Dekati Timur Tengah, Presiden Jokowi: Tidak Akan Ada Ketergantungan Investasi Pada Negara Tertentu

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Oktober 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 12.734 Kali
Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Jamiyyah Persatuan Islam (Persis), di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10) malam

Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Jamiyyah Persatuan Islam (Persis), di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10) malam

Menjawab ada suara-suara bahwa investasi yang terbanyak sekarang dari Barat, Jepang, Korea Selatan atau dari Tiongkok, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa pemerintah sekarang ini baru untuk menyeimbangkan agar semua kepentingan-kepentingan yang ada terhadap Indonesia ini bisa dalam posisi keseimbangan.

“Yang benar adalah bahwa kita sekarang ini, dan sudah saya mulai tiga tahun yang lalu untuk berkunjung dan pendekatan-pendekatan beberapa kali ke negara-negara di Timur Tengah,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Jamiyyah Persatuan Islam (Persis), di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10) malam.

Presiden menyampaikan, tiga tahun yang lalu dirinya bertemu dengan Raja Salman, kemudian muter lagi bertemu dengan Syekh Tamin dari Qatar, bertemu lagi dengan Syekh Muhammad dari UEA (Uni Emirat Arab), dan juga beberapa negara yang lain di kawasan Timur Tengah. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan, bahwa  Indonesia ini memerlukan investasi, memerlukan aliran uang masuk.

“Kami sudah mengundang tiga tahun ini, yang baru datang baru Sri Baginda Raja Salman, dan investasi ninggali di Indonesia kurang lebih Rp 80 triliun. Angka yang sangat besar sekali buat kita,” ungkap Presiden seraya menambahkan, besok Syekh Tamin dari Qatar juga akan berkunjung ke Indonesia, dan Syekh Muhammad dari UEA akan berkunjung awal Desember mendatang.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menceritakan bagaimana sambutan para pemimpin negara-negara Timur Tengah itu dalam menyambut dirinya saat berkunjung ke negara-negara mereka. Raja Salman misalnya, menjemputnya di depan pesawat, demikian juga Syekh Tamin dari Qatar.

Sementara Syekh Muhamad dari UEA malah menjemput di depan pesawat, kemudian menyetir sendiri mobilnya untuk membawa Presiden Jokowi makan di sebuat restoran di Abu Dhabi, dan berbincang-bincang lebih dari 2 jam. “Setelah itu baru ditanya kebutuhanmu apa? Kan enak sekali. Saya cerita-cerita, ya oke, nanti insha Allah 2016 saya ke Indonesia, tetapi ternyata tidak bisa dan mundur pada tahun ini,” ungkap Presiden Jokowi.

Oleh sebab itu, Presiden meyakini, kalau ini bisa dilakukan maka keseimbangan di negara kita itu akan ada. Artinya, tidak akan ada ketergantungan pada negara-negara tertentu karena semua negara ada di Indonesia investasinya. Syukur-syukur beberapa negara, lanjut Presiden, beberapa negara datang ke sini, misalnya Raja Salman Rp80 triliun, besok Syekh Tamin keluar Rp500 triliun gitu.

“Saya kira ke depan keseimbangan yang akan kita arah seperti itu,” ujar Presiden Jokowi. Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ketua Umum Persis KH Aceng Zakaria, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (RY/ES)

Berita Terbaru