Dialog dengan Para Petani, 29 April 2021, di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 April 2021
Kategori: Dialog
Dibaca: 926 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Ibu Puan Maharani, tahu semuanya ya jabatannya apa sekarang? Ketua DPR, berarti tahu.

Yang saya hormati para Menteri yang hadir, Ibu Gubernur, Bapak Bupati, Kepala, Dirut Bulog, serta yang saya hormati para petani pemilik RMU (Rice Milling Unit) dan juga para buruh tani.

Pertama, saya betul-betul sangat berbahagia sekali, sangat senang sekali bisa bersilaturahmi pada hari ini di tengah-tengah sawah dalam situasi pandemi COVID-19. Saya senang juga ini semuanya mematuhi protokol kesehatan, semuanya pakai masker, tapi jangan hanya di depan saya lho ya, nanti pulang di rumah, di kampung, di desa semuanya tetap pakai masker, setuju? Ya, jaga jarak, cuci tangan, penting dalam masa pandemi COVID-19 ini.

Kemudian, kemarin memang saya mendengar langsung dari bawah ada keresahan masalah impor beras yang katanya menyebabkan harga gabah menjadi turun. Sudah saya putuskan sampai Juni tidak ada impor, sampai Juni enggak ada impor. Tetapi nanti kalau kita lihat lagi di lapangan, stok kita cukup, di Bulog ada berasnya cukup, sampai akhir tahun kita enggak ada impor, sudah.

Sekarang, saya mau banyak bertanya sekarang. Di sini satu hektare bisa keluar berapa ton? Ada yang bisa jawab?

Petani
Ya sementara ini dari produksi IPB yang ini, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Inpari IPB ya? Inpari IPB ini ya?

Petani
Iya, IPB 3S bisa mencapai 12 ton sampai 13 ton?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar?

Petani
Betul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Betul?

Petani
Betul. Tapi untuk sementara dari Ciherang, Cikopo mungkin 8-10 (ton).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya itu pun gede banget, 8 saja gede apalagi 12 (ton). Inpari IPB yang ini?

Petani
Ini, baru ini, Pak, IPB.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh.

Petani
Varietas baru dari IPB.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Baru tahun ini dicoba?

Petani
Iya, baru sekarang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, nanti saya menghubungi IPB. Inpari…

Petani
Bukan Inpari, IPB 3S.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, bukan Inpari? IPB 3S, IPB 3S. Oke, oke, IPB 3S. 3S itu apa ya? Enggak tahu, pokoknya IPB 3S.

Petani
Enggak tahu, pokoknya IPB gitu saja, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Lho IPB kan banyak varietasnya, yang menciptakan varietas banyak, IPB 3S oke sudah. Itu bisa sekali lagi 12 ton?

Petani
Iya, 12 ton.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar?

Petani
Itu kalau musim kemarau bisa lebih, bisa naik, ini musim hujan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau kemarau, lebih-lebih malah?

Petani
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, oke, terus kalau di Kabupaten Malang satu tahun bisa berapa kali masa panen?

Petani
Dua atau tiga kali, kita lihat dari pengairan, Pak. Karena di sini airnya agak kurang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di sini air melimpah, di Kanigoro?

Petani
Tapi nanti, Pak, kalau ke sananya, Pak, sudah enggak kuat, Pak. Jadi kita separuh ambil jagung, separuh kita padi, berarti mungkin jagungnya sekitar 30 persen.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi dua kali padi, satu kali jagung?

Petani
Iya, tapi yang kalo wilayah yang sini, Pak, bisa tiga kali. Yang ujung sana, Pak, yang belakang, itu harus jagung.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh beda-beda, oke.

Petani
Iya, mengatur airnya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus kalau saya tanya lagi, sudah memakai teknologi ndak ini? Baik dalam tanam maupun dalam panen? Kalau saya lihat tadi tanamnya pakai, panennya pakai, tapi ini kan hanya ditunjukkan ke saya. Saya tahu, iya kan? Enggak apa-apa, ini untuk mengenalkan juga kepada Bapak-bapak semuanya bahwa ada teknologi baru untuk tanam, untuk panen, untuk mengenalkan itu. Tapi belum pernah pakai?

Petani
Belum, Pak, sementara ini masih manual, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Manual, tanamnya juga manual?

Petani
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, sudah. Kemudian gimana urusan pupuk? Ada yang jawab yang lain, yang lain?

Petani
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mohon izin, Pak. Terima kasih telah hadir di desa kami, Presiden bersama rombongan.

Untuk masalah pupuk di wilayah Kabupaten Malang aman, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Aman itu artinya apa? Stoknya ada, tapi enggak bisa beli?

Petani
Stoknya ada, gini, Pak. Untuk pupuk aman, banyak di kios-kios juga aman semua, bahkan pupuk nonsubsidi juga aman. Tapi yang banyak dicari itu pupuk yang subsidi, Pak. Bisa menambah sedikit untuk subsidinya, Pak? Pupuknya, jatah pupuknya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, jatah pupuk subsidi.

