Dialog dengan Para Perwakilan Kelompok Nelayan Gresik di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, 20 April 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 April 2022
Kategori: Dialog
Dibaca: 1.030 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berarti resik pinten?

Nelayan
Kira-kira satu orang, Rp60-70 ribu, Rp50-60 ribu penghasilannya itu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Resik berarti bawa uang berapa?

Nelayan
Bersih, Rp60 ribu satu orang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tak kira telu ngatus tadi, saya agak seneng tadi.

Nelayan
Kalau ramai insyaallah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pertanyaan saya rata-rata, oh Rp60 ribu. Oke.

Ini sing nelayan pundi mawon toh? Panjenengan, panjenengan, panjenengan.

Nelayan
Ada tujuh orang, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mboten nelayan?

(audio kurang jelas)

Nelayan
Masih muda, Pak Presiden, 27-30 tahun. Ini yang menarik, anak mudah masih mau berprofesi nelayan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau ikannya masih ada pasti mau, kalau ikannya enggak ada pasti enggak mau.

Nelayan
Insyaallah ada, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nggih.

Presiden membagikan bantuan langsung tunai kepada nelayan-

Rp1,2 juta nggih.

Nelayan
Badhe matur kalih panjenengan keluhan-keluhan yang dialami.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Monggo, cepet mawon. Satu orang, dua orang. Itu saja.

Nelayan
Jadi permasalahan di sini, Pak, tadi sertifikasi lahan, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sertifikasi lahan, maksudnya?

Nelayan
Lebih seribu rumah nelayan yang di Desa Lumpur ini berdiri di atas tanah oloran, Bapak. Tempat tinggal, sertifikat berada di tanah oloran. Laut diuruk dijadikan tempat tinggal.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus?

Nelayan
Mau kita ikutkan PTSL, mboten saget.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Telponkan Menteri BPN (kepada ajudan).

Ini desa apa ini?

Nelayan
Desa Lumpur. Di tingkat nelayan, PTSL juga ada. Tapi kami tidak bisa memenuhi syaratnya karena kami tidak bisa memenuhi syarat riwayat tanahnya, Pak. Jadi untuk itu, Bapak, usulan ini saya menyampaikan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Artinya itu yang di pakai kan kayak reklamasi kan.

Nelayan
Nggih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tanah oloran, reklamasi, Jowo ne oloran.

Nelayan
Alhamdulillah Gresik masuk anu, Pak, mendorong Gresik lengkap dari Kementerian ATR/BPN.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang kirang opo, kok enggak bisa?

Menteri Sosial (Tri Rismaharini)
Sejarah tanahne sing gawe ku lurah, kepala desa, gawe sejarah tanahne oloran, iso kok itu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu bisa kok, Pak Bupati saja kalau begitu. Nanti kalau mentok di kementerian anu ke saya, ke istana, langsung.

Bupati Kabupaten Gresik (Fandi Akhmad Yani)
Siap, Bapak.

Nelayan
Matur sembah nuwun, Pak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yakin Pak Bupati, mpun.

Nelayan
Dari nelayan pencari ikan tangkap, tolong diperbaiki perairan di sini untuk kita mencari ikan agar bisa enak itu, Pak. Soalnya kapal-kapal yang di tengah litu labuhnya lama, di sini kan banyak kapal-kapal tongkang, kapal TNI.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh campur baur lah ya.

Nelayan
Jadikita jaringnya sering menjadi korban, untuk para jangkar. Kalau kita di alur, termasuk kita yang salah, aparat yang menindak kita. Saya minta tolong ditindak kembali, Pak. Terima kasih.

Nelayan
Saya, Pak, dari nelayan mohon maaf ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terakhir ini.

Nelayan
Ya, masalah untuk aktivitas nelayan di sini kalau airnya surut itu perahu enggak bisa…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berarti pengerukan?

Nelayan
Untuk pengerukan, tolong ini dipikirkan, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Semua di nelayan, pengerukan, problemnya di situ.

