Sebut Sebagai Sahabat, Presiden Jokowi Ajak RRT Kerjasama Berantas Korupsi dan Minta Bebas Visa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Maret 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 25.700 Kali
Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping, di Beijing, Kamis (26/3)

Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping, di Beijing, Kamis (26/3)

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo meminta agar peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, hendaknya dijadikan tonggak baru dalam hubungan lebih kuat di masa yang akan datang.

“Tiongkok merupakan teman dekat Indonesia, Tiongkok merupakan sahabat Indonesia, dan Tingkok dan Indonesia merupakan mitra strategis yang komprehensif yang saling melengkapi satu dengan yang lain,” kata Presiden RI saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping seusai dilakukan pertemuan bilateral antar kedua Kepala Negara pada Kamis malam (26/3) di Balai Agung Rakyat (The Great Hall of People),  Beijing, Tiongkok.

Menyinggung isu keamanan dunia, Presiden RI menegaskan bahwa bersamaan dengan momentum 70 tahun berakhirnya perang dunia ke-2, Indonesia menyerukan penguatan tatanan dunia yang mengedepankam cara damai dalam penyelesaian masalah karena Indonesia dan Tiongkok telah belajar banyak dari akibat perang itu. “Sejarah mengajarkan bahwa perang tidak pernah menyelesaikan masalah,” ujarnya.

Presiden RI menambahkan bahwa dengan masih adanya penderitaan rakyat yang diakibatkan oleh penggunaan kekerasan perang dalam menyelesaikan permasalahan seperti di Iran, Suriah, dan Libya, Indonesia menyerukan semua pihak untuk menjalankan norma-norma sebagaimana tercantum dalam piagam PBB dalam hubungan antar negara.

Terkait isu ekonomi, menurut Presiden Jokowi, saat ini terdapat perubahan geopolitik dan geoekonomi abad ke-21 yang seharusnya mengakui peran penting kekuatan baru ekonomi dunia seperti Tiongkok, Indonesia, dan negara-negara lainnya.

Untuk itu Indonesia mendorong masyarakat Internasional untuk mendukung gagasan Asian Infrastructure Investment Bank yang diprakarsai oleh Tiongkok yang merupakan bagian penting dari tatanan aristektur keuangan internasional.

“Dalam kaitan ini, Indonesia siap memfasilitasi pembentukan kantor utama Asian Infrastructure Investment Bank di Indonesia sebagaimana yang telah saya sampaikan saat pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping pada bulan November yang lalu,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, dalam kontek bilateral, Presiden Jokowi mengungkapkan, Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk melakukan kerjasama pemberantasan korupsi, meningkatkan kesejahteraan, dan kualitas hidup masyarakat dan rakyat kedua negara.

Selain itu, Indonesia mengharapkan agar beberapa target dalam hubungan Indonesia-Tiongkok dapat tercapai dalam 3 (tiga) agenda ini. Yang pertama implementasi bilateral untuk currency swap agreement. Yang kedua target perdagangan 150 miliar dollar AS pada tahun 2020. Dan yang ketiga, jumlah kunjungan wisatawan kedua belah negara yang mencapai 10 juta pertahun.

“Dalam kaitan ini, saya telah meminta Pemerintah Tiongkok untuk memberikan fasilitas bebas visa bagi wisatawan Indonesia yang akan berkunjung ke Tiongkok sebagaimana Pemerintah Indonesia telah memberikan visa bebas untuk wisatawan Tiongkok yang akan bepergian ke Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi.

Menutup keterangan persnya, Presiden Jokowi menyampaikan undangan kepada Presiden Xi Jinping untuk hadir di 60 tahun Konferensi Asia Afrika serta para pebisnis Tiongkok untuk berpartisipasi dalam Asia Afrika Business Summit dan East Asia World Economic Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 21 April mendatang.

Hadir dalam konperensi pers itu Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menlu Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

(Humas Setkab/IS/ES)

Berita Terbaru