Petani
Mungkin hanya itu, Pak.

Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi ada pemilik RMU, itu coba bisa cerita sedikit.

Petani
Mohon izin, Pak. Untuk RMU di sini sudah banyak, Pak, bahkan di desa sini ada 12.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mesin lama atau mesin baru?

Petani
Yang baru kemarin 2019, dapat bantuan dari kabupaten, RMU sama dryer, ya dryer, Pak. Terus kapasitas (RMU)-nya 1,5 ton per jam, terus dryer-nya 3 ton per 8 jam, itu hasilnya sudah maksimal delapan jam. Delapan jam karena skalanya masih kecil. Kalau bisa di kelompok kami dikasih yang vertikal itu, Pak, yang kapasitas 10 sampai 15 ton. Mungkin alhamdulillah kalau memang ada.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
RMU sama dryer itu buatan mana sih?

Petani
Buatan Kudus, Pak, yang kemarin itu bagus, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang dryer-nya atau yang RMU-nya?

Petani
RMU sama dryer-nya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari Kudus semua?

Petani
Enggih. PT Pura.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh Pura, kalau yang RMU sampai ke packaging enggak?

Petani
Sementara belum, Pak, packaging-nya masih manual. Untuk packaging manual, ya yang kurang packaging masih manual. Kalau RMU-nya sudah modern, Pak, bahkan satu orang bisa mengerjakan di satu RMU itu bisa, karena sudah naik sendiri ada elevator, ada separator.

Dari gabah diturunkan, naik ke elevator, pecah kulit, turun ke separator, turun ke polisher, polisher jadi beras, Pak. Bahkan beras di kami, di Malang mungkin gabahnya karena gabah bagus, kualitasnya premium yang banyak. Sehingga gabah pun di Malang sangat bagus, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Harga gabah sekarang berapa?

Petani
Sekarang di sini Rp4.500, Pak, bahkan kalau musim kemarau bisa Rp5.500 kering di sawah, kering panen.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang lain sama Rp4.500? Empat ribu lima ratus, betul? Oke, iya..bagus, harga itu bagus. Enggak, kembali ke RMU tadi yang kapasitas berapa ton, Pak?

Petani
1,5 ton per jam.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
1,5 ton per jam, ini harga berapa ya?

Petani
Harga dua ratus berapa gitu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dua ratus?

Petani
Dua ratus juta. Empat ratus juta sama dryer-nya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Empat ratus itu RMU plus Dryer, oke. Oh yang ini dari kabupaten apa iya tadi ya. Kalau dari kabupaten itu berarti anunya apa? Dihibahkan, gitu?

Petani
Enggih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, oke, oke, oke. Tempatnya di mana RMU-nya, Pak?

Petani
Di sebelah timur sini, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, ini jalan ya? Nanti saya ke situ sebentarlah. Bisa ya lihat? Saya mau lihat yang empat ratus juta.

Petani
Ke sini setengah kilo, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sepuluh kilo juga enggak apa-apa, satu kilo aja kok, kan dekat. Saya mau lihat. Saya, RMU yang lain, sudah lihat, yang dua miliar sudah lihat, yang gede sudah lihat, tapi yang ini belum lihat saya. Tapi memang tanpa packaging ya?

Petani
Tanpa, belum.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, oke, sudah. Kalau tambah packaging berapa, Pak, ya tahu? kalo yang empat ratusan tambah packaging itu berapa kira-kira?

Petani
Packaging, kami pernah tanya ke PT Pura itu ada yang harga Rp175 juta, itu yang agak kecil.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, sudah, yang paling kecil itu, iya, iya, oke. Oke, saya kira terima kasih sudah banyak informasi yang saya terima. Ada yang ingin menyampaikan? Yang lain mungkin? Silakan yang belakang enggak apa-apa kok, buruh tani.

Abdul Kodir (Petani)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perkenalkan nama saya Abdul Kodir dari Desa Kanigiro. Untuk mempersingkat waktu mohon maaf ini, Pak, ya. Jadi kita tidak minta sepeda gunung, Pak, tidak minta sepeda gunung, tapi kami di sini tadi, yang uji coba apa itu namanya, Pak? Mohon maaf ya, Pak, itu namanya, saya pengin sekali.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
(Mesin) Combine.

Abdul Kodir (Petani)
(Mesin) Combine ya, barangkali setelah Bapak pergi, alat-alat ini ditinggal di sini gitu lho, Pak. Mohon maaf ini, Pak, ya. Pengin sekali, Pak, teman-teman petani, saudara petani..

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu bukan milik saya, itu, miliknya Pak Menteri Pertanian, oke, apa lagi?

Abdul Kodir (Petani)
Terima kasih, cukup.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu saja?

Abdul Kodir (Petani)
Iya, Pak, yang pengin itu aja.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang lain enggak?

Abdul Kodir (Petani)
Yang lain mungkin teman yang lain, Pak, mohon maaf, Pak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, saya enggak ngerti ini miliknya siapa, pokoknya kita beri satu, ini ya.

