Presiden: Pembukaan Industri di Batang, Jateng, Untuk Ciptakan Lapangan Kerja

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Juni 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.613 Kali

Presiden didampingi Gubernur Ganjar Pranowo saat Kunjungan Kerja ke Provinsi Jateng, Selasa (30/6). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pembukaan kawasan industri di Batang, Provinsi Jawa Tengah untuk membuka atau menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya.

”Saya perintahkan kepada Menteri, kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk industri-industri yang akan relokasi dari Tiongkok (China) ke Indonesia, baik itu dari Jepang, dari Korea, dari Taiwan, dari Amerika, atau dari negara manapun berikan pelayanan yang sebaik-baiknya,” tutur Presiden saat memberikan sambutan pada acara peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang, Provinsi Jateng, Selasa (30/6).

Jika mengurus izinnya sulit, Presiden sampaikan telah perintahkan langsung kepada Kepala BKPM urus dari A sampai Z untuk diselesaikan sehingga investor merasa dilayani.

Soal urusan pembebasan tanah, Presiden telah menanyakan kepada beberapa investor jika ada masalah akan di-back up agar segera selesai.

”Tadi saya bertanya kepada beberapa investor, sudah ada tanah misalnya di Serang, di Bekasi, “Enggak ada masalah?” “Enggak ada masalah?” “Oke, silakan dilanjutkan,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden sampaikan akan menyiapkan kurang lebih 4.000 hektare di sini dan untuk tahapan pertama akan disiapkan kurang lebih 450 hektare terlebih dahulu.

”Langsung, misalnya ada yang mau pindah tadi, LG mau pindah besok, sudah silakan langsung masuk. Sudah, enggak usah ngurus apa-apa, nanti yang ngurus semuanya dari Kepala BKPM, tentu saja dibantu nanti oleh Gubernur, oleh Bupati yang ada di sini,” imbuh Presiden.

Tujuan besarnya, menurut Presiden, adalah membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya kepada warga kita.

”Saya tidak mau lagi tadi ada potensi 119 perusahaan yang akan relokasi dari Tiongkok ke luar, jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia. Jangan kalah dengan negara-negara lain,” tuturnya.

Kalau negara lain memberikan harga tanah tertentu, Presiden minta agar Indonesia dapat memberikan harga kurang daripada yang ditawarkan negara tersebut.

Begitu pun halnya, Presiden sampaikan terkait pengurusan izin yang harus lebih cepat dan lebih baik sehingga Indonesia memiliki sebuah competitiveness yang baik.

”Kalau tidak, jangan sampai peristiwa tahun lalu terjadi lagi, ada relokasi dari Tiongkok 33 perusahaan kita satu pun enggak dapat,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Presiden mengaku senang karena hari ini sudah ada yang masuk 7, kemudian ada 17 yang memiliki komitmen besar, sehingga telah masuk ke 60 persen, hampir 100 persen.

Hal ini, menurut Presiden, terus disampaikan kepada para Menteri, kepada Kepala BKPM untuk terus dilayani dan dikejar, disampaikan fasilitas-fasilitas apa yang ingin diberikan, baik itu urusan lahan, izin, listrik, gas, dan yang lain-lain. Ia menambahkan bahwa ini yang akan memberikan sebuah daya saing dalam rangka mereka mau merelokasi ke Indonesia.

”Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja cepat yang kita lakukan karena sekarang ini bukan negara besar mengalahkan negara yang kecil tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat,” pungkas Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam agenda kali ini Seskab Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (HIM/EN)

Berita Terbaru