Bupati Kabupaten Gresik (Fandi Akhmad Yani)
Kita pakai APBD, Pak. Satu, undang-undang belum keluar kewenangan di daerah, semua aturan di perairan garis pantai itu kan sudah masuk ke provinsi. Tapi yang dulu sampun (audio tidak terdengar jelas) APBD, tapi kita enggak bisa ngeruk karena aturan itu.

Nelayan
Yang kedua masalah BBM di sini langka, Pak, ya untuk solar untuk nelayan. Karena apa, Pak, kalau nelayan sini beli di pom agak sulit.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Jadi misalnya dari seribu keluarga itu sebulan perlu berapa, didropnya per bulan, Pak. Gitu ya? Nanti sama Pak Treng kita kerja sama.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di desa apa ini? (Presiden sedang menelepon Menteri ATR/BPN)

Nelayan
Kelurahan Lumpur.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Selamat sore.

Menteri ATR/BPN (Sofyan Djalil)
Sore, Bapak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pak Menteri, ini saya dengan nelayan-nelayan di Desa Lumpur, Kabupaten Gresik, di Gresik, Kelurahan Lumpur, Kabupaten Gresik ini banyak sekali tanah yang dimiliki nelayan tidak bisa disertifikatkan karena mereka memakai tanah oloran. Tanah oloran itu kayak tanah itu lho sedimentasi, tanah reklamasi, tapi kelas nelayan, gitu. Ini enggak bisa disertifikat, padahal kan itu sudah lama.

Menteri ATR/BPN (Sofyan Djalil)
Iya Bapak, siap, Bapak. Tanah timbul barangkali, Bapak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya betul kayak tanah timbul gitu, enggih, kurang lebih itu enggih.

Menteri ATR/BPN (Sofyan Djalil)
Sebenarnya boleh, Bapak, nanti kami akan segera ….

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Boleh, dikirim tim Pak Menteri, nggih.

Menteri ATR/BPN (Sofyan Djalil)
Di desa apa Bapak tadi?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Desa Lumpur, Kabupaten Gresik, Kecamatan juga Gresik. Kabupaten Gresik, Kecamatan Gresik, Kelurahan Lumpur. Sudah, nggih kirim tim. Terima kasih. Assalamu’alaikum.

Menteri ATR/BPN (Sofyan Djalil)
Siap, Bapak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wassalamu’alaikum.

Tuh bisa gitu kok, kok enggak bisa apa.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Yang solar mungkin kerja sama sama KKP, Pak. Jadi kerja samanya per koperasi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wonten mboten koperasi ne?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Jadi misalnya seribu nelayan, Pak, berapa dihitung per bulannya, kita kasih kuota per jumlah seribu nelayan itu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berapa nelayan iki?

Nelayan
Seribu enam puluh satu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Seribu enam puluh satu Pak. Seribu enam puluh satu, seribu dua ratus sing bener pundi?

Jajaran Pemda
Seribu enam puluh satu dengan jumlah perahu 598.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, 1.061, dikasih kuota Menteri Erick.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Per bulannya berapa kuotanya?

Nelayan
Satu keberangkatan kurang lebih 6 liter. Satu keberangkatan itu mereka pulang pergi dan satu bulan itu paling relatif liburnya paling dua-tiga hari.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Per kuota, Pak.

Nelayan
Macam-macam, Pak, kalau pencari rebon kayak teman-teman berangkat sehari bisa 30 liter. Kan nyari rebonnya pakai tenaga mesin.

Bupati Kabupaten Gresik (Fandi Akhmad Yani)
Atau BUMD boleh bikin SPBU khusus nelayan di sini.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu saja diberi pakai …..

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Per kuota jadinya.

Bupati Kabupaten Gresik (Fandi Akhmad Yani)
Saking BUMD minta kuota ke Kementerian BUMN.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dibuatin apa, Pertamini?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir)
Iya, seperti gitulah Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pertamini nggih, tapi pemiliknya BUMD ajalah. Kuotanya dihitung Pak Erick ya. Tadi yang sertifikat mpun, nggih. Pak Bupati, nanti kalau belum sertifikat nanti saya tolong dilapori ya. Matur nuwun.

Dialog Terbaru