Yang traktornya, ndak? Traktornya ada gitu kok, ini tratornya siapa yang dipakai tadi? Sini juga? Sini? Cukup? Ada berapa di sini? Punya berapa? Empat? Empat sudah banyak dong, kurang? Oke, saya tambah dua ya, tambah dua. Sudah saya kira, nanti tanya lagi, tambah lagi nanti.

Sekali saja, apanya? Tanya? Tanya ya, bukan minta loh ya, tanya.

Petani
Bismillahirahmanirahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pak Jokowi, Bu Khofifah, serta Bu Ketua DPR Mbak Puan. Terima kasih semuanya sudah hadir.

Pak Jokowi, kami di sini pemuda petani. Baru pertama kali ini, kami pemuda tani desa, oleh desa itu mendapat amanah untuk bekerja sama dengan Tim IPB (Institut Pertanian Bogor). Alhamdulillah, hasilnya memang meningkat, Pak Jokowi. Yang kemarin itu biasanya IPB 3S belum pernah varietas ini masuk di sini, belum pernah, cuma sekali. Dan IPB dengan sembilan pemuda desa itu sudah menjalin project baru empat bulan ini, Pak, empat bulan, baru sekali ini dan itu hasilnya yang paling bagus itu memang varietas IPB 3S. Itu memang betul apa yang dikatakan Pak Sugiono tadi, bisa keluar 12 ton per hektare memang benar.

Terus yang kedua kalinya mungkin, Pak. Kami kan di sini, kami ini kan pemuda. Oleh desa disuruh IPB itu hanya memberikan teknologinya, maksudnya ilmunya saja, Pak, sedangkan kami ini kan terkendala di.. seperti Pak Bisri kan mempunyai penggilingan, kan untuk mengantarkan ke sana butuh kendaraan, sedangkan kami kan masih belum, masih kemarin dideklarasikan oleh atasan sini, masih kemarin. Kalau bisa kami diberi truk terbuka, Pak, truk terbuka, truk terbuka maksudnya, seperti L300 kah itu?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, L300.

Petani
Dan anu, Pak, dan timbangan digital untuk menimbang gabah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Truknya bukan yang kecil saja?

Petani
Iya yang kecil, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang kecil kan, bukan yang… oke. Pick up kecil kan.

Petani
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke.

Petani
Mungkin itu, terima kasih, Pak Jokowi. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya sudah saya kirim dari saya nanti itu, sudah. Sudah jangan ada yang tanya lagi, tadi anunya tanya, larinya ke truk. Mungkin Ibu Puan ingin menyampaikan atau ada yang ingin ditanya ke Bu Puan?

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Puan Maharani)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Presiden Pak Jokowi, para Menteri, Bu Gubernur, Bapak-Ibu sekalian.

Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa bersama-sama dengan Pak Presiden datang ke sini untuk melihat bagaimana kondisi panen yang ada di desa ini. Tadi sudah dinyatakan tanya jawab, bahkan pertanyaan menjadi permintaan. Tugas saya di sini ini sebagai DPR itu, untuk bisa melihat dan mengawasi apa yang sudah dilakukan pemerintah.

Lima tahun yang lalu, saya kebetulan ikut Pak Jokowi sebagai salah satu menterinya, jadi Menko. Alhamdulillah, bagus kan? Apik kan? Semuanya kan? Walaupun masih ada kurang-kurang ya biasalah, Indonesia besar.

Sekarang saya yang punya amanah menjadi ketua DPR, ya tugasnya adalah untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan pemerintah, khususnya Presiden itu lebih baik daripada yang sebelumnya. Ini alhamdulillah rezeki bulan Ramadan, pertanyaan menjadi permintaan ternyata dipenuhi semua sama Presiden. Saya juga tentu saja ya, tapi alhamdulillah Pak, enggak ada yang minta sama saya, Pak, padahal saya sudah siap-siap.

Dan ke depannya tentu saja ini tadi saya bicara sama Presiden muter-muter di situ panas-panas sampai Bu Gubernur “Mbak kok enggak pakai topi?” Enggaklah, Presidennya enggak pakai topi, ya saya juga enggak pakai topi. Enggak takut hitam, katanya. Enggak takut hitam karena mau ketemu Bapak-bapak semua sama Ibu-ibu di sana.

Nah, jadi pastinya ini bukan pertemuan kita yang pertama ya, Pak, ya, insyaallah nanti Bapak Presiden juga mau lihat RMU, tadi saya pas disampaikan RMU-RMU saya elevator apa, jadi gabah kering, gitu sudah, tadinya sudah mau bilang ayo Pak kita lihat, Pak, supaya nantinya DPR juga bisa bantu, ya apa sih sebenarnya yang diperlukan oleh petani. Jadi, ini merupakan kunjungan kerja Presiden dengan Ketua DPR untuk sinergi bagaimana rakyat itu bisa lebih sejahtera daripada sebelumnya.

Mungkin itu saja. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Puan, terima kasih.

Saya rasa jelas semuanya pertemuan pada siang hari ini, kalau enggak ada tambahan saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dialog Terbaru