resource rich nation”. Ada curse, a resource rich nation sometimes cannot take care and protect their resources. Kemudian terjadi sikap complacent, sikap puas diri, sikap lengah. Dengan kelengahan, dengan ketidakwaspadaan, terjadi kebocoran-kebocoran yang tidak perlu terjadi.

Saudara-saudara sekalian,
saya kira secara garis besar itu yang ingin saya sampaikan. Tugas Gubernur BI, seluruh jajaran BI tidak ringan, tugas menteri-menteri di bidang ekonomi tidak ringan, tugas otoritas keuangan tidak ringan. Nasib rakyat ratusan juta ada di pundak Saudara-saudara, ada dalam kebijakan, ada dalam keputusan Saudara-saudara.

Karena itu, sekali lagi, saya terima kasih atas perjuangan Saudara. Kita bersyukur sekian puluh tahun dengan segala kekecewaan kita, dengan segala kekurangan, dengan segala harapan kita yang lebih, kita bersyukur kita berada di posisi ini, kita harus lebih tertib, harus lebih waspada. Akan kita atur, akan kita kurangi hal yang tidak benar, kita harus bertekad menciptakan pemerintah yang bersih, karena di mana-mana pemerintah bersih, clean government, clean governance, itu yang menjamin kemakmuran. Clean government, pemerintah bersih, pemerintah efisien yang bisa nanti terus menjaga dan mengelola kekayaan negara.

Saudara-saudara adalah benteng terdepan. Atas nama pemerintah Indonesia, saya ucapkan terima kasih kepada semua pelaku-pelaku keuangan. Jagalah kepercayaan rakyat, berbuatlah yang terbaik, berpikirlah yang terbaik untuk keselamatan dan kebaikan masa depan bangsa Indonesia.

Memang sengaja arahan-arahan saya tidak… saya sudah disiapkan pointer sekian persen ini, dan sekian persen itu, saya kira Saudara lebih mengerti hal-hal seperti itu. Saya menyampaikan garis besar, saya menyampaikan tonggak-tonggak, saya menyampaikan harapan rakyat, saya menyampaikan suasana dan situasi umum yang kita hadapi.

Saya percaya Saudara akan menjaga kepercayaan itu. Saya percaya di hatimu semua, di hati semua pelaku, di hati semua pengambil keputusan di hati tadi saya katakan panglima-panglima di bidang ekonomi, saya percaya dan yakin di dalam hatimu Merah Putih, di dalam hatimu cinta tanah air. Saya percaya itu. Mari kita bersama sinergi! Sinergi semua unsur di semua bidang dengan semua keahliannya. Kita harus bekerja sebagai satu kesatuan, bersama-sama kita akan berhasil. Saya yakin itu. Kita akan mencapai apa yang kita harapkan, apa yang kita cita-citakan. We can do it and we will do it.

Dan saya percaya Saudara-saudara, saya merasakan sekarang satu bulan saya memimpin kabinet, kabinet saya sekarang bekerja sebagai satu tim yang sangat luar biasa, yang sangat baik. Satu bulan, saya enggak tahu bulan-bulan yang akan datang. Tapi saya merasakan kompak, saya merasakan ini kayak tim sepak bola, semua bekerja. Sampai dikatakan bahwa dalam kabinet kita sekarang tidak ada hari merah, kita bekerja setiap saat yang dibutuhkan.

Saya kira itu dari saya. Selamat berjuang bangsa dan rakyat Indonesia. Percaya sama kalian, berbuat lah terbaik.

Selamat berjuang!
Merdeka!

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Om Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.

Sambutan Terbaru